Kompleks pernika (peperangan elektronika/Electronic Warefare) milik Rusia, Krasukha 2, telah ditunjukan pada publik secara resmi. Para ahli menilai Krasukha 2 merupakan salah satu kompleks pernika yang paling efektif dalam menghadapi pesawat Airborne Early Warning and Control/AEW&C (pesawat pendeteksi obyek udara jarak jauh), dan akan menjadi senjata yang digandrungi oleh negara-negara dengan kekuatan senjata muktahir.
Dalam wawancara bersama stasiun radio Ekho Moskvy minggu lalu, Kepala Urusan Pemesanan Negara Kontsern Radioelektronnye Tekhnologii (KRET) Vladimir Mikheyev mengumumkan bahwa komplek pernika buatan Rusia sejak dulu telah diminati oleh puluhan negara di dunia. “Kami memiliki prestasi gemilang dan banyak negara Eropa yang berminat terhadap proyek kami,” kata Mikheyev.
Namun, Mikheyev tidak menjelaskan sistem pernika Rusia jenis apa yang menarik perhatian negara-negara Eropa dan Tiongkok tersebut.Perwakilan KRET tersebut menjelaskan, komplek pernika buatan Rusia saat ini telah digunakan oleh angkatan bersenjata Tiongkok. “Tiongkok memiliki minat yang tinggi terhadap teknologi pernika. Mereka memiliki perbendaharaan komplek pernika yang beragam, baik buatan lokal maupun asing, termasuk dari Rusia,” terang Mikheyev.
Pengembangan Paling Rahasia
Krasukha 2 merupakan pengembangan industri elektronik paling rahasia milik Rusia. Kompleks tersebut memulai debutnya dalam forum internasional Engineering Technologies 2014. Krasukha dipamerkan secara terbuka oleh perusahaan KRET, yang merupakan bagian dari korporasi milik pemerintah Rusia, Rostec. Dalam pameran tersebut, masyarakat diperkenalkan dengan stasiun pernika bergerak unik yang mampu mengacaukan kerja radar AEW&C milik musuh, terutama untuk pesawat E-2 Hawkeye dan E-3 Sentry buatan AS.
Menurut pakar militer independen sekaligus redaktur utama situs Military Russia Dmitry Kornev, hingga saat ini Krasukha 2 masih menjadi salah satuteknologi persenjataan paling rahasia dalam perbendaharaan pernika angkatan bersenjata Rusia. “Tidak ada data resmi mengenai spesifikasi teknis dan taktis serta kemampuan Krasukha 2 yang sebenarnya. Informasi yang dapat diketahui sejauh ini hanyalah perangkat tersebut sudah masuk dalam persenjataan militer dan aktif digunakan dalam satuan militer Rusia. Namun, tidak ada yang tahu berapa jumlah dan lokasi penempatan alat tersebut saat ini,” kata Kornev.
Kompleks pernika ini memiliki penampilan yang tidak biasa. Krasukha 2 dilengkapi antena parabola berukuran besar yang umum digunakan dalam sistem komunikasi satelit, yang terpasang di atas kendaraan berat Vosyina dengan empat poros roda buatan Pabrik Otomobil Bryansk. Dalam pameran, Krasukha 2 diperkenalkan oleh KRET sebagai “Stasiun Peperangan Elektronika Multifungsi”.
Menurut Kornev, kemungkinan performa Krasukha 2 tidak lebih buruk dari Pelena.Malah, karena memakai komponen elektronik dan algoritma matematis yang baru, pernika baru ini bisa lebih baik dibanding pendahulunya. Krasukha 2 dapat diaktifkan dalam beberapa menit untuk beroperasi, sementara Pelena membutuhkan beberapa jam. “Ada bukti yang menunjukkan bahwa selain pengemudi, hanya perlu satu sampai dua orang saja untuk mengoperasikan Krasukha 2. Bahkan benda ini mungkin bisa dikendalikan hanya menggunakan komputer tablet,” ujar Kornev menyimpulkan.Kornev menjelaskan, Krasukha 2 merupakan pengembangan dari stasiun pengacau gelombang darat buatan Uni Soviet Pelena 1 yang memiliki jangkauan kerja terarah—dari seratus hingga 250 kilometer—pada Early Warning Aircraft tipe E-3 yang dilengkapi oleh sistem radar jenis AN/APY-2 S. Pelena telah memperkuat beragam batalyon dan merupakan satu-satunya resimen pernika pertahanan serangan udara Uni Soviet.
Perwakilan Kementerian Pertahanan Rusia yang mengetahui seluk beluk pernika menerangkan bahwa Pelena saja mampu mengatasi AEW&C secara efektif. Namun ia menolak untuk berkomentar lebih lanjut mengenai senjata ini dengan alasan menjaga kerahasiaan negara.
Krasukha Versus AEW&C
Krasukha 2 diprediksi akan menarik perhatian negara-negara dengan kekuatan senjata super muktahir. “Pengoperasian AEW&C (Airborne Early Warning and Control) memang bisa memberi kelebihan bagi satu pihak, tapi di satu sisi, mereka juga harus bisa memanfaatkan kelebihan tersebut,” kata Anton Lavrov, pakar militer independen yang juga merupakan salah satu penulis buku Novaya Armiya Rossii (Tentara Baru Rusia).
Kompleks pernika ini memang sangat efektif, namun harganya sangat mahal sehingga akan sangat sulit dijangkau oleh sebagian besar negara di dunia. Lavrov berpendapat, salah satu pembeli Krasukha 2 yang paling potensial adalah Tiongkok. “Angkatan bersenjata Tiongkok adalah salah satu kekuatan militer yang paling dinamis dan berkembang di seluruh dunia. Selain itu, kepemimpinan militer dan politik mereka menggalakan pengayaan teknologi canggih terkini untuk kebutuhan dalam negeri. Tiongkok saat ini sedang berkonflik dengan Taiwan, dan bila peperangan dimulai, bisa saja angkatan bersenjata AS akan terlibat dalam pertikaian tersebut,” kata Lavrov. Namun saat ini masih belum diketahui apakah Rusia dan Tiongkok telah melakukan perundingan terkait pernika
source. indonesia.rbth
No comments:
Post a Comment