
Berbicara di Center for Strategic and International Studies (CSIS) di Washington DC, Jenderal Herbert "Hawk" Carlisle, Komandan Angkatan Udara AS untuk wilayah Pasifik, mengatakan bahwa peristiwa di Crimea dan Ukraina telah berdampak langsung pada bagaimana Rusia beroperasi di kawasan Pasifik.
"Apa yang dilakukan Rusia di Ukraina dan Crimea memiliki efek langsung terhadap apa yang terjadi di Asia Pasifik.... Beberapa yang kita saksikan adalah penerbangan-penerbangan jarak jauh mereka, dan peningkatannya. Dengan jangkauan penerbangan yang jauh, mereka datang ke pantai California. Mereka juga mengitari Guam," Carlisle mengatakan.
![]() |
Guam. (Google Map) |
"Ukraina dan Crimea merupakan tantangan bagi kami, dan tantangan kami di Asia Pasifik sama halnya seperti tantangan kami di Eropa. Jumlah patroli penerbangan jarak jauh (pesawat Rusia) di sekitar pulau-pulau Jepang serta sekitar Korea telah meningkat drastis," kata Carlisle.
Menurut Bloomberg News, Asisten Menteri Luar Negeri untuk Timur Dekat dan Pasifik, Danny Russel, sejalan dengan Carlisle dalam mengkritik tindakan Rusia di Pasifik. "Hal ini tidak dapat diterima, yang mana negara-negara besar menggunakan kekuatannya terhadap negara tetangga kecil, termasuk negara-negara di kawasan Asia Pasifik, Rusia harus menghentikannya dan menggunakan cara-cara damai dalam mengatasi sengketa perbatasan," kata Russel seperti yang dilaporkan Bloomberg.
Kantor Berita Reuters bulan lalu melaporkan bahwa Kementerian Pertahanan Jepang juga semakin khawatir mengenai aksi-aksi pesawat terbang Rusia di dekat wilayah udara negara itu. Jepang mengatakan bahwa pada tahun lalu pihaknya telah 359 kali menggegas jet tempurnya dalam upaya menanggapi gangguan Rusia.
Situasi pun semakin memburuk pada tahun ini karena ketegangan antara AS dan Rusia terkait aneksasi Moskow-Crimea. "(Pesawat) Pembom Rusia sering terbang (di dekat Jepang) dalam beberapa hari terakhir, situasi yang tidak pernah kami alami bahkan selama Perang Dingin antara AS dan Uni Soviet," kata Menteri Pertahanan Jepang, Itsunori Onodera, mengatakan kepada delegasi AS pada bulan lalu seperti yang dilaporkan Reuters. Bahkan dimulai 13 April lalu, Jepang harus menggegas jet-jet tempurnya selama tujuh hari berturut dalam menanggapi gangguan pesawat-pesawat Rusia.
Carlisle mengatakan bahwa AS dan Rusia memang memliki kepentingan konvergen di Asia Pasifik, namun Carlisle menilai operasi Angkatan Udara Rusia di wilayah ini tidak transparan, menimbulkan kekhawatiran bagi beberapa negara.
No comments:
Post a Comment