SUT Torpedo adalah Surface and Underwater Target Torpedo produksi PT Dirgantara Indonesia dibawah lisensi AEG (Allgemeine Elektrizitäts-Gesellschaft) Jerman.

Ada ciri khusus yang membedakan Torpedo SUT dengan Torpedo lainnya, yakni adanya kabel sebagai pemandu ketarget yang dituju. Kabel berfungsi memberikan data-data akustik guna mengendalikan arah tujuan torpedo, dan juga berfungsi sebagai penangkal jamming karena datalink dipandu dua arah.
Torpedo SUT digerakkan dengan motor listrik, dengan tingkat kebisingan rendah. Setelah torpedo dirasa aman dari reduksi jamming sonar lawan, kabel akan terlepas dan kendali diambil alih secara mandiri oleh data prosesor yang ada di dalamnya.
- Tipe: Heavyweight Torpedoe
- Diameter: 533 mm
- Panjang dengan kasket: 6,620 mm
- Panjang tanpa kasket: 6,150 mm
- Berat varian perang: 1,414 kg
- Berat varian latihan: 1,224 kg
- Jarak operasional: 28 km
- Kecepatan/ jarak: 35 knots/24,000 yd; 23 knots/ 56,000 yd
- Hulu ledak: 225 kg
- Maksimal kedalaman menyelam: 100 m
Ada 2 varian Torpedo SUT.
- Dibuat Korsel, yakni White Shark (SUT/SST-3) dan Blue Shark (SUT/SST-4). Kisaran harga pasar internasional untuk kedua Torpedo ini antara 1,6 s/d 2 juta dolar, tergantung dari kuantitas dan kondisi pengiriman.
- Dibuat PTDI adalah varian SST4.
Berikut negara (regional Asia-Australia) pengguna Kapal Selam (KS) dan jenis torpedo yang digunakan saat ini :
- Australia – Mk 48 Model 6/7 (KS Collins)
- Taiwan – SUT (produksi Indonesia) (KS Hai Lung)
- Indonesia – SUT/SST-4 (KS cakra/ 209 Type)
- Malaysia – Blackshark (KS Scorpene)
- Singapore – Type 617 dan 43X2 (KS Challenger) rumor akan diupgrade ke blackshark
- Korea Selatan – LG K731 Whiteshark/ SUT (KS Changbogo)
Salah satunya MK-48 buatan AS yang telah menggunakan pemandu sonar pasif dan aktif, serta VA-111 Shkval buatan Rusia yang menggunakan efek pendorong motor ‘superkavitasi’, sehingga torpedo dapat mencapai kecepatan 200 knot atau 370 km/jam.
No comments:
Post a Comment