Informasi Seputar Teknologi Komputer Alutsista Militer Indonesia dan Dunia
News in Picture

Sang Badak Andalan Pindad
Setelah melewati masa pengembangan yang panjang, Pindad akhirnya melansir panser kanon yang kemudi...

Peluru yang bisa berubah arah
Aku tidak tahu apa yang Anda bayangkan ketika Anda berpikir tentang masa depan teknologi milite...

MENGINTIP PABRIK ALUTSISTA PINDAD
Alutsista Made In Indonesia Senjata varian terbaru Pindad kini dipakai oleh pasukan e...

Klewang Class Fregat Lewat, Zumwalt Minggat
Bila masyarakat dunia kawatir akan perkembangan militer China tentulah sangat beralasa...

US allocates $100 million for Russian rocket engine replacement
File image: RD-180 engine. The US Senate Committee on Armed Services has approved a plan to...

ZBD-05 Amphibious Infantry Fighting Vehicle, China
ZBD-05 is an amphibious infantry fighting vehicle produced by China North Industrie...

Tank Ringan Amphibi 2S25 Sprut-SD Pendamping BMP-3F
Tank Ringan Amphibi PT-76 milik TNI AL memasuki usia tua meskipun berbagai perbaikan dan...

Jelang Indo Defence 2014, SAAB JAS 39 Gripen NG dan Eurofighter Typhoon Bersaing Rebut Perhatian
Ajang pameran militer tahunan yang diselenggarakan Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI, Indo Def...
Saturday, July 20, 2013
US Navy Receives the First MQ-8C VTUAV
Northrop Grumman Awarded Contract for LITENING Targeting System Sustainment
by Staff WritersRolling Meadows IL (SPX) Jul 19, 2013
LITENING's forward-looking infrared, charged-coupled device, laser imaging sensors, advanced image processing and digital video output provide superior imagery, allowing aircrews to identify and engage targets under a wide range of battlefield conditions. |
VIETNAM BELI RADAR VOSTOK E UNTUK MENDETEKSI PESAWAT SILUMAN
Sebelum pesawat tempur siluman pertama China "J-20" dioperasikan Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China, Vietnam terlebih dahulu membeli 20 radar Vostok E 2-Dimensional Metric Band Surveillance dari Belarus yang memiliki kemampuan untuk mendeteksi pesawat tempur siluman, Military Analysis yang berbasis di Moskow melaporkan.
![]() |
Radar Vostok E dalam posisi tempur |
Dikembangkan oleh KB Radar yang berbasis di Belarus, radar Vostok E VHF band merupakan radar pengganti dari sistem radar P-18 saat era Uni Soviet. KB Radar sendiri mengklaim radar Vostok E mampu mendeteksi pesawat tempur siluman seperti F-117A Nighthawk pada jarak 74 kilometer jauhnya saat kondisi electronic jamming (gangguan/kacau elektronik). Dalam kondisi tanpa gangguan, jarak deteksi bisa meningkat hingga 350 kilometer.
Dengan wideband "Kharchenko" square ring unik yang disusun dalam pola kisi berlian, kelincahan frekuensi radar Vostok E akan meningkat terhadap pesawat-pesawat tempur siluman. Dalam situasi tanpa electronic jamming, deteksi radar Vostok E untuk pesawat tempur non siluman seperti F/A 18 Super Hornet bisa sejauh 255 km. Bahkan ketika menghadapi pesawat tempur siluman seperti F-22, radar Vostok E dapat mendeteksinya pada jarak 57 kilometer dan lalu menembak jatuhnya dengan kombinasi sistem pertahanan udara S-300. Radar Vostok E dianggap sebagai penantang dominasi udara dari pesawat siluman Amerika.
![]() |
Radar Vostok E saat dimobilisasi (Foto : KB Radar) |
Pihak Belarus tidak hanya menyetujui akusisisi 20 radar Vostok E oleh Vietnam, tapi juga menawarkan kepada personel pasukan pertahanan udara Vietnam untuk dilatih di Minsk (ibukota Belarus) agar lebih efektif menggunakan sistem radar ini.
Kerjasama antara Vietnam dan Belarus selama ini terdiri dari penelitian dan program pembangunan, pengembangan industri pertahanan dan pelatihan teknis. Dan kerjasama yang terpenting saat ini adalah soal akuisisi 20 radar Vostok E. Dengan kerjasama industri pertahanan dengan Belarus, Vietnam juga berniat meminimalisir ketergantungannya pada alutsista Rusia.
TRUK MILITER BAZ-6306 TRAKTOR ARTILERI
![]() |
BAZ-6306 |
![]() | ![]() | ![]() |
![]() | ![]() | ![]() |
KLEWANG PROJECT MEMASUKI TAHAP REDESIGN DAN PEMILIHAN BAHAN BAKU
"Saya belum tahu kapan mulai dan selesainya," kata Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Banyuwangi, Letnan Kolonel (P) Edi Eka Susanto, Jumat, 19 Juli 2013.
Menurut Edi, PT Lundin baru saja menyerahkan perencanaan desain dan bahan baku KRI Klewang kedua kepada Kementerian Pertahanan. Klewang kedua, kata dia, akan dibuat dengan bahan berbeda yang lebih tahan api. "Kabarnya sudah disetujui," kata dia.
Pembuatan Klewang kedua ini, kata Edi, akan mendapatkan pengawasan langsung dari TNI AL. "Kita akan dampingi."
Saat dikonfirmasi, Direktur PT Lundin Industry Invest, Lizza Lundin, enggan menjawab pertanyaan Tempo. "Nanti kita bicarakan, Mbak," kata Lizza dalam pesan pendek.
Sebelumnya, PT Lundin Industry Invest, perusahaan pembuat kapal perang asal Banyuwangi, Jawa Timur, optimistis akan memulai pembuatan KRI Klewang kedua pada Januari 2013. "Semoga awal 2013 bisa dimulai," kata Direktur PT Lundin, Lizza, dalam pesan 20 Desember 2012 lalu.
KRI Klewang pertama terbakar pada Jumat sore, 28 September 2012 lalu. Hasil penyelidikan PT Lundin menyebutkan terbakarnya kapal tersebut disebabkan korsleting listrik saat pemasangan mesin dan instalasi listrik dari galangan ke kapal.
KRI Klewang 625 sebelumnya didesain sebagai kapal cepat rudal berlambung tiga (trimaran). Kapal yang dibangun dengan biaya Rp 114 miliar ini menggunakan teknologi mutakhir berbahan komposit karbon.
PT Lundin mengklaim teknologi komposit karbon merupakan yang pertama di Asia. Kelebihannya, kapal lebih ringan dan irit bahan bakar sehingga bisa melesat dengan kecepatan hingga 30 knot.
Perusahaan itu memulai pembuatan Klewang pada 2007 dengan melakukan riset ke sejumlah negara. Pembuatannya baru dilakukan pada 2009. Proyek ini didanai APBN 2009 hingga APBN 2011 senilai total Rp 114 miliar.
Namun, sebelum Klewang dioperasikan oleh TNI AL, kapal sepanjang 63 meter itu terbakar hebat hingga ludes. TNI AL menilai insiden itu menjadi tanggung jawab PT Lundin karena belum diserahterimakan kepada TNI AL.
WULUNG DAN HERON SIAP AMANKAN PERBATASAN
"Dalam melakukan pengawasan di wilayah perbatasan udara Indonesia-Malaysia, Pangkalan Udara Supadio Pontianak akan mengoperasikan pesawat tanpa awak. Pesawat tanpa awak itu nantinya akan mengawasi seluruh wilayah perbatasan," kata Novyan di Sungai Raya, Jumat (19/7).
Dia mengatakan, rencananya pesawat tanpa awak tersebut akan awal tahun depan. Menurutnya jika menggunakan tenaga manusia untuk mengawasi perbatasan dibutuhkan ribuan orang, bahkan jika menggunakan pesawat biasa memiliki keterbatasan dari sisi bahan bakar, sehingga pengawasan di wilayah perbatasan tidak dapat maksimal.
"Jika menggunakan pesawat tanpa awak bisa mutar-mutar, ambil foto dan video, baru pesawat kembali ke Lanud Supadio," tuturnya.
"Sengaja kami gabung karena pesawat tanpa awak buatan Indonesia baru di buat, sedangkan yang luar negeri sudah maju. Dengan digabungnya, nanti produksinya bisa meniru luar negeri sehingga ke depan pesawat lokal kita makin bagus," katanya.
Dia menuturkan pesawat tanpa awak jenis wulung sebanyak nantinya akan ada sebanyak delapan unit sedangkan jenis heron yang buatan luar negeri sebanyak empat unit.
Nantinya pesawat berangkat dari Lanud Supadio dan setelah mengambil gambar ke setiap kawasan perbatasan maka pesawat akan kembali ke Lanud Supadio Lagi.
"Semua pesawat itu kumpul di Lanud Supadio Pontianak dan dikontrol dari Lanud Supadio oleh pilot handal TNI AU. Pesawat setelah mengawasi akan kembali lagi ke Lanud Supadio Pontianak," kata Novyan.
Israel Will Be First International Customer To Fly Operational F-35 Units
A follow-on order for more F-35Is is expected in 2018, under the next five-year plan. As the new fighter enters full-production rate, volumes are expected to increase, leading to proportionally lowering cost, expected to drop below $85 million in then-year dollars.
Financing of this follow-on procurement is already under discussion with the U.S. Jerusalem is seeking creative ways for Washington’s agreement to guarantee payment for these planes, including the foreign military sales budget allocated annually to Israel. If this concept is approved, Israel will be required to pay for the interest but will be able to commit willingly to follow-on orders and receive the second squadron immediately after the first is delivered.
AUS&R 2013 Expo Autonomous, Unmanned Systems & Robotics
Live Display Agenda Submit PapersExhibition Partners Venu Register
UNMANNED SYSTEMS IN ACTION!
live demonstration of unmanned vehicles
in the air, on land and at sea!
Planned Agenda
Highlighting present and future aspects of unmanned systems, and their use in military, homeland security and civil applications, AUS&R 2013 provides the perfect stage to discuss the prospects and challenges facing autonomous and unmanned systems operations in the air, land and at sea.
08:30 – 16:00 – Exhibition open to visitors & delegates
Morning Session 09:20 – 11:10
Keynote Presentation: Future Trends in Unmanned Systems – Looking Beyond the Horizon | |||
Solutions Track | Platforms Track | Missions Track | |
Briefing | Drones & National Security The role of unmanned systems providing strategic situational awareness to enabling timely, actionable, response | Command, Control & Autonomy Examining the command and control concepts required for the autonomous operation of multiple unmanned systems | Persistent Surveillance, Actionable Intelligence The evolution of platforms, payloads and operating systems and human elements, toward persistent and actionable operation |
Briefing | Unmanned at the Airport An examination of the benefits of operating unmanned systems around at airports, and the problems they may cause, when operated irresponsibly | Manufacturing for High Performance Higher performance (endurance), increased survivability (stealth), better efficiencies (lower drag) and reduced cost ($$) are only part of the benefits offered by advanced materials and new manufacturing techniques | Protecting the Unmanned Systems By definition, unmanned systems are exposed to a wide range of threats, from cyber to kinetic. This briefing highlights those threats and suggests potential countermeasures |
11:15 – 12:00 – Live Demonstration: Intelligence, Force Protection Applications |
Mid-Day Session: 12:30 – 14:00
keynote Presentation: Unmanned Systems – Threat Assessment | |||
Solutions Track | Platforms Track | Missions Track | |
Briefing | Maritime & EEZ Security Unmanned systems are introducing new capabilities for maritime security in the littorals, EEZ and open sea | SATCOM Datalinks for Unmanned Systems Extending the range and endurance of unmanned systems also mandates the use of suitable navigation, command, control and communications links | Video and Image Processing for Drones Advanced image and video processing technologies are introducing enhanced utilities for mission analysts, and new potential for tactical uses |
Briefing | Unmanned Systems for Force Protection New capabilities provided by unmanned systems are increasing force protection of troops, security personnel and first responders | Transforming Robots for Emergency Response What it takes to transform a robot into an earthmover, firefighter or mine cruncher? | Improving Robotic Bomb Disposal Capabilities Improving the capabilities, efficiencies and operability of C-IED/EOD robotic systems |
Briefing | UVS for Border and Perimeter Security The role of unmanned systems in securing border lines and perimeters | ‘Mobility Out of the Box’ The essence of unmanned systems is the capability to move, but most are employing traditional mobility concepts. | Remote Sensing for Unmanned Systems Advanced applications utilizing radar technology with robotic and unmanned systems |
14:30 – 15:20 – Live Demonstration: Homeland Security, Border & Infrastructure Security, EOD & First Response |
Afternoon Session: 15:20 – 16:40
Keynote Presentation: Space – The Ultimate Frontier for Autonomous & Robotic Systems | |||
Solutions Track | Platforms Track | Missions Track | |
Briefing | Terrain Dominance The integration of persistent, wide area surveillance, with Big Data Fusion and automated intelligence analysis opens new opportunities for ‘Terrain Dominance’ | Power & propulsion for unmanned systems As platforms are getting smaller and missions are extended, UVS are requiring increased power densities for operation. This briefing will examine some of these trends | The human aspects of UVS How to manage the human aspect of unmanned systems? What is needed to develop the skills, maintain proficiency and protect the human operators? |
Briefing | Unmanned Warriors Raising Legitimacy Concerns Legal, Social and ethical considerations of unmanned systems operations | EO Payloads for UVS Evolutionary trends in EO payloads – smarter, lighter and smaller, yet more capable and affordable… | MMI – The Next Generation How our children will operate the future unmanned systems? A bold look at some of the futuristic man-machine interfaces |
16:50 – 17:35 – Live Demonstration: Night operations, urban, and counter-terror/SWAT |
SATROL KOARMATIM KERAHKAN KRI KERAPU-812 AMANKAN PERBATASAN LAUT RI FILIPINA
Mirip Asli, Robot Mirip Gorila Dipamerkan di YouTube
Screenshot YouTube
Dilansir Theregister, keseimbangan relatif mudah untuk manusia, karena masa dipercaya telah mengalami evolusi hingga ribuan tahun. Namun, ini akan sulit bagi para peneliti robotika.
Para peneliti di Pusat Penelitian Jerman untuk Artificial Intelligence telah memutuskan untuk melewatkan bipedism (robot yang mampu berdiri dengan dua kaki) demi sebuah robot yang berjalan seperti gorila.
Kabarnya, robot yang aksi geraknya divideokan dan diunggah ke YouTube ini memiliki sensor tekanan di setiap kakinya. Sensor tersebut antara lain, sensor jarak, sensor suhu dan sensor posisi serta sensor gaya disepanjang tulang belakang.
Baterai sudah disematkan dalam tubuh robot gorila ini. Para peneliti berencana untuk mengganti desain saat ini yang kaku dengan komponen yang lebih baik untuk mobilitas yang lebih besar.
Peneliti menggambarkan robot yang dinamakan iStruct ini sebagai proyek robotika luar angkasa, dan telah menguji robot pada kawah buatan
Friday, July 19, 2013
MBT 120s
![]() |
120s |
SISTEM PERTAHANAN UDARA HQ-9 CHINA SEBAGAI ALTERNATIF
Sistem Pertahanan Udara HQ-9 China.
|
Hal ini terjadi juga dengan Turki. Amerika Serikat dan negara Eropa yang selama ini menjadi pemenang dalam kontrak pengadaan persenjataan ke Anggota NATO Turki, kini mendapatkan lawan yang baru, yakni Rusia dan China.
Pertarungannya adalah Patriot Advanced Capability-3 (PAC-3), Aster 30 dari Eurosam Italia-Perancis, S300 dari Rosoboronexport Rusia serta HQ-9 China Precision Machinery Export-Import Corp. Turki pun mulai menghitung untuk membeli S-300 atau HQ-9.
Sisten Pertahanan Udara HQ-9 China.
|
Sisten Pertahanan Udara HQ-9 China.
|
Pemasangan Sistem Pertahanan Udara HQ-9 China.
|
Ukuran Tabung Peluncur Rudal HQ-9 Lebih Kecil dari S 300 Rusia ,
|
Ukuran Tabung Peluncur Rudal HQ-9 Lebih Kecil dari S 300 Rusia.
|