)
Informasi Seputar Teknologi Komputer Alutsista Militer Indonesia dan Dunia
News in Picture

Sang Badak Andalan Pindad
Setelah melewati masa pengembangan yang panjang, Pindad akhirnya melansir panser kanon yang kemudi...

Peluru yang bisa berubah arah
Aku tidak tahu apa yang Anda bayangkan ketika Anda berpikir tentang masa depan teknologi milite...

MENGINTIP PABRIK ALUTSISTA PINDAD
Alutsista Made In Indonesia Senjata varian terbaru Pindad kini dipakai oleh pasukan e...

Klewang Class Fregat Lewat, Zumwalt Minggat
Bila masyarakat dunia kawatir akan perkembangan militer China tentulah sangat beralasa...

US allocates $100 million for Russian rocket engine replacement
File image: RD-180 engine. The US Senate Committee on Armed Services has approved a plan to...

ZBD-05 Amphibious Infantry Fighting Vehicle, China
ZBD-05 is an amphibious infantry fighting vehicle produced by China North Industrie...

Tank Ringan Amphibi 2S25 Sprut-SD Pendamping BMP-3F
Tank Ringan Amphibi PT-76 milik TNI AL memasuki usia tua meskipun berbagai perbaikan dan...

Jelang Indo Defence 2014, SAAB JAS 39 Gripen NG dan Eurofighter Typhoon Bersaing Rebut Perhatian
Ajang pameran militer tahunan yang diselenggarakan Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI, Indo Def...
Tuesday, May 27, 2014
Nanodevice Karya Peneliti Iran Bikin Baterai Lithium Ion Lebih Irit
)
Dua Lagi Capaian Militer Iran Dipamerkan
)
Monday, May 26, 2014
Rusia Tambah 16 MiG-29SMT pada 2015-2016

"Kami harus menyelesaikan kontrak (pengiriman) pada tahun 2016. Delapan pesawat akan dikirim pada tahun depan dan delapan lainnya pada 2016," Korotkov mengatakan.
Dilaporkan sebelumnya bahwa Departemen Pertahanan Rusia dan perusahaan MiG telah menandatangani kontrak untuk pengadaan 16 MiG-29SMT senilai 17 miliar rubel (USD 500 juta). Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa kontrak pembelian tersebut sudah fasilitas pelayanan dasar dan peralatan pemantauan dan dukungan lainnya.
Menurut Korotkov, pengadaan 16 jet tempur MiG-29SMT ini ditujukan untuk tetap menjaga variasi tempur Angkatan Udara Rusia. Angkatan Udara Rusia sebelumnya telah menerima 18 jet tempur MiG-29SMT pada 2009-2010. "Pesawat-pesawat terbukti baik dioperasikan dan memiliki jangkauan yang signifikan ditambah dengan penggunaan senjata modern untuk menghancurkan target udara dan darat," katanya.
Mengomentari soal kontrak, Wakil Menteri Pertahanan, Yury Borisov, mengatakan bahwa pembelian atau kepercayaan Rusia ini akan menjadi batu loncatan atau semangat bagi perusahaan MiG untuk mengembangkan jet tempur yang lebih baik lagi, seperti MiG-35.
MiG-29SMT adalah versi yang lebih modern dari MiG-29, jet tempur untuk garis depan pertempuran. Pesawat ini bisa dilengkapi dengan berbagai rudal udara ke udara dan rudal udara ke permukaan dan senjata-senjata lain yang akan membuatnya efisien dalam menghancurkan target udara, darat dan objek yang berlayar di laut.
Dilaporkan bahwa efisiensi tempur MiG-29SMT telah meningkat tiga kali lipat dibandingkan dengan MiG-29 versi standar, dan biaya pengoperasiannya pun telah berkurang menjadi sekitar 60 persen saja, Interfax melaporkan. (Voice of Russia).
Gambar MiG-29SMT: Alex Beltyukov - RuSpotters Team
Indonesia Berpeluang untuk Dapatkan Kapal Selam Canggih dari Perancis
Jakarta, DMC – Pemerintah Indonesia dan Perancis dalam suatu forum bilateral “Indonesian-French Defense SMEs Bilateral Forum (First Edition)” membahas kemungkinan Indonesia untuk mendapatkan kapal selam dengan teknologi yang sangat canggih (sophisticated). Hari pertama forum bilateral, Rabu (21/5), diisi dengan seminar tentang “Peluang Kerjasama Industri Pertahanan Indonesia-Perancis dan pembahasan atau diskusi mengenai kapal selam litoral dalam waktu bersamaan (paralel)”.
Untuk itulah forum bilateral ini diselenggarakan untuk mengkaji dengan seksama segala kemungkinan teknologi kapal selam litoral ini dalam menutup celah pertahanan Indonesia yang berkaitan dengan peta dan kondisi perairan Indonesia. Apakah memang harus menggunakan kapal selam dalam menjaga laut dangkal atau cukup dengan sarana pertahanan yang lain?
Mengingat dua pertiga wilayah Indonesia adalah perairan, pengetahuan tentang hal-hal yang berhubungan dengan pemetaan laut adalah esensial. Bagaimana keadaan hidrografi, tingkat kedalaman, kuat dan arah arus setiap musim dan perubahannya harus dipelajari dengan seksama dalam konteks pertahanan.
Hal ini akam melahirkan operation requirement baik untuk laut dangkal dan laut dalam. Misalnya laut yang dangkal akan menuntut kelincahan atau manuver dari kapal selam untuk menghindari pemantauan atau deteksi dari udara sehingga timbullah kekhususan operasional. Oleh karena itu maka dalam menghitung postur kemampuan perang tidak hanya berdasarkan kekuatan an sich tetapi juga berdasarkan kemampuan dan gelar.
Sementara itu ketua delegasi Perancis Admiral (Navy) Jean Claudelle dalam kesempatan tersebut menyatakan bahwa Perancis merupakan salah satu negara di Eropa yang sangat mendukung industri pertahanan yang berdasarakan pada sistem pertahanan otonomi dan kedaulatan. Dalam 50 tahun terakhir ini bidang industri dan peralatan pertahanan serta persenjataan Perancis menjadi hal yang sangat penting.
Hal ini memberikan peluang bagi pemerintah Perancis dan industri pertahanannya kemampuan untuk mengembangkan peralatan dan semua spesifikasi operasionalnya seperti untuk angkatan laut, angkatan udara, helikopter, satelit, missile antar negara dan antar benua.
Seperti diketahui kekuatan persenjataan dan pertahanan Perancis saat ini tersebar di Afrika Selatan, Mali, Guinea dan benua Afrika secara otonom dengan mitra atau partner Perancis tanpa melibatkan kekuatan besar atau super power lainnya. Kemampuan ini menjadi suatu hal yang unik di benua Eropa. Diharapkan hal ini dapat menarik Indonesia sebagai partner Perancis yang menganggap kedaulatan wilayah sebagai sesuatu yang penting.
Seminar yang diselenggarakan Kemhan RI dan The French Defense Procurement Agency (DGA) diikuti oleh berbagai perusahaan yang bergerak di bidang industri pertahanan Perancis seperti Airbus Helicopters, DCNS, EADS, MBDA Missile Systems, Thales dan perusahaan terkemuka Perancis lainnya. Pada hari kedua rangkaian kegiatan, Kamis (22/5), delegasi peserta dari Perancis bertolak ke Bandung untuk mengunjungi PT Pindad dan PT Dirgantara Indonesia.
(DMC)
Produk-produk Militer yang akan Dibuat RI di Masa Depan
Staf Ahli Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Badan Kerjasama dan Hubungan Antar Lembaga Silmy Karim mengatakan pemerintah Indonesia memiliki 7 program penguasaan alutsista. Program tersebut sedang dan terus berlangsung, termasuk melibatkan negara asing dan BUMN Indonesia.
"Jadi program nasional ada 7. Pertama produksi propelan (bahan baku roket), tank (medium), kapal selam, IFX (jet tempur), misil, roket, fregate. Itu 7 program masih berjalan," kata Silmy di Kementerian Pertahanan Jakarta, Senin (26/5/2014).
BUMN strategis yang digandeng antara lain: PT Dahana (Persero), PT PAL (Persero), PT Pindad (Persero), PT Dirgantara Indonesia (Persero) hingga PT LEN (Persero). Upaya menggandeng BUMN agar ada transfer teknologi dari negara mitra terhadap BUMN strategis.
Pengembangan alutsista di dalam negeri juga memiliki banyak manfaat. Disamping menghidupkan industri pertahanan dalam negeri, juga mampu menghemat devisa dan pajak akibat impor alutsista per tahun.
"Yang jelas anggaran pertahanan kisarannya meningkat terus. Setidaknya 30% untuk belanja alutsista. Keunggulan lain dari sektor pajak, alih teknologi, penguasaan SDM, kemudian kemandirian alutsista," jelasnya.
Produk-produk yang dikembangkan dan sedang berjalan seperti medium tank. Pengembangan medium tank ini melibatkan PT Pindad dan pemerintah Turki. Turki dinilai memiliki kapasitas mengembangkan dan memproduksi medium tank canggih.
"Ini progres dengan Turki. Turki punya ahli. Dia punya perusahaan ahli bikin tank," jelasnya.
Sedangkan untuk kapal perang, RI melalui PAL menggandeng perusahaan Belanda mengembangkan dan memproduksi kapal jenis Perusak Kawal Rudal (PKR) atau Fregate. PAL juga berkerjasama dengan Korea Selatan mengembangkan dan memproduksi kapal selam di Surabaya, Jawa Timur.
Selain kapal, program lainnya adalah pengembangan jet tempur. Untuk pengembangan ini, Indonesia menggendeng Korea Selatan. Program tersebut bernama Korea Fighter experiment/Indonesia Fighter experiment (KFX/IFX). Pesawat tempur ini merupakan generasi 4.5 atau pesaing dari F16 versi terbaru. Pengembangan ini melibatkan PT Dirgantara Indonesia.(feb/hen)
PT DI Akan Miliki Hak Cipta Atas Rancangan Heli Anti Kapal Selam

PTDI Rancang Helikopter Khusus Anti Kapal Selam
Jakarta -Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pabrikan pesawat dan helikopter, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) mampu merancang konsep helikopter super canggih. PTDI memiliki rancangan helikopter yang dilengkapi teknologi sonar anti kapal selam. Sonar ini mampu mendeteksi keberadaan kapal selam.
“Karena ini konsep dari PTDI jadi yang copy right atau hak cipta adalah PTDI,” kata Direktur Utama PTDI (Persero) Budi Santoso kepada detikFinance saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta Selasa (20/5/2014)
Pengembangan helikopter ini bermula ketika TNI AL ingin memiliki helikopter super canggih namun harus berukuran relatif kecil dan bisa mendarat di kapal perang tipe Frigate terbaru. Alhasil PTDI mencari cara agar bisa membuat helikopter berukuran sedang yang bisa mendarat di deck kapal perang namun mampu memiliki teknologi anti kapal selam.
Biasanya teknologi kapal selam ini ditemui dan terpasang pada helikpter berukuran besar. PTDI menggandeng produsen helikopter yakni Eurocopter dan produsen sonar dunia untuk memproduksi helikopter medium dengan teknologi sonar anti kapal selam. Proses merancang helikopter ini memerlukan waktu 2 tahun.
“Waktu kita (pemerintah) beli kapal Fregate buatan Belanda Ahmad Yani class). Itu yang sudah datang. Itu deck load hanya 5 ton jadi kita harus cari helikopter bobot 5 ton dengan senjata yang canggih. Orang mengatakan saya punya sonar bagus tapi helikopternya yang gede-gede. Nggak mungkin (untuk heli sedang). Akhirnya pakai sonar kelas lebih rendah. Kalau sonar long range itu frekuensi rendah. Dia antene gede,” terangnya.
Akhirnya lahir helikopter pertama di kelas medium yang memiliki teknologi sonar anti kapal selam. Teknologi ini dikembangkan pada jenis Helikopter AS565 Panther. Meski tidak memproduksi helikopter dan sonar, namun PTDI memiliki hak cipta rancangan helikopter AS565 Panther dengan teknologi sonar anti kapal selam tersebut.
“Buat kami ini pertama. Bagi pabrik helikopter ide pertama dan ternyata feasible untuk dikerjakan. Yang bikin sonar, dia bilang ini pertama kali dia akan pasang sonar di helikopter ini (medium),” ujarnya.
Helikopter AS 565 Panther telah dipesan TNI AL sebanyak 11 unit. Dari 11 unit tersebut, sebanyak 2 unit dilengkapi teknologi sonar anti kapal selam dan 9 tidak dilengkapi namun memiliki kemampuan untuk sewaktu-waktu dipasang teknologi anti kapal selam.
“Tahap pertama 11, namun yang pakai sonar ada 2. Itu delivery terakhir,” tegasnya.
Inilah Negara-Negara Eksportir-Importir Senjata Terbesar Sejagat
Sekilas melirik tabel berikut yang disuguhkan oleh Economist, menampilkan importir senjata terbesar sejagat, dan lebih penting lagi, eksportir senjata terbesar di dunia.
|
Lima negara, Amerika, Rusia, Jerman, China, dan Perancis, menyumbang tiga-perempat dari jumlah ekspor senjata internasional selama lima tahun terakhir. China tiga kali lipat sumbangannya pada masa itu, menyalip Prancis, sekaligus berada di jalur melampaui Jerman menjadi pedagang senjata terbesar ketiga di dunia.
Bisnis senjata tumbuh dengan cepat. Secara keseluruhan, penjualan antara tahun 2009 dan 2013, 14% persen lebih tinggi dari periode lima tahun sebelumnya, menurut Stockholm International Peace Research Institute, yang melacak perdagangan senjata. China menjual produk senjatanya ke 35 negara yang utamanya berpenghasilan menengah ke bawah, sekaligus menjadi importir besar (dua-pertiga senjatanya berasal dari Rusia). Amerika mengekspor produk senjatanya ke lebih dari 90 negara, yang kebanyakannya berupa pesawat. Rusia mengekspor lebih banyak kapal ketimbang negara lain. Ekspor senjata Rusia meningkat secara signifikan, sebagian karena menjadi pemasok terbesar bagi India, yang membeli hingga tiga-perempat dari toal senjata yang dijual Rusia. Adapun ekspor senjata Ukraina lebih banyak ketimbang Italia atau "Israel". Namun, dengan memanasnya ketegangan regional, agaknya negara yang sedang bergolak menyusul kudeta fasis dukungan AS dan NATO itu akan memilih menyimpan beberapa produk senjatanya untuk membantai rakyatnya sendiri di wilayah timur, atau berperang melawan Rusia. |