Informasi Seputar Teknologi Komputer Alutsista Militer Indonesia dan Dunia
News in Picture

Sang Badak Andalan Pindad
Setelah melewati masa pengembangan yang panjang, Pindad akhirnya melansir panser kanon yang kemudi...

Peluru yang bisa berubah arah
Aku tidak tahu apa yang Anda bayangkan ketika Anda berpikir tentang masa depan teknologi milite...

MENGINTIP PABRIK ALUTSISTA PINDAD
Alutsista Made In Indonesia Senjata varian terbaru Pindad kini dipakai oleh pasukan e...

Klewang Class Fregat Lewat, Zumwalt Minggat
Bila masyarakat dunia kawatir akan perkembangan militer China tentulah sangat beralasa...

US allocates $100 million for Russian rocket engine replacement
File image: RD-180 engine. The US Senate Committee on Armed Services has approved a plan to...

ZBD-05 Amphibious Infantry Fighting Vehicle, China
ZBD-05 is an amphibious infantry fighting vehicle produced by China North Industrie...

Tank Ringan Amphibi 2S25 Sprut-SD Pendamping BMP-3F
Tank Ringan Amphibi PT-76 milik TNI AL memasuki usia tua meskipun berbagai perbaikan dan...

Jelang Indo Defence 2014, SAAB JAS 39 Gripen NG dan Eurofighter Typhoon Bersaing Rebut Perhatian
Ajang pameran militer tahunan yang diselenggarakan Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI, Indo Def...
Sunday, August 4, 2013
Marinir Siap Kirim Pasukan Ke Ambalat
Program Jet Tempur Turki Senilai US$ 50 Miliar Jadi Tanda Tanya
Ketika Ankara berencana untuk mengembangkan sendiri alutsista udaranya, ini tentu rencana yang besar dan memang tidak ada yang menyangsikannya. Tapi ambisi turki yang ingin membangun jet tempur sendiri dan membeli jet tempur multinasional F-35 mungkin akan melampaui kapasitas pembiayaan Turki.
Pejabat industri pertahanan Turki memperkirakan bahwa untuk membangun delapan prototipe-nya saja dari pesawat tempur nasional Turki setidaknya akan memakan biaya lebih dari US$ 10 miliar.
Mengenai harga dan jumlah final jet tempur Turki jika program itu berhasil, pejabat tersebut mengatakan: "Kami menargetkan US$ 100 juta per pesawat. Saya pikir 200 (unit) adalah angka yang realistis mengingat armada pesawat kami yang sudah tua yang segera akan memasuki phase out pada dekade depan."
Itu berarti Turki harus menghabiskan US$ 31 miliar hingga US$ 33 miliar untuk seluruh jet tempur mulai dari merancang, mengembangkan hingga memproduksi. Namun banyak analis independen berpendapat bahwa perhitungan Turki ini terlampau optimis.
"Kita tahu bahwa rencana Turki tersebut belum termasuk biaya mengembangkan mesin untuk pesawat tempurnya. Selain itu, saya pikir, US$ 100 juta per pesawat mungkin terlalu optimis mengingat kendala teknologi Turki, tingginya biaya industri dan fakta bahwa pendatang baru (dalam industri jet tempur) seperti Turki akan mengalami kemunduran, cobaan dan kesalahan selama proses secara keseluruhan," ujar seorang analis.
Sebelumnya Turki telah melalukan pembicaraan dengan Saab, industri dirgantara terkemuka Swedia, mengenai pekerjaan desain pra-konseptual untuk jet tempur nasional pertama negara itu. Saab sendiri adalah pembuat JAS 39 Gripen, jet tempur ringan multiguna bermesin tunggal. Jet tempur ini dibuat untuk menggantikan Saab 35 Draken dan 37 Viggen di Angkatan Udara Swedia. Jet tempur Gripen ini sendiri menggunakan mesin Volvo-Flygmotor RM12, turunan dari mesin General Electric F404, dan memiliki kecepatan tertinggi Mach 2.
100 Unit F-35 dari AS
Turki berharap jet tempur nasional yang dijuluki TF-X tersebut, akan bisa terbang pada tahun 2023, tepat 100 tahun Republik Turki. Perusahaan dirgantara utama Turki, TAI, telah mengonsep tiga desain jet tempur yang berbeda, dan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan lah yang kemungkinan akan memutuskan apakah akan terus maju dengan rencana ini pada pertemuan komite industri pertahanan akhir tahun ini.
Sementara itu, Turki, yang armada tempur udaranya terdiri dari pesawat-pesawat tempur buatan AS, juga berencana untuk membeli F-35 Joint Strike Fighter, jet tempur generasi kelima, hasil pengembangan program multinasional yang dipimpin oleh Amerika Serikat.
Sebagian besar armada tempur udara Turki adalah F-16, yang telah diupgrade oleh Lockheed Martin, dan rencana pembelian Turki untuk F-35 kemungkinannya sangat besar mengingat pengaruh teknologi AS yang sudah melekat pada Turki. Pesawat tua Turki sendiri adalah F-4, diupgrade sendiri oleh Turki dan F-16 yang tertua juga diupgrade oleh Turki sendiri, setidaknya cukup "bersih" dari pengaruh teknologi AS. Tapi pesawat-pesawat tua ini akan segera dinonaktifkan pada tahun 2020.
Pejabat pengadaan Departemen Pertahanan Turki mengatakan Ankara berencana untuk membeli 100 F-35. Analis pertahanan memperkirakan total biaya yang dibutuhkan untuk itu adalah sekitar US$ 16 miliar (jika harga F-35 tidak naik lagi), itulah sebabnya dana yang dibutuhkan untuk memodernisasi armada tempur udara Turki di masa depan menjadi sebesar US$ 50 miliar (program TF-X plus F-35).
Indonesia Perancis Sepakat Kerjasama Industri Pertahanan
Pemerintah Prancis, menyepakati sejumlah hal di bidang pertahanan dengan Pemerintah Indonesia setelah masing-masing Menteri Luar Negeri (Menlu) bertemu di Jakarta, Kamis (1/8/2013).
Dahlan Iskan Akan Safari Indonesia Timur Dengan CN-295
Langkah Dahlan naik pesawat yang dirakit dan diproduksi di Bandung, Jawa Barat ini merupakan bagian dari rangkaian safari ke wilayah Indonesia Timur.
"Saya nanti tanggal 24 Agustus akan naik CN295, safari ke Indonesia Timur, karena saya ngomongin CN295 tapi gak pernah naikin," ujar Dahlan di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (1/8/2013).
Dahlan menuturkan perjalanannya menuju Indonesia Timur dilakukan melalui Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta. Rute yang di tempuh yakni Jakarta-Jember-Sumbawa-Ende/Ruteng-Rote-Atambua kemudian balik ke Jakarta. Safari ke Indonesia Timur ini akan dilakukan selama 3 hari.
"Berangkat dari Halim, selama 3 hari, nanti tanggal 24 Agustus," tambahnya.
Selama safarinya, Dahlan akan menghadiri beberapa agenda yang sangat padat seperti melihat peternakan kelinci di Jember Jawa Timur, proyek Geothermal di Ende hingga ke Atambua NTT untuk melihat program penanaman sorgum.
"Jember liat kelinci, kacang kedelai, Sumbawa liat apa yang bisa diliat disana, kemudian Ende/Roteng melihat geothermal, Pulau Rote disana ada Bupati yang hebat sekali, Atambua mau lihat panen sorgum dan bioetanol, skalian mengecek hasil pengecekan SMK yang kita didik, pengecekan alat lalu baliknya lewat Pulau Komodo, terus Bali, terus Jakarta," jelasnya.
Mantan Dirut PLN ini pada safarinya ke Indonesia bagian Timur akan menyambangi Pulau Rote. Ia akan bertemu dengan Bupati Pulau Rote. Menurutnya Bupati Pulau Rote ini berani mengambil keputusan merevisi peraturan adat yang merugikan masyarakat.
"Karena Bupati ini berani melarang pesta adat yang memotong sapi hingga ratusan, ini yang menghambat pengentasan kemiskinan, dan hanya memperbolehkan satu pemotongan saja," terangnya.
AGUSTUS : INDIA SIAP LUNCURKAN KAPAL INDUK DALAM NEGERI
Seorang pejabat pemerintah India baru-baru ini mengatakan kepada wartawan bahwa kapal induk buatan dalam negeri pertama India Indigenous Aircraft Carrier (IAC) akan diluncurkan pada 12 Agustus 2013.
![]() |
Ilustrasi INS Vikrant, kapal induk pertama buatan dalam negeri India (Foto : Cochin Shipyard) |
INS Vikrant dirancang sebagai kapal induk short-takeoff but arrested recovery (STOBAR) bertenaga konvensional. Pembangunan kapal induk berikutnya (ke-2) dalam program IAC yaitu INS Vishal, telah ditunda. Hal ini terkait rencana untuk mengembangkannya lebih lanjut menjadi kapal induk 65.000 ton (sebelumnya 40.000 ton) dengan catapult-assisted takeoff dan konfigurasi barrier arrested recovery(CATOBAR).
Russia to buy Drones from the UAE
GMD Interceptor fails to hit missile target over the Pacific
![]() |
Ilustrasi rudal intercept |
Latihan Kerjasama Taktis KRI Ahmad Yani-351 Dan KRI Dr. Suharso-990
Thursday, August 1, 2013
3M-54 Klub Russian Cruise Missile
3M-54 KLUB | |
---|---|
TYPE | Anti-ship missile Anti-submarine missile Land attack cruise missile |
PLACE OF ORIGIN | |
SERVICE HISTORY | |
USED BY | See users |
PRODUCTION HISTORY | |
MANUFACTURER | Novator Design Bureau |
SPECIFICATIONS | |
WEIGHT | Varies on variant, from 1,300 kg-1780 kg- 2300 kg |
LENGTH | Varies on variant, from 8.22 m to 6.2 m |
DIAMETER | 0.533 m |
WARHEAD | Varies |
ENGINE | Multi-stage Solid-Fuel rocket, Turbojet engine for 3M-54E/E1, -14E, Solid fuel rocket for 91RE1/2 |
OPERATIONAL RANGE | Varies on variant, maximum range is 300 km |
FLIGHT ALTITUDE | 10-15 m |
SPEED | 0.8-2.5-2.9 mach |
GUIDANCE SYSTEM | Inertial + Active Radar Homing |
LAUNCH PLATFORM | naval ships, submarines |
3M-54 Klub Design
The missile is a modular system, as there exist 5 different warhead and guidance systems: two anti-shipping warheads, one land attack warhead, and two anti-submarine warheads. The missile is designed to share common components between the surface and sub-launched variants with the only difference being the design of the missile launchers and the containers. An air-launched version is believed to be in development.'Sizzler' flight
The Sizzler variant (3M-54E) flies at subsonic speeds while going supersonic as it nears its target. It is also believed to be able to perform very high angled defensive maneuvers in contrast to the common linear flight path of other anti-ship cruise missiles.3M-54 Klub Variants
There are two major launching vehicles: the Klub-S, designed for launch from submarines, and the Klub-N, designed for launch from surface ships. These two launchers can be equipped by the following warhead and guidance combinations:3M-54E - Anti-shipping variant, Basic length 8.22 m, with a 200 kg warhead. Range is 220 km. Sea-skimmerwith supersonic terminal speed and flight altitude of 15 feet (4.6 m) at final stage(2.9 mach).
3M-54E1 - Anti-shipping variant, Basic length 6.2 m, with a 400 kg warhead. Range is 300 km. Sea-skimmer with subsonic terminal speed(0.8 mach). Allegedly capable of disabling or even sinking an aircraft carrier.
3M-14E - Inertial guidance land attack variant. Basic length 6.2 m, with a 400 kg warhead. Range is 275 km. Subsonic terminal speed(0.8 mach).
91RE1 - Submarine launched anti-submarine variant, with an anti-submarine torpedo. Basic length 8.0 m, with a range of 50 km. Supersonic speed. The torpedo has a warhead weight of 76 kg. For submarine use only. This, along with the 91RE2, are similar to the American ASROC/SUBROC missile/torpedo system. Follows a ballistic path into the surface, speed is 2.5 mach.
91RE2 - Ballistically launched anti-submarine variant, with an anti-submarine torpedo. Basic length 6.5 m, with a range of 40 km Supersonic speed. The torpedo has a warhead weight of 76 kg. For surface ship use only. The lightest of all variants, with a launch weight of 1300 kg. Speed is 2 mach.
3M-54 Klub Launch Platforms
The Russian Kilo class submarine is the primary launch platform for the missile, with the future Russian Lada class submarine and its variants also able to launch the missile. The Indian Talwar class frigate the current shipborne launch platform for this missile. The Akula class submarine can also launch this missile. The new Russian Admiral Sergei Gorshkov class frigates and the second flight of Steregushchy class corvettes use the same UKSK VLS as Talwar class frigates, and thus would be able to carry these missiles as well.It is also believed by some analysts that an air launched variant will be developed to arm the Tu-142s currently in service with both the Russian and Indian Navy, and it is also anticipated that the Tu-22M3 operated by the Indian Navy will also be equipped with the missile. A truck mounted version is also planned for development by the Novator Design Bureau.
A Klub-K variant, which launches from commercial-appearing shipping container mounted on a truck, train, or merchant vessel, was advertised in 2010.
Ambisi Amerika Kuasai Asia Pasifik
Produk PT. DI Lebih Mahal Karena Kena Pajak Barang Mewah
Peraturan ini membuat instansi pemerintahan di luar TNI/Polri atau perusahaan swasta Tanah Air harus membayar 50% lebih mahal dari harga seharusnya yang dijual PT DI.
"Betul kita ada kelemahan kalau jual di dalam negeri di instansi pemerintahan non TNI/Polri atau ke airlines. Ini ada PPn BM. Ini diatur UU, besarannya 50%," ucap GM Marketing Dirgantara Indonesia Arie Wibowo Selasa (30/7/2013).
Misalnya Badan SAR Nasional (Basarnas) memutuskan membeli 2 unit helikopter tipe AS-365N3+ Dauphin ke PT DI. Basarnas wajib membayar PPn BM hingga 50% ketika membeli helikopter ke PT DI, padahal kalau Basarnas membeli helikopter di luar negeri harga jauh lebih terjangkau karena tidak harus membayar pajak barang mewah.
"Kita jual 2 buah heli ke basarnas. Basarnas wajib bayar PPn BM senilai 50% dari harga heli. Itu sama saja bayar 1 heli untuk beli 2 heli. Jadinya Basarnas kalau beli di PTDI mahal," terangnya.
Ia mencontohkan harga pesawat CN295 untuk versi standar dijual US$ 39 juta per unit. Ketika pesawat ini dibeli oleh maskapai dalam negeri, pihak maskapai harus membayar lebih mahal menjadi US$ 58,5 juta per unit karena adanya PPn BM.
Kondisi ini membuat pelanggan asal dalam negeri lebih memilih membeli dari impor atau dari para pemasok produsen pesawat dan helikopter dunia. Padahal secara kualitas pesawat dan helikopter yang dibuat dan dirakit pada pabrik PT DI yang terletak di Bandung Jawa Barat tidak kalah bersaing.
"Misal Lion Air, Sriwijaya beli di PT DI jadi mahal kalau mereka pengadaan pesawat lewat luar negeri mereka nggak dikenakan PPnBM. Ini kontradiksi. Jadi animo beli pesawat di PT DI rendah karena pajak," jelasnya.
Ia pun berharap pemerintah melalui Kementerian Keuangan dapat merevisi pengenaan PPnBM untuk produk-produk strategis karya BUMN Indonesia. Hal ini jika diterapkan bisa meningkatkan daya saing produk PT DI di pasar dalam negeri.
"Jadi kita jual lebih banyak ke luar negeri karena aturan PPnBM. Paling kalau jual ke luar negeri kena PPh saja. Sementara pasar dalam negeri jauh lebih besar daripada luar negeri tapi dengan aturan ini (PPnBM) jadi sulit," tegasnya.
Sumber : Detik