Melayang bak pesawat remote control? Pilot berada di daratan.
Pesawat itu bernama British Aerospace Jetstream, yang kini sedang menjadi buah bibir di kalangan dirgantara Inggris karena berhasil mencatat tonggak sejarah baru bagi ASTRAEA, konsorsium riset Inggris Raya senilai 62 juta poundsterling, setara Rp926 miliar.
Konsorsium itu bertujuan untuk mengembangkan teknologi canggih yang memungkinkan pesawat sipil untuk berbagi wilayah di udara Britania Raya dengan pesawat drone, bahkan juga termasuk beberapa pesawat airline atau pesawat ukuran biasa.
Pesawat membawa sejumlah awak, termasuk pilot reguler dan insinyur pengujian. Pilot reguler bertanggung jawab untuk menerbangkan pesawat hingga level tertentu sampai jalur terbang lurus. Setelah itu, kontrol diserahkan sepenuhnya pada pilot di darat. Pilot di pesawat kembali berkolaborasi saat pesawat akan melakukan pendaratan.
Jika ada pesawat atau obyek lain mendekat, pada jarak tertentu, pesawat akan melakukan manuver guna menghindari terjadinya benturan atau kecelakaan lalu lintas udara.
Untuk menguji sistem itu, Lambert Dopping-Hepenstal, Direktur Program BAE-Systems ASTRAEA mengatakan, benda palsu didekatkan ke komputer pesawat.
"Setiap perubahan rute penerbangan akan dilaporkan pada pilot yang berada di darat, selanjutnya pilot cukup menginstruksikan pesawat bermanuver dan mengubah arah sesuai perhitungan komputer, termasuk memperhitungkan turbulensi," jelas Lambard.
Jika rangkaian pengujian ini berhasil, pesawat ini akan diperkenalkan secara komersial pada tahun 2015.
sumber : viva
No comments:
Post a Comment