News in Picture

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Thursday, June 6, 2013

Pesawat Tanpa Awak, Kini Sebesar Nyamuk



Kemajuan teknologi semikonduktor telah memungkinkan manusia menyederhanakan ukuran fisik perangkat komputer dari sebesar almari pakaian menjadi hanya sebesar coin uang logam. Kemajuan yang sangat revolusioner ini dipicu oleh penemuan teknologi semikonduktor yang sangat spektakuler, sehingga perangkat teknologi pintar semakin lama semakin kecil dengan kemampuan yang semakin hebat. 

Sejauh mana Indonesia menguasai teknologi semikonduktor ini ? Beberapa waktu yang lalu penulis pernah mem-posting artikel berjudul "Indonesia sanggup membangun industri semikonduktor". Jika Indonesia mampu membangun industri teknologi tinggi semikonduktor ini sendiri secara mandiri, maka ke depan kita akan sanggup membangun sistem pertahanan yang kuat yang ditopang oleh penguasaan teknologi tinggi ini untuk menciptakan alat-alaty canggih mikro untuk berbagai tujuan seperti untuk mata-mata (surveillance), sistem radar, pembuatan sistem avionik dan sistem sensor pesawat, dan lain-lain. Bahkan mungkin kita juga mampu membuat drone mikro (PUNA mikro) yang bisa disusupkan ke wilayah-wilayah hutan untuk mengawasi OPM, atau di perbatasan dan bahkan di pusat kota.  

Sekarang ini telah tercipta drone mikro sebesar nyamuk dan secara fisik menyerupai nyamuk. Nyamuk ini bukan nyamuk biasa. Ini adalah Mosquito Micro Air Vechile (MAV), yang merupakan jenis Unmanned Aerial Vehicles (UAV). Jika saya sederhanakan dalam bahasa Indonesia sehari-hari, nyamuk ini adalah robot yang bisa terbang, yang masuk dalam kelompok pesawat terbang tanpa awak berukuran mikro. Pesawat terbang tanpa awak berukuran lebih besar yang sering kita dengar disebut-sebut, adalah Drone.

Mosquito MAV adalah salah satu dari Cyborg Insect Drones yang telah dikembangkan, dimana sebelumnya MAV yang berukuran lebih besar, seukuran lalat diperkenalkan oleh US Air Force pada tahun 2007.
.
13703244791498268835
Micro Drone. Gambar : networkworld.com
.
Unmaned Aerial Vehicles, sebagaimana namanya, adalah peralatan pesawat tanpa awak yang digunakan untuk mendukung kerja angkatan bersenjata. Biasanya dilengkapi dengan camera, microphone dan senjata.

Mosquito Drone pada gambar pertama, memiliki jarum suntik yang dapat mengambil sample DNA, secara bersamaan menyuntikkan RFID-chip (Radio Frequency Identification) ke dalam tubuh manusia. RFID adalah perangkat yang menggunakan frekwensi radio untuk mentransfer data, mengidentifikasi dan melacak objek. Jadi, sekali tubuh anda ditanami RFID, maka keberadaan anda dapat dipantau dari mana saja.

Dengan kemampuan mengambil sampel DNA dan menyuntik, maka micro drone dapat digunakan sebagai biological weapon.

Pengendalian jarak jauh micro drone juga dapat dilakukan dengan baik. Micro drone mampu terbang dengan berbagai formasi, dan dapat diterbangkan di medan yang sulit, tanpa bertabrakan atau menabrak objek rintangan. Perhatikan video berikut ini.



Ini inovasi yang mengagumkan. Jika diterapkan di bidang militer, teknologi ini bisa menjadi ancaman yang sangat serius dalam mengatasi mata-mata musuh. Teknologi ini bisa sangat berbahaya, tapi juga mengagumkan.

Dan yang ini adalah pesawat Nano yang lain :

»»  READMORE...

Mi-17 Penerbad Siap Bertugas ke Sudan


Untuk pertama kalinya, Mabes TNI akan mengirimkan tiga helikopter ke dalam misi perdamaian PBB yang bertugas di Darfur, Sudan. Ketiga heli yang terpilih, Mil Mi-17V5 Hip merupakan aset Skadron 31 Serbu Pusat Penerbangan TNI AD (Puspenerbad) yang berpangkalan di Lanumad Ahmad Yani, Semarang. Dengan misi berlabel internasional di daerah konflik, ketiga heli harus memenuhi standar tinggi yang ditetapkan PBB. Seperti apa peralatan baru yang dicangkokkan ke heli buatan Rusia ini dan apa untungnya bagi Indonesia memenuhi permintaan PBB, ikuti penelusuran Beny Adrian berikut ini. Angkasa mencari informasi langsung ke sarangnya di Skadron 31, Semarang dan berkesempatan pula mewawancarai Danpuspenerbad, Brigjen TNI Moch. Afifudin.

Terang saja Puspenerbad girang tak kepalang menerima kepercayaan dari Pemerintah RI untuk menjalankan misi mulia di bawah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Sudan. Di bawah payung United Nations Mission in Darfur (UNAMID) di Sudan, Afrika Utara, ketiga heli akan bertugas selama satu tahun. Menjadi tantangan sekaligus kesempatan untuk berbuat yang terbaik, karena penugasan ini adalah yang pertama bagi TNI mengirimkan kontingen dengan kekuatan utama pesawat terbang (helikopter) guna mendukung misi PBB. “Rencananya heli beserta kelengkapan dan personel akan diberangkatkan pada bulan Juli,” ujar Komandan Puspenerbad Brigjen TNI Moch Afifuddin. Kisah di balik pengiriman heli Penerbad ini berawal dari kunjungan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Ban Ki Moon ke Indonesia pada 20 Maret 2012, berbarengan pelaksanaan Jakarta International Defense Dialogue (21-23 Maret). Kehadiran Ban Ki Moon tak lepas dari tugasnya sebagai pembicara dalam forum dialog dilanjutkan kunjungan ke Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian Dunia (PMPP) di Sentul. Kegiatan Ban Ki Moon lainnya adalah melakukan pertemuan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Nah, di poin ketiga inilah kisah bermula.

Dalam pertemuannya dengan Presiden SBY, salah satu persoalan yang dikemukan Ban Ki Moon adalah bahwa PBB masih kekurangan alat angkut helikopter di wilayah konflik yang ditangani. Saat itu juga Sekjen menawarkan kepada SBY, apakah ada peluang Indonesia membantu PBB dengan mengirimkan helikopternya. Dengan keyakinan penuh, SBY pun memberikan jawaban positif bahwa Indonesia akan mengirimkan heli yang diminta. Pernyataan SBY ini lah yang kemudian dikemukakan Ban Ki Moon saat berbicara di forum dialog langsung mendapat aplaus dari hadirin. Setelah itu, perintah pun mengalir secara hirarki dari Panglima TNI hingga ke satuan pembina yaitu Puspenerbad.

Awalnya permintaan ini adalah untuk memperkuat satgas penerbangan PBB di Kongo. Karena itu namanya pun semula adalah Kontingen Garuda (Konga) XXXV-A/MONUSCO. Belakangan PBB merevisi permintaannya dengan mengubah negara tujuan menjadi Sudan. Dengan demikian nama kontingen menjadi Konga XXXV-A/UNAMID dengan main operational base di El Fasher, Darfur.

Mengutip dari website PMPP, hingga Juli 2012, Indonesia menduduki peringkat 16 dari 117 negara kontributor Operasi Pemeliharaan Perdamaian PBB dengan 1.902 personel (data PBB per 31 Juni 2012). Kontribusi tersebut terdiri dari 161 polisi, 25 military observers, dan 1.698 personel militer di delapan misi yaitu UNIFIL (Lebanon 1.354), UNMISS (Sudan Selatan, 14), UNISFA (Abyei Sudan, 1), UNAMID (Darfur, 151), MONUSCO (DRC, 192), UNMIL (Liberia, 1), MINUSTAH (Haiti, 178), dan UNSMIS (Suriah, 11). Perkembangan positifnya adalah, kontribusi Indonesia tidak hanya sebatas personel semata, tapi juga telah mengirimkan alutsista berupa kapal perang jenis korvet ke dalam Maritime Task Force (MTF) UNIFIL selama empat kali. Bersama KRI juga selalu diikutkan sebuah helikopter NBO-105 milik Penerbal.


 Sub 

Guna memenuhi permintaan ini, Puspenerbad pun menyiapkan tiga helikopter Mi-17V5 terbaik dari 12 unit heli sejenis yang dimiliki. Pilihan jatuh kepada HA-5156, HA-5157, dan HA-5159. Ketiga heli ini adalah hasil pengadaan terakhir tahun 2011 sehingga kondisinya masih sangat baik. Kalau melihat rekam jejaknya, HA-5156 baru mengantongi 115 jam terbang, HA-5157 mengantongi 102 jam terbang, dan HA-5159 mengumpulkan 237 jam terbang. Kondisinya masih sangat baru, dan ini, menurut Brigjen Afifuddin, memberikan kepercayaan diri tersendiri kepada Indonesia.

“Mi-17 kita satu-satunya yang terbaru, sementara heli negara lain sudah ribuan jam terbang sehingga PBB pun surprise dengan heli kita,” beber Afifudin.

Tidak sedikit perombakan dan penambahan dilakukan terhadap ketiga Mi-17 ini guna memenuhi persyaratan yang diminta PBB. Secara umum ketiga heli dituntut mampu terbang instrument, karena tidak tertutup kemungkinan beroperasi di malam hari dan di cuaca yang berubah-ubah, membawa kargo di eksternal, mengirim-mengambil pasukan dengan teknik fastrope serta kemampuan beladiri.

Tidak hanya menyangkut sistem navigasi dan komunikasi, syarat ketat pun dititahkan sampai ke urusan penerbang. Dalam LOA (Letter of Assist) yang disampaikan PBB, disebutkan bahwa untuk mengawaki ketiga heli, Indonesia harus menyiapkan empat set kru yang terdiri dari empat pilot (PiC) dan empat kopilot. Untuk PiC harus memiliki minimal 1.500 jam terbang dengan 750 jam di antaranya in command dan 400 jam pada tipe dimaksud. Sebagai tambahan, PiC juga harus memiliki minimal 30 jam terbang instrument dan 50 jam terbang malam dengan NVG. Sementara kopilot harus mengantongi minimal 100 jam terbang di tipe dimaksud.

Demi alasan keamanan terbang, oleh Pemerintah Indonesia akhirnya disetujui setiap heli akan diawaki oleh dua set kru. Sehingga dengan tiga heli, disediakan enam pilot serta enam juga kopilot. Semua PiC (Penerbang I) berpangkat mayor sedangkan untuk kopilot (Penerbang II) berpangkat lettu dan seorang letda. “Dua orang di antaranya (kopilot) sudah kandidat pilot, namun belum sempat disupervisi karena keburu persiapan ke PBB,” kata Letkol CPN Eko Priyanto yang ditunjuk sebagai Komandan Satgas/ Komandan Detasemen Penerbad di Sudan nantinya.


 Bagaimana soal heli? 

Jujur saja saat bertandang ke Skadron 31 di Lanumad Ahmad Yani, Semarang, Angkasa yang sudah mendapatkan penjelasan dari Dansatgas dan Danpuspenerbad, melihat sendiri kondisi ketiga Mi-17 pasca upgrade. Secara kasat mata warnanya pun sudah berganti putih sesuai standar PBB. Di kedua sisi badan heli persis di bawah exhaust terpampang dua huruf besar UN (United Nations), sementara di kedua sisi tailboom tertulis United Nations dan bendera Indonesia di vertical tail.

Bagi mata yang jeli, beberapa penambahan sudah terlihat di bagian luar heli. Kita mulai dari depan, di kedua jendela pilot ditambahkan pelat baja (armor plate) Level III untuk menetralisir proyektil kaliber 7,62mm. Pelat ini melengkapi perisai terdahulu di jendela bawah yang sudah menjadi bawaan Mi-17 versi militer. Di bawah daerah kokpit ini juga nongol antena baru VHF versi militer ARC 210 berwarna hitam, melengkapi antena VHF buatan Rusia yang sudah terpasang sebelumnya. Dengan spesifikasi baru ini, ketiga heli memang berlimpah radio.

Setiap heli saat ini dilengkapi empat radio VHF dan satu HF untuk komunikasi air to ground.
»»  READMORE...

KALASHNIKOV HADIAHKAN NAMANYA SEBAGAI MERK DAGANG




Mikhail Kalashnikov
Desainer senjata legendaris Mikhail Kalashnikov memberikan hak untuk menggunakan namanya kepada perusahaan patungan baru yang dibentuk oleh perusahaan Izmash dan Izhmeh. Terlepas dari kenyataan bahwa produsen bersedia untuk menawari Kalashnikov uang mulai satu setengah hingga tiga juta rubel untuk penggunaan namanya sebagai merk, Kalashnikov malah memberikannya secara gratis.

"Mikhail Kalashnikov adalah seorang patriot, seorang patriot sejati. Tak ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya untuk menerima pembayaran," Interfax mengutip Direktur Jenderal JSC NPO Izhmash Konstantin Busygin, yang membuat pernyataan pada Jumat lalu dalam sebuah konferensi pers. Busygin juga menambahkan bahwa dokumen (hak menggunakan nama Kalashnikov) telah ditandatangani pada bulan Februari lalu.

Perusahaan besar yang akan dibentuk nantinya, yaitu "Kalashnikov" akan menggabungkan (joint) perusahaan-perusahaan terbesar dari industri pertahanan Rusia untuk memproduksi berbagai senjata dan amunisi di bawah satu merk. Merger harus diselesaikan dalam tiga bulan ke depan. Setelah selesai, perusahaan akan menggunakan nama Kalashnikov.

Negosiasi dengan kelurga Kalashnikov dimulai pada tahun lalu. Pada saat itu, perusahaan hanya berhak menggunakan nama sang desainer hanya untuk beberapa jenis produk militer saja. Sementara itu, tampaknya akan lebih tepat untuk secara substansial memperluas jangkauan seperti itu (menggunakan nama Kalashnikov untuk perusahan), dan akan bermanfaat baik bagi perusahaan maupun Mikhail Kalashnikov sendiri, karena perusahaan akan memberikan Kalashnikov penghasilan yang tetap melalui penjualan produk yang diproduksi di bawah namanya. Inilah tujuan yang dinyatakan oleh Izhmash. Sekarang, bagaimanapun, perusahaan tampaknya sangat senang dengan sikap patriotisme Kalashnikov yang menjadikan perusahaan tidak perlu membayarnya. Telah dicatat sebelumnya, bahwa nilai merk "Kalashnikov" diperkirakan senilai US $ 10 miliar, berbeda jauh dari yang ditawarkan oleh perusahaan itu.

Mikhail Kalashnikov adalah individu yang unik. Anak ketujuhbelas yang terlahir dari keluarga petani. Kalashnikov sekarang berusia 93 tahun dan terkenal di seluruh dunia. Sejak tahun 1999, ia telah memiliki pangkat letnan jenderal. Pernah ia berkunjung ke suatu tempat, ia disambut bak seorang bintang film. Diluar ketenarannya, ia malah tinggal di sebuah rumah biasa, tidak ada lift, sangat sederhana, dan tanpa embel-embel. Kalashnikov hampir menderita ketulian karena trauma akibat kegiatan menembaknya dan selama uji coba senjata penemuannya yang tak terhitung jumlahnya. Meskipun permintaan yang luar biasa untuk penemuan Kalashnikov, aktivitas desainnya tidak menjadikannya kaya. Ini bukan karena Mikhail Kalashnikov tidak bisa mengambil keuntungan dari peluang yang ada, namun karena ia memang tidak mau melakukannya. Dengan sikap yang sama, ia juga tidak berusaha mengambil keuntungan dari penggunaan namanya sebagai merk dagang, bahkan ia memberikannya sebagai hadiah.

Izhevsk Machine-Building Plant (NPO "Izhmash") memproduksi berbagai jenis senjata militer, olahraga, senapan berburu, senapan angin, peluru artileri precision-guide, sistem kontrol, serta mesin dan peralatan berkualitas tinggi. Ada banyak produk Izhmash dengan nama Kalashnikov yang dibuat antara lain AK-74M, AK-9, AK-12, dan seri 100 Kalashnikov.

Izhevsk Mechanical Plant (JSC "Izhmeh") juga melakukan aktivitas produksi senjata, baik untuk militer dan juga sipil. Selain itu, perusahaan ini juga menghasilkan alat-alat listrik, peralatan pengemasan, peralatan gas, peralatan medis dan baja tuang (precise steel castings). Namun basis utama produksinya adalah senjata militer dan senapan berburu, dan secara khusus, Izhmeh paling banyak menghasilkan senapan berburu di Rusia yaitu IZH-27.

Selain dua perusahaan besar tersebut, diperkirakan bahwa perusahaan Kalashnikov nantinya juga akan mencakup beberapa perusahaan besar lainnya. Salah satu kemungkinan besar adalah perusahaan Vyatsko-Polyansky plant "Molot", yang terletak di wilayah Kirov. Perusahaan ini juga memproduksi senjata militer dan sipil, termasuk senapan mesin ringan Kalashnikov RPK dan senapan mesin Kalashnikov RPK-74.

Perusahaan lain industri pertahanan di Rusia juga berkemungkinan akan turut bergabung, namun belum ada data resmi yang menunjukkannya.
(Kredit foto : Barrybar / Flickr
)
»»  READMORE...

Wednesday, June 5, 2013

Lockheed Martin’s SMSS Unmanned Autonomous Vehicle Operates Via Satellite Control



SMSS load carrying mule undergoing field testing.
SMSS load carrying mule undergoing field testing. Photo: Lockheed martin
Lockheed Martin completed demonstrated the capability to control the Squad Mission Support System (SMSS) robotic vehicle beyond line of sight. 

The demonstration took place at Camp Grayling, Mich.where the SMSS was controlled via satellite link 200 miles away. The robotic vehicle conducted several battlefield surveillance operations while being controlled  via satellite from the U.S. Army’s Tank Automotive Research, Development and Engineering Center in Warren, Mich., over 200 miles away.
The demonstration proved that the combination of autonomy, vehicle mobility, surveillance sensors and satellite communications can provide a means of battlefield situational awareness while keeping soldiers out of harm’s way. During the demonstration, SMSS was equipped with a Gyrocam 9M Tactical Surveillance Sensor and a General Dynamics SATCOM Technologies “SATCOM-On-the-Move” system.
“These demonstrations allow the Army development communities to better understand capabilities available to them with SMSS right now,” said Joe Zinecker, director of combat maneuver systems at Lockheed Martin Missiles and Fire Control. “We are showing our customers innovative ways to employ SMSS vehicles in missions while demonstrating that we are ready to move from technology development to fielding these valuable and mature new capabilities.”
Gyrocam M9 stabilized EO sensor mounted on a telescopic mast carried on the SMSS robotic platform.
Gyrocam M9 stabilized EO sensor mounted on a telescopic mast carried on the SMSS robotic platform. Photo: Lockheed Martin
SMSS incorporated a telescopic mast carrying the Gyrocam 9M stabilized EO payload, acquiring on-the-move, high-resolution electro-optical and thermal video. Through the tests, SMSS movements and sensor functions were controlled and monitored from the remote station via tele-operation, demonstrating control of the vehicle through the satellite. 

In another simulated mission, the operator defined  a pre-planned route with the SMSS employing autonomy to navigate the course with minimal operator intervention, performing various autonomous functions, such as ‘follow-me’, ‘go-to-point’ and ‘retro-traverse’.
Lockheed Martin conducted several demonstrations of the SMSS for the U.S. Army during 2012, outfitting the vehicle with different mission equipment packages to conduct logistics, counter-IED, mobility, dismounted-soldier support, and reconnaissance, surveillance and target acquisition. Four SMSS vehicles were successfully tested by soldiers in Afghanistan in 2012 as transport and logistics vehicles to lighten the load for soldiers in combat operations.
“The concept of an affordable common mobility platform coupled with specialized mission equipment packages is the right answer for UGVs to reduce development, production and sustainment costs, while providing maximum flexibility for commanders,” Zinecker said. “SMSS continues to demonstrate its readiness to enter into an engineering and manufacturing development program.”
Lockheed's SMSS Unmanned Autonomous Vehicle. Photo: Lockheed Martin
Lockheed’s SMSS Unmanned Autonomous Vehicle. Photo: Lockheed Martin
»»  READMORE...

F-35A LIGHTNING II AKAN BEROPERASI PADA DESEMBER 2016



F-35 Lightning II
Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) mengumumkan bahwa pesawat tempur F-35A Lightning II akan mulai beroperasi pada bulan Desember 2016. Pengumuman itu juga termasuk laporan bersama yang merinci persyaratan Kemampuan Operasional Awal (Initial Operational Capability/ IOC) dan tanggal beroperasi untuk seluruh varian F-35 yang disampaikan ke Kongres AS pada 31 mei 2013.

"Angkatan Udara telah menghabiskan waktu enam bulan terakhir untuk meluluskan persyaratan IOC dan menargetkan tanggal beroperasinya. Pengumuman ini merupakan kabar gembira bagi Angkatan Udara," kata Sekretaris Angkatan Udara Michael Donley. "Ini memberikan ketegasan pada anggota Kongres, mitra internasional kita, dan publik Amerika Serikat bahwa program (F-35) ini berada pada jalur yang benar, yang akan meningkatkan kemampuan militer Amerika Serikat dan sekutu kita."

Kongres menunjuk sekretaris Angkatan Udara dan sekretaris Angkatan Laut (2 matra ini yang akan mengoperasikan F-35) untuk memberikan laporan yang merinci tanggal pengoperasian F-35, persyaratan dan kemampuan untuk seluruh varian F-35 pada 1 Juni.

Angkatan Udara akan mencapai persyaratan IOC saat skuadron operasional pertama sudah dilengkapi dengan 12 atau lebih F-35, pilot terlatih, mampu untuk melakukan dukungan udara standar dari dekat, interdiksi, limited suppression dan operasi penghancuran pertahanan udara musuh dalam lingkungan konflik.

"F-35 adalah (alutsista yang) sangat penting dan teknologi bangsa Amerika harus selalu di depan teknologi musuh, sekaligus menyediakan kemampuan multiperan dan misi-misi di masa mendatang," ujar Kepala Staf Angkatan Udara Jenderal Mark A. Welsh III. "Kita sangat gembira bahwa program ini berada di jalan menuju sukses, dan kita berterimakasih dengan mitra internasional yang tetap berkomitmen dalam program ini layaknya kita."

F-35 adalah pesawat tempur generasi ke-5. Teknologinya dianggap belum pernah ada sebelumnya yaitu menggabungkan teknologi siluman dengan kecepatan dan kelincahan pesawat tempur, sensor terintegrasi dan operasi yang berdasarkan jaringan dan avionik yang mutakhir.

Jet tempur yang diklaim sebagai yang tercanggih di dunia ini akan mencapai sejarah baru ketika sudah memenuhi persyaratan IOC. Diantaranya yang sudah dilakukan adalah pelatihan pilot awal di pangkalan udara Eglin, Florida, pada bulan Januari, pengiriman pesawat uji operasional pertama untuk pangkalan udara Edwards, California dan Nellis, Nevada pada bulan Maret, operasional pertama pengisian bahan bakar udara pada bulan April, dan penyelesaian pengujian serangan sudut tinggi pada bulan Mei.

Kredit foto : Lockheed Martin
»»  READMORE...

PESAWAT TANPA AWAK LAPAN RAIH REKOR MURI


 


Lembaga Penerbangan dan Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) berhasil meraih penganugerahan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Rekor tersebut diraih oleh LSU 02, Pesawat Tanpa Awak (UAV) karya LAPAN yang dinilai "mampu terbang menempuh jarak terjauh" dengan nomor rekor 5997. LSU 02 telah berhasil memecahkan rekor sepanjang 200 kilometer. "Pesawat itu terbang pergi-pulang dari lapangan udara Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat, ke Nusawiru, Pangandaran Jawa Barat," tutur Kahumas LAPAN, Ir. Jasyanto.

Menurut Jasyanto, LSU 02 lepas landas pukul 07.30 WIB. Setelah melakukan manuver terbang di sekitar Lapangan Udara Pameungpeuk, pesawat terbang secara autonomous menuju Nusawiru dengan jarak tempuh 100 kilometer. Dua jam kemudian, pesawat UAV Lapan kembali mendarat dengan mulus di lapangan udara Pameungpek, Garut, Jawa Barat. "Dengan demikian, total jarak tempuh pulang pergi pesawat ini mencapai 200 kilometer dan merupakan pencatatan awal rekor terjauh yang dilakukan MURI. Selama terbang tersebut, pesawat tersebut melakukan pemotretan dan perekaman gambar," kata Jasyanto melalui keterangan pers yang diterima GATRAnews, Senen (3/6).

LSU 02 merupakan pesawat nirawak buatan Lapan. pesawat yang memiliki bentangan sayap sepanjang 2400 milimeter dan panjang badan mencapai 1700 milimeter tersebut mampu terbang secara automatis dengan program sasaran dan jalur terbang yang telah ditentukan. Pesawat bermisi pengamatan ini memiliki muatan maksimum 3 kilogram dengan kecepatan terbang 100 kilometer per jam.

"Pesawat UAV Lapan tersebut sebelumnya sudah dioperasikan dengan misi memotret kawah Gunung Merapi dan memantau banjir di DKI Jakarta pada bulan Januari 2013," kata Jasyanto. Selain itu, teknologi ini juga dapat mendukung program ketahanan pangan dengan cara pemantauan sawah untuk estimasi produksi padi dengan menggunakan beberapa metode dan sudut pandang.

Menurut Jasyanto, peristiwa pencatatan rekor ini merupakan momentum yang sangat berharga bagi Lapan karena sudah berhasil mencatatkan rekor terbang terjauh untuk pesawat tanpa awak dengan berat total kurang dari 15 kg. Disamping itu, pencatatan rekor tersebut merupakan tonggak bersejarah bagi Lapan yang akan akan merayakan ulang tahun ke 50 tahun ini.

Prestasi ini, lanjut Jasyanto, juga merupakan langkah awal bagi pengembangan pesawat tanpa awak di masa mendatang yang tentunya untuk menunjang pembangunan nasional. Deputy Manager MURI, Damian Awan Rahargo, dalam sambutannya menyatakan rasa bangga dan haru atas prestasi yang telah dicapai oleh anak-anak bangsa khususnya di bidang teknologi penerbangan tanpa awak.(Nhi)

  ● Gatra 
»»  READMORE...

Satgas Indobatt di Lebanon Pamerkan Alutsista Produksi PT. Pindad


Hadirnya beberapa Pejabat Tinggi dari UNIFIL (United Nations Interims In Lebanon) yang mengunjungi Markas Indobatt (Indonesia Battalion) Kontingen Garuda (Konga) XXIII-G/UNIFIL, memberikan kesempatan bagi Komandan Satgas Indobatt Letkol Inf Lucky Avianto untuk memamerkan produk dalam negeri Indonesia.


Setelah mempromosikan Seni Budaya Indonesia beberapa waktu lalu, Satgas Indobatt juga mempromosikan Alutsista yang digunakan oleh prajurit TNI Konga XXIII-G/UNIFIL dalam Misi Perdamaian di Lebanon. Beberapa diantaranya yang sempat dipamerkan yakni Kendaraan Tempur (Ranpur) jenis Anoa 6x6 dan Pistol G2 yang berhasil memenangkan kejuaraan menembak kelas dunia, yang kesemuanya merupakan hasil Produksi Dalam Negeri Indonesia melalui PT. Pindad.

Bertempat di Lapangan Soekarno Markas Indobatt UN Posn 7-1, Adshid al-Qusayr, Lebanon Selatan, Alutsista yang di produksi PT. Pindad digelar dan dipamerkan oleh Satgas Indobatt kepada Komandan Sektor Timur Brigjen Fernando Lopez Del Pozo beserta rombongan diantaranya Chief of Staff Sektor Timur Kolonel Jesus Jimenez saat melakukan kunjungannya, Senin (3/6/2013).

Pada kesempatan tersebut, Brigjen Fernando yang sempat menerima penjelasan tentang Kendaraan Tempur jenis Anoa 6x6 ini juga berkesempatan untuk mengendarai dan berkeliling Markas Indobatt bersama Letkol Inf Lucky Avianto.

“Indonesia melalui Satgas Indobatt memang sudah dikenal oleh Kontingen lain tentang kesiapannya dan Alutsista yang digunakannya, seperti Anoa dan Senjata yang diproduksinya sendiri dari Indonesia”, kata Brigjen Fernando.

Lebih lanjut Brigjen Fernando menyampaikan, Indonesia yang bisa memproduksi Ranpur jenis Anoa dan Senjata melalui PT. Pindad keberadaannya tentu tidak bisa dilihat sebelah mata. “apa yang dimiliki Indobatt sekarang ini sudah merupakan standar dalam melaksanakan Misi Perdamaian”, ujarnya.

Sementara itu, menurut Dansatgas Indobatt Konga XXIII-G/UNIFIL Letkol Inf Lucky Avianto keunggulan dari Anoa ini sudah banyak dirasakan dan diakui oleh dunia yang juga sudah banyak memesan Anoa tersebut. “Indonesia selain mengirim pasukannya dalam Misi Perdamaian juga dimanfaatkan untuk mempromosikan Produk Dalam Negeri Indonesia”, ujarnya.

Dansatgas Indobatt juga memperkenalkan jenis Pistol G2.  Menurut catatan, jenis Pistol G2 sudah berprestasi hingga tingkat dunia, tahun 2012 telah berhasil meraih emas pada kejuaraan menembak AASAM 2012 (Australian Army Skillat Arms Meeting) yang digelar oleh Australia di setiap tahunnya dan diikuti oleh banyak Negara. Pistol yang memiliki kaliber 9x19 mm memiliki 2 tipe, yakni: Tipe Elite dan Tipe Combat yang sejak 2011, tercatat sudah 5000 unit terpesan. (TGR/Puspen TNI)

»»  READMORE...

Terima Hibah Pesawat Afkir, Pemerintah Menyalahi Renstra TNI AU




SESUAI rencana strategis yang disepakati Komisi I, TNI Angkatan Udara mestinya belanja enam unit pesawat F-16 keluaran baru. Bukan menerima hibah 24 unit pesawat afkir yang biaya perawatannya lebih mahal.
Ke depan pemerintah dan DPR harus duduk bersama untuk membuat definisi yang benar tentang hibah.



Pernyataan juru bicara TNI Angkatan Udara, Kolonel Bambang Supriadi, yang memperingatkan pemerintah agar berhati-hati menerima tawaran hibah dari negara lain harus direspons serius. Senada Bambang Supriadi, DPR juga mencurigai ada motif tertentu di balik tawaran hibah alutsista dari negara lain.


Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin, Selasa (4/6), mengatakan, sejak awal pihaknya mengkritisi keputusan pemerintah menerima hibah pesawat F-16 bekas dari Amerika Serikat. Sebab, 24 unit pesawat yang dihibahkan itu sudah teronggok di gurun Arizona. Pemerintah pun harus membayar lebih dari 700 juta dollar AS untuk membawa dan memperbaikinya.



Sesuai rencana strategis yang disepakati Komisi I, TNI AU mestinya membeli 6 unit pesawat F-16 Blok 52 keluaran terkini seharga 600 juta dollar AS. Namun, entah kenapa pemerintah tiba-tiba berbelok arah dan mengeluarkan dana lebih besar demi menerima pesawat yang sudah afkir. Akibatnya, jumlah pesawat tempur bertambah tapi tidak memberikan tambahan daya tangkal udara Indonesia.



Menurut Hasanuddin, pemerintahan SBY kini mengulang kesalahan rezim Orde Baru pada 1991 ketika menerima puluhan kapal bekas dari Jerman Timur untuk TNI Angkatan Laut. Saat itu pemerintah juga mengeluarkan anggaran besar, bahkan kini menanggung beban pemeliharaan karena kapalnya sudah kurang layak pakai.



"Ke depan pemerintah dan DPR harus duduk bersama untuk membuat definisi yang benar tentang hibah. Supaya hibah itu benar-benar murni tanpa motif politik negara lain yang sifatnya mengikat, apalagi hanya menguntungkan calo," ujarnya.

Sumber: Jurnal Parlemen
»»  READMORE...