News in Picture

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Wednesday, November 12, 2014

Sang Badak Andalan Pindad

Setelah melewati masa pengembangan yang panjang, Pindad akhirnya melansir panser kanon yang kemudian dinamai Badak (Rhinoceros) oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam pameran Indo Defense 2014. Dikatakan panjang, karena niatan Pindad untuk membuat panser kanon sesungguhnya sudah dimulai sejak 2009, dengan purwarupa pertama selesai pada 2011 dan dipaparkan oleh Pindad dalam sarasehan mengenai panser kanon bersama Pussenkav. Ketika itu, purwarupa pertama masih menggunakan kubah milik tank Alvis Scorpion dengan meriam 90mm Low Pressure Cockerill Mk III. Penulis sendiri sempat ngoprek purwarupa pertama ini, termasuk mencoba duduk di dalam kursi komandan dan juru tembak.

(all photo by PINDAD)

Tahun demi tahun berlalu, dan Pindad melanjutkan ke purwarupa kedua, diberi nama Bee. Masih menggunakan kubah Alvis, Bee dimodifikasi pada sistem otomotif terutama suspensi, dengan penjarangan roda ketiga dari roda pertama dan kedua untuk memperbaiki titik beratnya. Sementara itu, TNI AD malah merealisasikan pembelian ranpur Doosan Tarantula, dengan sistem senjata utama kanon 90mm Mk III dalam kubah CSE90LP, Dengan spek setara panser kanon buatan Pindad, sepertinya produk dalam negeri kalah skor 1-0 dalam pertempuran panjang merebut kemandirian bangsa dalam bidang alutsista. Pindad hanya kebagian transfer of technology berupa integrasi kubah ke dalam hull Tarantula.

Pada tahun  2014, akhirnya Pindad comeback dengan meluncurkan panser kanon dalam speknya yang definitif. Dengan merubah beberapa tampilan dari purwarupanya yang terakhir, Pindad membuat beberapa kemajuan. Pertama, Pindad akhirnya memperoleh kepastian pasokan baja armor grade dari pabrik baja dalam negeri Posco-Krakatau Steel melalui MoU yang ditandatangani pelaksana tugas Dirut PT Pindad dan Dirut Posco-Krakatau Steel pada pembukaan Indo Defense 201. Baja kualitas militer ini menjadi krusial karena Pindad berulangkali masih harus mengimpor baja dari luar negeri dalam proses yang tidak ekonomis karena harus membayar pajak bea masuk atas lembaran baja tersebut, belum lagi ditilik dari segi kemandirian pembuatan alutsista. Yang kedua, Pindad juga dijanjikan akan melakukan perakitan sistem kubah CSE90LP, sehingga nama kubah ini kelak menjadi CSE90LP- P untuk Pindad. Yang masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi Pindad dan Kementrian Pertahanan adalah membangun industri mesin yang aplikatif untuk kendaraan besar termasuk kendaraan militer, karena Indonesia sama sekali tidak memiliki dan bahkan masih sangat tergantung dengan impor. Begitu pula dengan industri sistem optik dan kendali penembakan untuk kendaraan darat.

Walaupun dari segi kemampuan kanon 90mm Low Pressure sudah termasuk ketinggalan jaman, tetapi pemakainya masih banyak, seperti tank Scorpion dan panser V150 kanon milik TNI AD, ataupun Sibmas dan Scorpion milik AD Diraja Malaysia, dan jangan lupa V300 milik AD Filipina. Dengan anggaran militer pas-pasan dari negara penggunanya, diperkirakan masih akan ada pasar untuk sistem senjata ini setidaknya 15-20 tahun kedepan.

Kanon 90mm Low Pressure Cockerill MkIII memiliki varian munisi yang cukup banyak, mulai dari HE, HEAT, dan bahkan APFSDS dengan rating penetrasi 100mm RHA pada kemiringan 60o pada jarak 1.000m, jadi jangan mengharapkannya atau bermimpi menjebol Main Battle Tank. Untuk operasi anti gerilya menghadapi insurjen yang lari di balik rerimbunan pohon, bolehlah. Akurasinya juga oke punya, pengujian internal Kavaleri atas sistem senjata serupa di atas Tarantula mampu menghasilkan bullseye, berkat akurasi sistem laser rangefinder dalam memberikan pembacaan jarak. Pindad sendiri telah mampu membuat sebagian munisi 90mm ini, jadi kesempatan dan peluang pasar untuk Pindad sebagai centre of excellence dari sistem senjata 90mm MkIII tersebut masih terbuka lebar.

Nah, kembali ke soal hull, Pindad meracik Badak sedikit berbeda dengan dua purwarupa pendahulunya. Bentuk glacis di sisi atas terlihat sangat melandai, untuk memberikan kemampuan menahan impak peluru dengan lebih baik, bahkan memaksanya memantul. Pindad memberi jaminan bahwa Badak dengan kulitnya yang keras memenuhi standar NATO STANAG 4569 Level III, atau mampu menahan impak peluru 7,62x51mm AP (Armor Piercing) standar NATO dari jarak 30 meter. Seperti kebiasaan Pindad yang sebelumnya mendandani Anoa dengan lapisan applique tambahan, Badak juga bisa ditingkatkan perlindungannya, setidaknya mampu menahan impak peluru 14,5mm. Bentuk glacis atas yang melandai ini juga membantu memberikan sudut tunduk laras yang lebih besar, sehingga apabila Badak ada di atas perbukitan, meriam masih mampu menyasar sasaran dibawahnya.

Bentuk glacis yang melandai ekstrim ini juga membawa pengaruh pada posisi duduk pengemudi yang ditempatkan di sebelah kanan depan. Tidak menggunakan tutup palka biasa, pada Badak palka pengemudi dibuat tidak flush alias sedikit menonjol dari pelat atas kendaraan, untuk memberikan ruang pandang yang memadai. Tersedia tiga periskop panoramik untuk pengemudi, sesuatu yang cukup ‘wah’ untuk ranpur semacam ini yang biasanya hanya dilengkapi satu periskop prisma. Tersedia kamera di sisi belakang yang terhubung ke display untuk pengemudi, membantu saat memundurkan kendaraan.

Di sebelah kiri pengemudi terdapat mesin Diesel inline 6 silinder yang dilengkapi turbocharger, mampu menyemburkan daya sampai dengan 320hp. Dengan bobot kendaraan hanya pada kisaran 11 ton, power to weight rationya mencapai 29hp/ ton, tidak heran Badak bisa dipacu dengan sangat kencang sampai kecepatan 90km/ jam di jalanan aspal mulus dan rata. Di tengah kendaraan terpasang kubah CSE90LP, dimana (dari atas) komandan duduk di sebelah kiri, dan juru tembak duduk di sebelah kanan. Komandan memiliki lima periskop prisma dan satu periskop besar hadap depan, sementara juru tembak memiliki empat periskop dan satu periskop bidik besar yang bisa dilengkapi dengan beragam sistem mulai dari kamera pandang malam, kamera termal, sampai dengan kamera infra merah. Meriam berulir 90mm ditemani oleh senapan mesin koaksial 7,62x51mm NATO di sebelah kiri untuk menyapu habis ancaman pasukan infantri. Untuk fungsi anti infantri/ helikopter, disediakan pintle mount pada sisi komandan untuk memasang senapan mesin sedang seperti FN MAG, MG3, atau bila diperlukan, opsi dudukan senapan mesin berat seperti CIS 50MG.


Potensi sang Badak

Sebagai ranpur kelas 10 ton, Pindad sudah dapat diacungi jempol mengingat hasil kerja keras mereka akhirnya terwujud dalam kendaraan produksi final. Melihat kemampuannya, Badak boleh dikatakan setara atau bahkan melebihi kemampuan 22 unit Tarantula yang kadung dibeli oleh TNI AD, menandakan bahwa untuk kelas kendaraan panser kanon, Indonesia sebagian besar sudah mampu mandiri dan tidak tergantung dari Negara luar lagi. Yang patut disayangkan adalah sistem senjata yang dipilih. CMI sebagai pemasok memiliki banyak varian kubah dan meriam, dan boleh dikatakan CSE90LP kelasnya ada di bawah Badak. Meriam 90mm Low Pressure sewajarnya merupakan senjata bagi ranpur kelas 4x4 seperti V150 (versi modernnya saat ini dikenal sebagai Textron COMMANDO Select), bukan 6x6. Pindad harus berani melirik meriam 90mm medium pressure seperti yang terpasang pada kubah CMI CT-CV 90MP/ LCTS 90MP. Meriam yang merupakan turunan dari Cockerill Mk8 KEnerga ini mampu menggasak tank sekelas T-72 (generasi awal) dan M60. Apalagi CMI sudah menyebut bahwa LCTS 90MP mampu digotong oleh ranpur kelas 10 ton, dan sudah dibuktikan pada SIBMAS 6x6. TNI sebagai user juga sudah harus membuka mata dan melakukan update atas pengetahuan yang mereka miliki, jangan melulu terpaku pada kanon 90mm low pressure yang sudah usang dan kalah dari kanon tembak cepat 25/30/40mm. Ayo Pindad, tunggu apa lagi? (ARY)

PINDAD BADAK 6x6
Dimensi (pxlxt)            : 6x2,5x2,9m
Wheelbase                  : 1,5m
Bobot                          : 11 ton
Power to weight ratio    : 22,85-29hp/ ton
Ground clearance         : 400mm
Max speed                  : 90km/ jam
Sudut tanjakan            : 60o
Sudut kemiringan         : 30o
Arung air                     : 1m
Halangan parit             : max. 0,75m
Radius putar               : 10m
Jarak tempuh              : 600km
Mesin                         : Diesel inline turbocharger intercooler 6 silinder daya 320hp dengan transmisi otomatis 6 maju dan 1 mundur

Sistem senjata
‒    Kubah CSE 90LP dengan kanon 90mm rifled dan koaksial 7,62mm
‒    Pintle mount 7,62mm
‒    66mm smoke discharger

* ARC
»»  READMORE...

Peluru yang bisa berubah arah

Aku tidak tahu apa yang Anda bayangkan ketika Anda berpikir tentang masa depan teknologi militer. Apakah Anda melihat robot di seluruh medan perang? Apakah Anda gambar drone melakukan sebagian besar pertempuran? Apakah Anda melihat tentara manusia sebagai menjadi usang di beberapa titik sangat nyata pada waktunya? Aku tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi aku tahu bahwa teknologi canggih akan memiliki peran besar untuk bermain di tahun-tahun mendatang. Dikenal untuk menciptakan beberapa potongan cukup mengagumkan teknologi di masa lalu, Defense Advanced Research Projects Agency (atau, DARPA, untuk pendek) sekarang telah berhasil diuji apa yang mereka memanggil program (Extreme Accuracy Tasked Ordinance) Exacto.

Inilah yang perlu Anda ketahui: menggunakan program Exacto, peluru pergi cukup banyak di mana pun Anda ingin mereka pergi. Sementara itu kapan saja tujuan Anda menarik pelatuk, itu sedikit berbeda dengan Exacto. Dengan penemuan baru ini, DARPA telah menemukan cara untuk mengontrol peluru pertengahan penerbangan. Itu berarti bahwa penembak dapat mengubah arah peluru setelah meninggalkan laras. Itu baru; dan, tampaknya seperti itu akan sangat berguna, terutama selama kondisi cuaca yang kurang ideal ketika angin bisa mengancam untuk membawa peluru tentunya.

DARPA baru saja menyelesaikan acara live-fire sukses dengan peluru kaliber .50 menggunakan Exacto.

Jika teknologi ini dimanfaatkan secara maksimal oleh militer di masa depan, itu jelas akan menjadi game-changer untuk penembak jitu di mana-mana.
»»  READMORE...

MENGINTIP PABRIK ALUTSISTA PINDAD

Alutsista Made In Indonesia

http://images.detik.com/customthumb/2014/11/12/157/pindad1.jpg?w=600
Senjata varian terbaru Pindad kini dipakai oleh pasukan elite TNI. Senapan unggulan tersebut seperti SS-2 hingga senjata untuk penembak jitu (sniper) tipe SPR-2 dan SPR-3. CNN Indonesia/Adhi Wicaksono/detikFoto.

Apa 


http://images.detik.com/customthumb/2014/11/12/157/pindad2.jpg?w=600
Per tahun, Pindad mampu memproduksi sekitar 40.000 senjata berbagai tipe. CNN Indonesia/Adhi Wicaksono/detikFoto.

http://images.detik.com/customthumb/2014/11/12/157/pindad3.jpg?w=600
Produk senjata hingga amunisi yang dibuat di Bandung dan Malang ini ternyata juga telah dieskpor ke beberapa negara. CNN Indonesia/Adhi Wicaksono/detikFoto.

http://images.detik.com/customthumb/2014/11/12/157/pindad4.jpg?w=600
Tidak hanya menjual senapan dan amunisi, Pindad berhasil menghasilkan produk kendaraan tempur seperti Panser ANOA hingga si Humvee 'KOMODO'. CNN Indonesia/Adhi Wicaksono/detikFoto.

http://images.detik.com/customthumb/2014/11/12/157/pindad5.jpg?w=600
Varian panser ANOA merupakan produk laris Pindad dan telah diproduksi mencapai ratusan unit. CNN Indonesia/Adhi Wicaksono/detikFoto.

http://images.detik.com/customthumb/2014/11/12/157/pindad6.jpg?w=600
Perkembangan terbaru, Pindad berhasil mengembangkan purwarupa (Prototye) tank bernama SBS. Tank ini mengadopsi desain dari Panser ANOA yang telah lebih dahulu diproduksi. Pindad juga bekerjasama dengan Turki mengembangkan medium tank. CNN Indonesia/Adhi Wicaksono/detikFoto.

http://images.detik.com/customthumb/2014/11/12/157/pindad7.jpg?w=600
Selain itu, perseroan memperoleh order Kemenhan untuk merombak total dan meningkatkan teknologi tank lawas, AMX13. CNN Indonesia/Adhi Wicaksono/detikFoto.

http://images.detik.com/customthumb/2014/11/12/157/komodo1.jpg?w=600
PT Pindad juga memproduksi Humvee “KOMODO” pesanan Brimob dan Kopassus. CNN Indonesia/Adhi Wicaksono/detikFoto.

 ★ detik  

»»  READMORE...

Klewang Class Fregat Lewat, Zumwalt Minggat



Bila masyarakat dunia kawatir akan perkembangan militer China tentulah sangat beralasan melihat jor-jorannya berita media khususnya media China dalam memberikan berita mengenai produksi alutsistanya. Namun terhadap Indonesia, mereka tidaklah begitu kawatir karena media-media di Indonesia tidak tertarik dengan perkembangan alutsista Indonesia baik dari pembelian maupun produksi sendiri. Inilah yang terbaik, mengingat Indonesia merupakan negara non blok sehingga dipandang sebagai mitra semua negara di dunia.
Perkembangan terbaru dari Klewang adalah generasi Kapal Perang Siluman Klewang Class Fregat yang memiliki panjang 120 meter yang mampu menggotong Rudal Yakhont dan mampu meluncurkan Rudal Antar Benua yang jelas-jelas memiliki daya gentar tinggi. Dan tentu saja tingkat kesenyapannya menjadi andalan agar tak terdeteksi oleh radar lawan.  
Apakah ini merupakan jawaban dari banyaknya pelanggaran wilayah oleh asing? Tentunya ini sudah menjadi kajian strategis dari pihak Kemenhan dan TNI AL. Dan semoga ini bukanlah mimpi yang tak bertepi namun ada kalanya mimpi itu juga pasti, berfatamorganalah. Salam NKRI.
»»  READMORE...

US allocates $100 million for Russian rocket engine replacement





File image: RD-180 engine.
The US Senate Committee on Armed Services has approved a plan to allocate $100 million from the military budget for development of a rocket engine. According to the plan that was approved on May 22, the US should reduce its dependence on Russian producers and allow to put satellites in orbit, Reuters reports.

The matter concerns an engine, which will replace the RD-180. According to experts, the development may take five years and $1 billion, the Agency notes.

In early May, the US Court of Federal Claims obliged the United Launch Alliance Corporation (ULA), which places the Pentagon's satellites in circumterrestrial orbit, to abandon purchasing Russian-made rocket engines RD-180 produced by NPO Energomash. The Court's ruling has not touched previous contracts and procurements.

The court motivated its decision by the sanctions, which President Barack Obama had imposed against Russia, but complaints of anti-Russian politicians were not the reason for considering the situation, the reason was the claim of the Space Exploration Technologies (SpaceX) company of Elon Musk, who expects to get billions worth defense orders.

Rocket engines are supplied to the USA by JV RD-Amros located in the city of Khimki, Moscow region, which Russian founder is NPO Energomash. In the period from 1997 to 2007, RD-Amros exported more than 40 engines to the USA. In 2013-2018, RD-Amros was meant to send to the Americans from four to six engines per year, ITAR-TASS wrote. Experts estimate the cost of an RD-180 at $11-15 million.

On May 8, the US lifted the ban on supplies of Russian rocket engine RD-180 and NK-33, the RT TV channel reported with reference to representatives of Roscosmos. In response, Vice-Premier of the Russian government, Dmitry Rogozin, announced introduction of restrictions on the use of rocket engines RD-180 aimed at launching military satellites provided to the US.

"We will proceed from the reality. We will not be able to continue to supply the RD-180 engines, if they are not used for civilian purposes in the US, and will not be able to continue routine maintenance of the already supplied engines in the territory of the USA," Rogozin said on May 13.
Source: Voice of Russia
»»  READMORE...

ZBD-05 Amphibious Infantry Fighting Vehicle, China

fighting vehicle

ZBD-05 is an amphibious infantry fighting vehicle produced by China North Industries Corporation (NORINCO), for the People's Liberation Army Navy Marine Corps (PLAMC). The vehicle was developed based on ZBD2000 amphibious armoured fighting vehicle.
The ZBD-05 IFV complements the ZTD-05, a light tank variant based on the ZBD2000, in amphibious operations. The IFV's design concept is similar to that of the Expeditionary Fighting Vehicle (EFV) designed for the US Marine Corps.

ZBD-05 design and features

The ZBD-05 incorporates a plane hull with engine section in front, welded turret in the centre of the hull and passenger compartment in the rear. The IFV is operated by a crew of three and accommodates up to ten fully equipped marines.
The driver sits at forward and the commander and gunner are positioned inside the 30mm cannon turret. Troops enter and exit the vehicle through the rear door or roof hatches.


The Russian Plavayushchiy Tank or PT-76 is a light, amphibious tank developed in the early 1950s.

The vehicle has a length of 5.18m, width of 2.74m and height of 3.04m, and weighs 8,000kg.

Observation and fire control

The vehicle is equipped with a computerised fire-control system including a fire-control computer, commander sight with laser rangefinder input, and gunner sight with passive night vision. The satellite navigation and night vision systems ensure all-weather amphibious operations during day and night.

Armament and self-protection

The ZBD-05 integrates all-welded steel armour hull and turret, and protects its crew from small arms fire, 12.7mm rounds and shell splinters. It is also equipped with nuclear, biological and chemical (NBC) protection system.
The two-man turret integrates components of the Ukrainian Shkval turret and is mounted with a 30mm automatic cannon, a coaxial 7.62mmmachine gun, AGS-17 automatic grenade launcher, and two Hong Jian-73C anti-tank guided missile (ATGM) launchers one on either side of the turret. Eight 76mm smoke grenade dischargers are also fitted on either side of the turret. The vehicle also carries missiles inside the hull for reloading and can fire all its weapons afloat.
The KBA-2 30mm automatic gun (ZTM-1) aboard can fire 330 rounds a minute for a maximum range of 4,000m supported by optic-television system with the viewing field stabilisation in vertical and horizontal planes, anti-aircraft periscope day sight, and day periscope surveillance devices.

Propulsion

The ZBD-05 is powered by a high performance diesel engine and can operate at higher speeds in water. The power-pack is mounted at the forward of the vehicle and gives the IFV a maximum speed of 65kmph on road.
"The ZBD-05 is powered by a high performance diesel engine and can operate at higher speeds in water."
The fully amphibious vehicle is propelled in water by two large water jets mounted to the rear side of the hull. It also features a hydraulically operated bow with transom flaps ensuring hull skimming on the water. The large bow wave plate is hinged and hydraulically extended when the vehicle enters the water. The plate covers the bow and glacis plate to form another layer of frontal protection when stowed.

Mobility and manoeuvrability

The ZTD-05 infantry fighting vehicle features six double road wheels and three return rollers. The upper part of the suspension can be covered by armour plates. The vehicle has a maximum range of 500km and can negotiate a gradient of 60% and side slope of 30%. It can cross a vertical step of 0.7m and trench of 2m.
The vehicle can be launched at sea from amphibious assault ships and sails at high speed over a long distance to shore, while the maximum speed on water is about 45km/h.
»»  READMORE...

Tank Ringan Amphibi 2S25 Sprut-SD Pendamping BMP-3F

Tank Ringan Amphibi PT-76 milik TNI AL memasuki usia tua meskipun berbagai perbaikan dan modifikasi telah dijalankan selama ini. Perbaikan struktur hingga mesin sudah menjadi agenda rutin selama ini, sehingga tetap dapat digunakan dalam peran tempur. Namun jelas semakin tua umurnya maka semakin ketinggalan teknologinya, dan bila terus digunakan maka memerlukan biaya besar untuk terus-terusan mengupdate sistem dan persenjataannya.
Tidak salah bila Tank 2S25 Sprut-SD masuk untuk menggantikan PT-76 karena memiliki peran yang sama sebagai Amphibi Light Tank. Tank ini dirancang untuk pasukan Udara dan Infantri Angkatan Laut yang memiliki peran sebagai tank perusak serta memiliki daya tembak sebanding dengan MBT.
Dipersenjatai dengan senapan smoothbore 125-mm sepenuhnya stabil, dilengkapi dengan autoloader. Senjata ini juga digunakan untuk meluncurkan missile anti-tank  dipandu dengan cara yang sama seperti proyektil biasa. Fitur ini biasanya terdapat pada MBT Rusia terbaru. Dipandu laser rudal anti-tank memiliki jarak efektif hingga 5 km. Rudal juga dapat digunakan terhadap helikopter yang terbang rendah. Sebanyak 40 putaran termasuk rudal dilakukan untuk meriam utama. Sebuah autoloader memegang 22 dari mereka.  2s25 Sprut SD mampu menghasilkan 7 putaran per menit. Kendaraan ini dilengkapi dengan sistem kontrol penembakan modern.  Persenjataan lainnya terdiri dari senapan mesin single coaxial 7,62 mm
Kendaraan memiliki awak tiga, termasuk komandan, penembak dan sopir. 2S25 Sprut-SD menggunakan modifikasi sasis dari BMD-3 udara kendaraan tempur. Hal ini didukung oleh mesin diesel 2V-06-2S, yang memiliki daya 510 tenaga kuda. Tank ini memiliki suspensi hydropneumatic dengan ground clearance disesuaikan . 2S25 Sprut-SD sepenuhnya amfibi yang didorong oleh dua waterjets. 
Penambahan Alutsista terutama TNI Angkatan Laut sudah barang tentu menjadi menu wajib untuk memperkuat stigma Poros Maritim. Salam NKRI.
»»  READMORE...

Sunday, November 2, 2014

Jelang Indo Defence 2014, SAAB JAS 39 Gripen NG dan Eurofighter Typhoon Bersaing Rebut Perhatian

european_fighters

Ajang pameran militer tahunan yang diselenggarakan Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI, Indo Defence, kali ini akan berlangsung lebih menarik. Pasalnya beberapa manufaktur jet tempur dari manca negara akan bertarung untuk memperebutkan kontrak pengadaan jet multirole baru sebagai pengganti armada F-5 E/F Tiger II Skadron 14 yang akan masuk masa purna tugas. Pemerintah memang berketetapan untuk segera memilih jet anyar pengganti F-5 E/F, agar pada Rencana Strategis (Renstra) II 2015-2020 dapat dilakukan pembelian sehingga pesawat yang dimaksud datang tepat pada waktunya.
Seperti telah banyak disinggung, pihak Kemhan dan TNI AU telah menerima beberapa penawaran dari manufaktur, sebut saja Sukhoi Su-35BM dari Rusia, Dassault Rafale dari Perancis, Boeing F/A-18E/F Super Hornet dari AS, SAAB JAS 39 Gripen NG dari Swedia, dan Eurofighter Typhoon yang diproduksi bersama oleh Inggris, Spanyol, Jerman, dan Italia. Nilai kontrak yang diperubutkan memang belum dirilis oleh Kemhan, sebab pemerintah masih menimbang beberapa aspek, mulai dari harga, biaya operasional, skema ToT (Transfer of Technology), dan beragam paket pendukungnya.
Dari beberapa kandidat jet tempur yang disebutkan diatas, yang berpeluang besar dipinang TNI AU adalah Su-35BM, JAS 39 Gripen NG, dan Eurofighter Typhoon. Ketiga manufaktur pengusung jet tersebut pun sudah sejak beberapa lama menjalankan kampanye promo untuk mensosialisasikan produk ke masyarakat. Namun, bila dipertajam lagi ke kebutuhan untuk mendukung ToT, maka pilihan mengerucut ke JAS 39 Gripen N dan Eurofighter Typhoon, sebabSukhoi di nilai kurang akomodatif untuk ToT.
Su-35 paling di favoritkan oleh masyarakat sebagai pengganti F-5E/F TNI AU.
Su-35 paling di favoritkan oleh masyarakat sebagai pengganti F-5E/F TNI AU.
SAAB JAS 39 Gripen NG vs Eurofighter Typhoon
Menjelang berlangsung Indo Defence 2014 pada 5 -8 November mendatang, ada yang unik dilakukan dua principal jet tempur asal Eropa Barat ini. Contohnya Eurofighter Typhoon akan menggelar konfrensi pers dan media briefing pada 3 November 2014. Eurofighter cukup gencar merangkul media dan mitra blogger, bahkan lewat kampanye “Indonesia Lepas Landas,” Eurofighter mengadakan aneka lomba foto/video hingga car free day eksklusif di Jakarta pada 2 November 2014. Sementara kubu SAAB yang menyodorkan JAS 39 Gripen NG mengundang mitra media dan blogger untuk melihat secara langsung cockpit demonstrator Gripen yang akan dipajang di Indo Defence 2014. Tak mau ketinggalan, Eurofighter pun akan menampilkan cockpit demonstrator Typhoon di acara yang sama.
Perbandingan dimensi Gripen dan Typhoon.
Perbandingan dimensi Gripen dan Typhoon.
Gripen menganut sistem STOL, ideal untuk dioperasikan dari landasan yang pendek.
Gripen menganut sistem STOL, ideal untuk dioperasikan dari landasan yang pendek.
Ragam senjata pada Gripen NG
Ragam senjata pada Gripen NG
Baik JAS 39 Gripen NG dan Eurofighter Typhoon punya kemampuan multirole fighter. Keduanya punya spesifikasi teknis yang berbeda, dilihat dari jumlah mesin, Gripen NG hanya dibekali satu mesin, sementara Typhoon dijejali dua mesin jet. Dari segi dimensi, bobot dan harga produksi, Eurofighter Typhoon pun lebih mahal. Gripen NG per unitnya dipatok US$60 juta, dan Typhoon per unitnya mencapai US$125 juta.
JAS 39 Gripen NG dan Eurofighter Typhoon punya kans untuk memenangkan kontrak, dari aspek ToT keduanya siap memberi penawaran ‘terbaik.’ Usul pembelian Thyphoon diajukan oleh PT Dirgantara Indonesia (DI). PT DI beralasan para produsen Thyphoon lebih mau berbagi ilmu atau transfer teknologi. Bahkan, sangat mungkin PT DI diberi lisensi memproduksi beberapa suku cadang. Sebaliknya pihak SAAB memberi opsi ToT hingga 100% jika Indonesia membeli sistem pertahanan buatan mereka. SAAB menegaskan transfer teknologi itu diperlukan agar Indonesia mandiri di masa depan. Demikian ditegaskan Wakil Presiden SAAB Group dan Kepala SAAB Indonesia Peter Carlqvist pada Singapore Air Show, di Singapura, Carlqvist menegaskan, transfer teknologi selalu ditawarkan SAAB dalam negosiasi dengan pihak mana pun. Dari segi rekam jejak di Asia Tenggara, Gripen NG sudah dipakai oleh AU Thailand plus dengan program ToT yang ditawarkan. Dalam paket pengadaan alutsista, SAAB juga menawarkan radar Giraffe AMB dan rudal MANPADS RBS-70NG kepada TNI AD.
Eurofighter Tyhphoon RAF
Eurofighter Tyhphoon RAF
Eurofighter Typhoon dengan bekal senjata lengkap.
Eurofighter Typhoon dengan bekal senjata lengkap.
Promo JAS Gripen NG yang bisa bikin pria "meleleh."
Promo JAS Gripen NG yang bisa bikin pria “meleleh.”
Nah, mana diantara keduanya yang akan dipilih Kemhan dan TNI AU, jawabannya mungkin akan kita ketahui saat Indo Defence 2014 nanti. Tidak menutup kemungkinan kubu Sukhoi dengan Su-35BM mampu menyundul di kesempatan terakhir. Berikut spesifikasi dasar dari JAS 39 Gripen NG dan Eurofighter Typhoon, dibangun dari platform jet tempur NATO, maka dari sisi perlengkapan senjata, banyak diantaranya yang saling kompatibel. (HANS)
2345
souece:indomiliter
»»  READMORE...