News in Picture

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Tuesday, May 27, 2014

Nanodevice Karya Peneliti Iran Bikin Baterai Lithium Ion Lebih Irit




Seorang ilmuwan Iran Reza Shahbazian-Yassar bersama timnya di Universitas Michigan AS telah membangun sebuah nanodevice yang  menjanjikan pembuatan generasi berikutnya dari baterai lithium ion lebih efisien.

Kantor berita ISNA melaporkan baterai lithium ion saat ini menjadi  jantung energi hampir semua jenis teknologi, dari ponsel ke tablet hingga kendaraan listrik. Kini dinilai menjadi teknologi yang sudah teruji, ringan, tahan lama dan kuat. Tapi belum sempurna.

"Sebuah mobil listrik seperti Nissan Leaf, bisa mencapai 100 mil sekali charge. Untuk menarik pasar harus ditingkatkan menjadi sekitar 300 mil. Kami ingin meningkatkan kekuatan sistem ini," kata Reza Shahbazian-Yassar, seorang profesor teknik mesin di Michigan Technological University.

Kini, Yassar telah mengembangkan perangkat yang memungkinkan peneliti untuk mengembangkan baterai lithium ion generasi berikutnya yang lebih irit.

Penemuan ini telah mendorong permintaan dari industri dan laboratorium nasional yang tertarik menggunakan kemampuan resolusi atomik dalam pengembangan baterai.

"Ini sangat menarik," kata Yassar. "Ada begitu banyak pilihan untuk elektroda, dan sekarang kami memiliki alat baru yang dapat memberi tahu kami apa yang terjadi dengan mereka. Sebelumnya, kita tidak bisa melihat apa yang sedang terjadi, kami hanya menebaknya saja," pungkasnya.(IRIB Indonesia/PH
)
»»  READMORE...

Dua Lagi Capaian Militer Iran Dipamerkan



Iran meluncurkan dua perlengkapan militer baru yang dirancang dan diproduksi di dalam negeri dalam sebuah acara yang dihadiri oleh pejabat militer senior.

Sebuah sistem komando dan kontrol taktis cerdas bernama Basir dan sistem radar baru bernama Matla-ul Fajr adalah dua perangkat keras militer yang diresmikan pada upacara di ibukota, Tehran, pada Ahad (25/5) oleh Panglima Pangkalan Pertahanan Udara Khatam al-Anbiya, Brigadir Jenderal Farzad Esmaeili.

Basir dapat mengumpulkan informasi dari radar pasif dan aktif, termasuk militer dan non-militer, pos-pos pengamatan, serta sistem kontrol dan komando pusat rudal yang berdekatan.

Sistem radar Matla-ul-Fajr dapat mengamankan komunikasi taktis berkelanjutan dan suara mentransfer dan data antara unit pertahanan udara dan kontrol dan pusat komando .

Sistem ini juga dapat menyusun informasi , dan mempercepat kecepatan dan ketepatan sistem anti-pesawat mengenai transfer data radar dari medan pertempuran

Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah mengukri prestasi besar di sektor pertahanan dan mencapai swasembada dalam memproduksi peralatan penting dan sistem militer.

Republik Islam telah berulang kali mengatakan kekuatan militernya tidak menimbulkan ancaman bagi negara-negara lain, karena doktrin pertahanan berdasarkan pada asas pencegahan.(IRIB Indonesia/MZ
)
»»  READMORE...

Monday, May 26, 2014

Rusia Tambah 16 MiG-29SMT pada 2015-2016

MiG-29SMT

Enam belas jet tempur multiperan MiG-29SMT Fulcrum akan bergabung dengan Angkatan Udara Rusia pada rentang 2015-2016 di bawah kontrak yang sudah disepakati sebelumnya, Direktur Jenderal perusahaan MiG, Sergei Korotkov mengatakan saat pameran senjata KADEX 2014 di Astana, Kazakhstan, Sabtu, 24 Mei 2014.

"Kami harus menyelesaikan kontrak (pengiriman) pada tahun 2016. Delapan pesawat akan dikirim pada tahun depan dan delapan lainnya pada 2016," Korotkov mengatakan.

Dilaporkan sebelumnya bahwa Departemen Pertahanan Rusia dan perusahaan MiG telah menandatangani kontrak untuk pengadaan 16 MiG-29SMT senilai 17 miliar rubel (USD 500 juta). Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa kontrak pembelian tersebut sudah fasilitas pelayanan dasar dan peralatan pemantauan dan dukungan lainnya.

Menurut Korotkov, pengadaan 16 jet tempur MiG-29SMT ini ditujukan untuk tetap menjaga variasi tempur Angkatan Udara Rusia. Angkatan Udara Rusia sebelumnya telah menerima 18 jet tempur MiG-29SMT pada 2009-2010. "Pesawat-pesawat terbukti baik dioperasikan dan memiliki jangkauan yang signifikan ditambah dengan penggunaan senjata modern untuk menghancurkan target udara dan darat," katanya.

Mengomentari soal kontrak, Wakil Menteri Pertahanan, Yury Borisov, mengatakan bahwa pembelian atau kepercayaan Rusia ini akan menjadi batu loncatan atau semangat bagi perusahaan MiG untuk mengembangkan jet tempur yang lebih baik lagi, seperti MiG-35.

MiG-29SMT adalah versi yang lebih modern dari MiG-29, jet tempur untuk garis depan pertempuran. Pesawat ini bisa dilengkapi dengan berbagai rudal udara ke udara dan rudal udara ke permukaan dan senjata-senjata lain yang akan membuatnya efisien dalam menghancurkan target udara, darat dan objek yang berlayar di laut.

Dilaporkan bahwa efisiensi tempur MiG-29SMT telah meningkat tiga kali lipat dibandingkan dengan MiG-29 versi standar, dan biaya pengoperasiannya pun telah berkurang menjadi sekitar 60 persen saja, Interfax melaporkan. (Voice of Russia).

Gambar MiG-29SMT: Alex Beltyukov - RuSpotters Team
»»  READMORE...

Indonesia Berpeluang untuk Dapatkan Kapal Selam Canggih dari Perancis

MESMA-Teknolgi sistem propulsi-bebas udara (air-independent propulsion. AIP) dari DCNS, Prancis yang memungkinkan kapal menyelam di bawah permukaan air selama tiga minggu tanpa muncul ke permukaan air untuk pengisian baterai dan tidak mengeluarkan buangan panas (image : DCNS)

Jakarta, DMC – Pemerintah Indonesia dan Perancis dalam suatu forum bilateral “Indonesian-French Defense SMEs Bilateral Forum (First Edition)” membahas kemungkinan Indonesia untuk mendapatkan kapal selam dengan teknologi yang sangat canggih (sophisticated).  Hari pertama forum bilateral, Rabu (21/5), diisi dengan seminar tentang “Peluang Kerjasama Industri Pertahanan Indonesia-Perancis dan pembahasan atau diskusi mengenai kapal selam litoral dalam waktu bersamaan (paralel)”. 


Untuk itulah forum bilateral ini diselenggarakan untuk mengkaji dengan seksama segala kemungkinan teknologi kapal selam litoral ini dalam menutup celah pertahanan Indonesia yang berkaitan dengan peta dan kondisi perairan Indonesia. Apakah memang harus menggunakan kapal selam dalam menjaga laut dangkal atau cukup dengan sarana pertahanan yang lain?


Mengingat dua pertiga wilayah Indonesia adalah perairan, pengetahuan tentang hal-hal yang berhubungan dengan pemetaan laut adalah esensial. Bagaimana keadaan hidrografi, tingkat kedalaman, kuat dan arah arus setiap musim dan perubahannya harus dipelajari dengan seksama dalam konteks pertahanan. 


Hal ini akam melahirkan operation requirement baik untuk laut dangkal dan laut dalam. Misalnya laut yang dangkal akan menuntut kelincahan atau manuver dari kapal selam untuk menghindari pemantauan atau deteksi dari udara sehingga timbullah kekhususan operasional. Oleh karena itu maka dalam menghitung postur kemampuan perang tidak hanya berdasarkan kekuatan an sich tetapi juga berdasarkan kemampuan dan gelar. 


Sementara itu ketua delegasi Perancis Admiral (Navy) Jean Claudelle dalam kesempatan tersebut menyatakan bahwa Perancis merupakan salah satu negara di Eropa yang sangat mendukung industri pertahanan yang berdasarakan pada sistem pertahanan otonomi dan kedaulatan. Dalam 50 tahun terakhir ini bidang industri dan peralatan pertahanan serta persenjataan Perancis menjadi hal yang sangat penting. 


Hal ini memberikan peluang bagi pemerintah Perancis dan industri pertahanannya kemampuan untuk mengembangkan peralatan dan semua spesifikasi operasionalnya seperti untuk angkatan laut, angkatan udara, helikopter, satelit, missile antar negara dan antar benua. 


Seperti diketahui kekuatan persenjataan dan pertahanan Perancis saat ini tersebar di Afrika Selatan, Mali, Guinea dan benua Afrika secara otonom dengan mitra atau partner  Perancis tanpa melibatkan kekuatan besar atau super power lainnya. Kemampuan ini menjadi suatu hal yang unik di benua Eropa. Diharapkan hal ini dapat menarik Indonesia sebagai partner Perancis yang menganggap kedaulatan wilayah sebagai sesuatu yang penting.  


Seminar yang diselenggarakan Kemhan RI dan The French Defense Procurement Agency (DGA) diikuti oleh berbagai perusahaan yang bergerak di bidang industri pertahanan Perancis seperti Airbus Helicopters, DCNS, EADS, MBDA Missile Systems, Thales dan perusahaan terkemuka Perancis lainnya. Pada hari kedua rangkaian kegiatan, Kamis (22/5), delegasi peserta dari Perancis bertolak ke Bandung untuk mengunjungi PT Pindad dan PT Dirgantara Indonesia.


(DMC)
»»  READMORE...

Produk-produk Militer yang akan Dibuat RI di Masa Depan

Produksi propelan, tank (medium), kapal selam, IFX (jet tempur), misil, roket, fregat.http://images.detik.com/content/2014/05/26/1036/tankpindad.jpgJakarta ★ Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menggandeng Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mengembangkan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) di masa depan. Langkah ini untuk menciptakan kemandirian pemenuhan alutsista dari industri pertahanan dalam negeri.

Staf Ahli Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Badan Kerjasama dan Hubungan Antar Lembaga Silmy Karim mengatakan pemerintah Indonesia memiliki 7 program penguasaan alutsista. Program tersebut sedang dan terus berlangsung, termasuk melibatkan negara asing dan BUMN Indonesia.

"Jadi program nasional ada 7. Pertama produksi propelan (bahan baku roket), tank (medium), kapal selam, IFX (jet tempur), misil, roket, fregate. Itu 7 program masih berjalan," kata Silmy di Kementerian Pertahanan Jakarta, Senin (26/5/2014).

BUMN strategis yang digandeng antara lain: PT Dahana (Persero), PT PAL (Persero), PT Pindad (Persero), PT Dirgantara Indonesia (Persero) hingga PT LEN (Persero). Upaya menggandeng BUMN agar ada transfer teknologi dari negara mitra terhadap BUMN strategis.

Pengembangan alutsista di dalam negeri juga memiliki banyak manfaat. Disamping menghidupkan industri pertahanan dalam negeri, juga mampu menghemat devisa dan pajak akibat impor alutsista per tahun.

"Yang jelas anggaran pertahanan kisarannya meningkat terus. Setidaknya 30% untuk belanja alutsista. Keunggulan lain dari sektor pajak, alih teknologi, penguasaan SDM, kemudian kemandirian alutsista," jelasnya.

Produk-produk yang dikembangkan dan sedang berjalan seperti medium tank. Pengembangan medium tank ini melibatkan PT Pindad dan pemerintah Turki. Turki dinilai memiliki kapasitas mengembangkan dan memproduksi medium tank canggih.

"Ini progres dengan Turki. Turki punya ahli. Dia punya perusahaan ahli bikin tank," jelasnya.

Sedangkan untuk kapal perang, RI melalui PAL menggandeng perusahaan Belanda mengembangkan dan memproduksi kapal jenis Perusak Kawal Rudal (PKR) atau Fregate. PAL juga berkerjasama dengan Korea Selatan mengembangkan dan memproduksi kapal selam di Surabaya, Jawa Timur.

Selain kapal, program lainnya adalah pengembangan jet tempur. Untuk pengembangan ini, Indonesia menggendeng Korea Selatan. Program tersebut bernama Korea Fighter experiment/Indonesia Fighter experiment (KFX/IFX). Pesawat tempur ini merupakan generasi 4.5 atau pesaing dari F16 versi terbaru. Pengembangan ini melibatkan PT Dirgantara Indonesia.(feb/hen)


»»  READMORE...

PT DI Akan Miliki Hak Cipta Atas Rancangan Heli Anti Kapal Selam

PTDI akan memiliki hak cipta rancangan helikopter AS565 Panther dengan teknologi sonar anti kapal selam (photo : Airbus Helicopter)

PTDI Rancang Helikopter Khusus Anti Kapal Selam

Jakarta -Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pabrikan pesawat dan helikopter, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) mampu merancang konsep helikopter super canggih. PTDI memiliki rancangan helikopter yang dilengkapi teknologi sonar anti kapal selam. Sonar ini mampu mendeteksi keberadaan kapal selam.


“Karena ini konsep dari PTDI jadi yang copy right atau hak cipta adalah PTDI,” kata Direktur Utama PTDI (Persero) Budi Santoso kepada detikFinance saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta Selasa (20/5/2014)

Pengembangan helikopter ini bermula ketika TNI AL ingin memiliki helikopter super canggih namun harus berukuran relatif kecil dan bisa mendarat di kapal perang tipe Frigate terbaru. Alhasil PTDI mencari cara agar bisa membuat helikopter berukuran sedang yang bisa mendarat di deck kapal perang namun mampu memiliki teknologi anti kapal selam.

Biasanya teknologi kapal selam ini ditemui dan terpasang pada helikpter berukuran besar. PTDI menggandeng produsen helikopter yakni Eurocopter dan produsen sonar dunia untuk memproduksi helikopter medium dengan teknologi sonar anti kapal selam. Proses merancang helikopter ini memerlukan waktu 2 tahun.

“Waktu kita (pemerintah) beli kapal Fregate buatan Belanda Ahmad Yani class). Itu yang sudah datang. Itu deck load hanya 5 ton jadi kita harus cari helikopter bobot 5 ton dengan senjata yang canggih. Orang mengatakan saya punya sonar bagus tapi helikopternya yang gede-gede. Nggak mungkin (untuk heli sedang). Akhirnya pakai sonar kelas lebih rendah. Kalau sonar long range itu frekuensi rendah. Dia antene gede,” terangnya.

Akhirnya lahir helikopter pertama di kelas medium yang memiliki teknologi sonar anti kapal selam. Teknologi ini dikembangkan pada jenis Helikopter AS565 Panther. Meski tidak memproduksi helikopter dan sonar, namun PTDI memiliki hak cipta rancangan helikopter AS565 Panther dengan teknologi sonar anti kapal selam tersebut.

“Buat kami ini pertama. Bagi pabrik helikopter ide pertama dan ternyata feasible untuk dikerjakan. Yang bikin sonar, dia bilang ini pertama kali dia akan pasang sonar di helikopter ini (medium),” ujarnya.

Helikopter AS 565 Panther telah dipesan TNI AL sebanyak 11 unit. Dari 11 unit tersebut, sebanyak 2 unit dilengkapi teknologi sonar anti kapal selam dan 9 tidak dilengkapi namun memiliki kemampuan untuk sewaktu-waktu dipasang teknologi anti kapal selam.

“Tahap pertama 11, namun yang pakai sonar ada 2. Itu delivery terakhir,” tegasnya.
»»  READMORE...

Inilah Negara-Negara Eksportir-Importir Senjata Terbesar Sejagat


Sekilas melirik tabel berikut yang disuguhkan oleh Economist, menampilkan importir senjata terbesar sejagat, dan lebih penting lagi, eksportir senjata terbesar di dunia.


Lima negara, Amerika, Rusia, Jerman, China, dan Perancis, menyumbang tiga-perempat dari jumlah ekspor senjata internasional selama lima tahun terakhir. China tiga kali lipat sumbangannya pada masa itu, menyalip Prancis, sekaligus berada di jalur melampaui Jerman menjadi pedagang senjata terbesar ketiga di dunia.

Bisnis senjata tumbuh dengan cepat. Secara keseluruhan, penjualan antara tahun 2009 dan 2013, 14% persen lebih tinggi dari periode lima tahun sebelumnya, menurut Stockholm International Peace Research Institute, yang melacak perdagangan senjata.

China menjual produk senjatanya ke 35 negara yang utamanya berpenghasilan menengah ke bawah, sekaligus menjadi importir besar (dua-pertiga senjatanya berasal dari Rusia). Amerika mengekspor produk senjatanya ke lebih dari 90 negara, yang kebanyakannya berupa pesawat.

Rusia mengekspor lebih banyak kapal ketimbang negara lain. Ekspor senjata Rusia meningkat secara signifikan, sebagian karena menjadi pemasok terbesar bagi India, yang membeli hingga tiga-perempat dari toal senjata yang dijual Rusia.

Adapun ekspor senjata Ukraina lebih banyak ketimbang Italia atau "Israel". Namun, dengan memanasnya ketegangan regional, agaknya negara yang sedang bergolak menyusul kudeta fasis dukungan AS dan NATO itu akan memilih menyimpan beberapa produk senjatanya untuk membantai rakyatnya sendiri di wilayah timur, atau berperang melawan Rusia.

»»  READMORE...