News in Picture

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Saturday, June 15, 2013

MALAYSIA INDONESIA BERPACU MEMBUAT PESAWAT TEMPUR








Perancis tawarkan pembuatan pabrik jet tempur rafale di Malaysia (photo by Dassault Aviation)
Perancis tawarkan pembuatan pabrik jet tempur rafale di Malaysia


Perancis menawarkan pembuatan pesawat tempur Rafale di Malaysia, jika negara Jiran itu mau memilih Rafale sebagai pesawat tempur baru mereka. “Kami mempertimbangkan jalur perakitan di Malaysia”, ujar pimpinan eksekutif Dassault Aviation , Eric Trappier, saat diwawancarai lewat telepon dalam ajang Langkawi Air Show, Malaysia.


Saat ini Malaysia sedang mencari 18 pesawat tempur untuk menggantikan Mig 29 Rusia, dengan tiga alternatif:  Eurofighter, F-18  dan  Gripen,  produksi Saab Swedia.


Malaysia memiliki beberapa perusahaan terkait industri dirgantara. Antara lain CTRM, Composites Technology Research Malaysia. CTRM merupakan suplier beberapa komponen untuk sayap pesawat Airbus A320 Series. Sekitar 20 persen wing surface dari Airbus A320 merupakan produksi CTRM. Produk mereka untuk A320 antara lain: Moveable fairing, over wing panels, a320 spoilers, under wing, a320 fix fairing dan beberapa lainnya. CTRM juga penyuplai beberapa composites aero structures untuk pesawat Airbus A380, serta Airbus A400M Militer.


Malaysia juga memiliki industri dirgantara SME Aerospace, yang membuat sejumlah komponen kecil untuk pesawat: Airbus A330/A340, Airbus A320, Boeing B777, Eurocopter EADS, Avro RJ/RJX dan BAE Hawk. Untuk urusan Maintenance, Repair & Overhaul (MRO), Malaysia memiliki AIROD yang telah menggarap berbagai jenis pesawat dan helikopter.


Tawaran Perancis yang akan membuat perakitan pesawat tempur Rafale di Malaysia, untuk mendorong Malaysia mampu menciptakan industri penerbangan sendiri dikemudian hari.


Langkah Dassault Aviation ini membuat pemerintah Malaysia tertarik dengan pesawat tempur Rafale.  ”Malaysia tertarik mendorong industri dalam negeri mereka, untuk terlibat dalam pembuatan pesawat”, ujar pimpinan eksekutif Dassault Aviation, Eric Trappier. Menurut Erick, mereka sangat mendukung keinginan Malaysia, jika pesawat Rafale dipilih Malaysia sebagai pesawat baru mereka. Dan saat ini, Dassault telah menandatangani kontrak dengan perusahaan CTRM, Zetro Aerospace dan SaputraMalaysia, untuk kerjasama pembuatan komponen pesawat.


Dari tiga jenis pesawat yang hendak dibeli Malaysia, kandidat terkuat tinggal dua yakni: Eurofighter Typhoon dan Dassault Rafale. Namun,dalam ujicoba yang dilakukan Malaysia, Eurofighter Typhoon dianggap lemah dalam operasi serangan darat dan kemampuan radar, meski memiliki daya tahan yang tinggi. Tampaknya Malaysia akan memiih Rafale, sekaligus untuk menghidupkan keinginan Malaysia membuat pesawat tempur.


Pesawat tempur multi-role Rafale bergabung dengan militer Perancis tahun 2001 dan mampu menjalankan misi: serangan darat, serangan laut, intai tempur, misi serangan nuklir dan intersepsi udara. Saat ini Perancis sedang berjuang menemukan pembeli asing pertama yang mau membeli pesawat tempur mereka, yang dibangun dengan biaya puluhan miliar euro.


Menurut Dassault Aviation, India telah memilih Rafale untuk pengadaan (sebagian besar) 126 pesawat tempur baru dan Perancis bersedia membangun pesawat itu di India, jika kontrak final jadi ditandatangani tahun ini.


Jet Tempur Rafale Perancis (photo by Andrew Dro)
Jet Tempur Rafale Perancis

Bagaimana dengan Indonesia ?


Wakil Menteri Pertahanan, Letnan Jenderal (Purn) Sjafrie Sjamsuddien, Kamis 13 Juni 2013, menyatakan program pesawat tempur IFX/KFX yang sudah berjalan 18 bulan dan melibatkan seluruh komponen bangsa, harus terus berjalan secara berkelanjutan.


Pemerintah dan Komisi I DPR melakukan Rapat Dengar Pendapat di kantor PT DI, Bandung, khusus membahas kelanjutan proyek pesawat tempur Indonesia-Korea Selatan. Kementerian Pertahanan akan menggandeng Defense Industry Cooperation Committe (DICC) dalam pembuatan jet tempur Indonesia.


Menurut Sjafrie, program pesawat tempur PT DI bekerjasama dengan pemerintah Korea Selatan, harus selesai pada tahun 2020, sehingga siapapun yang menjadi presiden akan datang, harus memiliki komitmen melanjutkan program ini. Saat ini, PT DI sedang mempersiapkan diri masuk dalam tahap kedua, yaitu Engineering Manufacturing Development, pengembangan pesawat tempur IFX/KFX. Dari 72 teknologi, masih ada 30 item yang harus disiapkan oleh PT DI.


“Program pesawat tempur IFX/KFX adalah program nasional demi kepentingan bangsa dan Negara. Oleh karena itu kita harus mewujudkannya demi kemandian bangsa dalam membangun kekuatan pertahanannya,” tutur Sjafrie Sjamsuddien,


Ketua Komisi I DPR, TB Hasanudin, menyatakan DPR sejalan dengan pemerintah untuk melanjutkan program ini, siapapun kekuatan politik di masa depan yang memimpin negara Indonesia.


Disain Jet Tempur KFX / IFX, Korea Selatan - Indonesia
Disain KF / IF-X, Korea Selatan – Indonesia

KKIP


Dalam kesempatan dan waktu terpisah, Sidang Kesembilan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) juga membahas agenda perkembangan alih teknologi kapal selam dan perkembangan program pesawat jet tempur KF-X/IF-X.


KKIP sedang menyusun agenda pembangunan infrastruktur pembuatan kapal selam di Surabaya melalui PT PAL dan pesawat jet tempur di Bandung melalui PT DI.  Ditargetkan, paling lambat dalam dua hingga tahun ke depan, Indonesia telah memiliki infrastruktur industri pembuatan kapal selam dan pesawat jet tempur berteknologi canggih, di atas pesawat tempur sekelas Sukhoi dan F-16.


Menurut Menteri Pertahanan sekaligus Ketua KKIP, Purnomo Yusgiantoro, pembangunan infrastruktur kapal selam dan jet tempur akan dijadikan sebagai program nasional. Payung hukumnya sedang dipersiapkan, agar tidak menemui hambatan.

“Butuh dukungan parlemen, karena program ini pasti akan melalui lintas parlemen. Dibutuhkan payung hukum agar menjadi proyek nasional,” ujar Purnomo.

Pembangun infrastruktur pembuatan kapal selam, akan bekerja sama secara khusus dengan Korea Selatan dan dimulai dari kesepakatan lisensi,engineering manufacturing development, hingga prototipe.


Model Kapal Selam Changbogo
Model Kapal Selam Changbogo

Saat ini kedua pihak telah sampai pada tahap teknologi desain. Dua tahun ke depan ditargetkan akan mencapai tahap engineering manufacturing development dan prototipe. 

“Dari sisi teknis, kita juga sudah kirim 52 ahli untuk belajar teknologi design,” lanjut Purnomo Yusgiantoro, usai Sidang Kesembilan KKIP bertajuk “Membangun Sinergitas Menuju Kemandirian Industri Pertahanan”, Selasa (11/6).


Sidang Kesembilan KKIP ini dipimpin langsung Menhan Purnomo Yusgiantoro selaku Ketua Harian KKIP, didampingi Wamenhan Sjafrie Syamsoeddin sebagai Sekretaris. Pembahasan juga dihadiri Ses Menristek, Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kemperin, Deputi II Kementerian BUMN, serta Kasum TNI dan Asrena Kapolri.

Kita tunggu saja, pesawat tempur siapa yang akan mengudara duluan.







Sumber : JKGR
»»  READMORE...

PENAMPAKAN CALON JET JEMPUR MADE IN BANDUNG





Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) kembali melanjutkan pengembangan jet tempur hasil kerjasama antara Kementerian Pertahanan Indonesia dan Korea Selatan.

Pada pengembangan tahap I telah dihasilkan 2 konsep jet tempur yang siap dikembangkan untuk tahap selanjutnya.

Berikut ini adalah 2 gambar konsep jet tempur karya putra-putri Indonesia yang diberi nama Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX). Tampak ada sedikit perbedaan di ekor pesawat di antara dua konsep tersebut.

Manager Komunikasi Dirgantara Indonesia Sonny S Ibrahim menjelaskan, technology development atau pengembangan teknologi yang berada di tahap I telah tuntas dilakukan. Pada tahap ini dihasilkan dua model.

Pada tahap berikutnya, hanya dipilih salah satu model yang akan dikembangkan untuk kemudian bisa diproduksi secara massal.

"Kalau programnya jalan lagi hanya dipilih satu model saja, sebab satu model juga sudah besar biaya dan resources yang akan digunakan," ucap Sonny kepada detikFinance, Jumat (14/6/2013).

Sebelumnya, tim dari Indonesia yang terdiri dari Balitbang Kementerian Pertahanan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, PTDI dan Institut Teknologi Bandung (ITB) terbang ke Korea Selatan untuk perencanaan KFX/IFX tahap pertama.

Program ini, telah dilaksanakan selama 18 bulan dan berakhir bulan Desember 2012 lalu. Nantinya untuk versi Indonesia, PTDI akan memproduksi tipe IFX.

Jet tempur ini merupakan pesawat generasi 4,5. Pesawat ini lebih canggih dari jet tempur F-16 namun masih di bawah F-35.

   detik  

»»  READMORE...

PESAWAT TERCANGGIH PTDI CN 295 LAKU DIBELI FILIPINA



Jakarta : Usai menggelar road show keenam negara ASEAN, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) mengaku minat dari negara tetangga Indonesia tersebut pada produk terbaru pesawat perusahaan masih cukup tinggi.

Filipina merupakan salah satu negara berpotensi besar memesan pesawat dari perusahaan.

Direktur Umum dan SDM PT Dirgantara Indonesia, Sukatwikanto mengatakan selain dari Filipina, perusahaan juga tengah mempersiapkan sejumlah dokumen teknikal terkait ketertarikan Thailand dan Vietnam pada produk pesawat Indonesia.

"Kami sedang melakukan pengiriman dokumen-dokumen teknikal karena kan sebelum deal kontrak itu biasanya harus ada verifikasi dokumen teknik," ujarnya usai rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Kamis (13/6/2013).

Untuk kepastian kontrak pembelian pesawat PTDI dengan Filipina sendiri, dia mengatakan kini tengah dalam proses finalisasi dan ditargetkan selesai dalam waktu dekat. "Mudah-mudahan dapat kontrak dalam waktu dekat. Kita sedang memfinalisasi dengan Filipina," lanjutnya.

Dalam Roadshow ke enam negara pada Mei lalu, PTDI menawarkan tiga jenis pesawat yaitu CN 212, CN 235, dan pesawat terbaru buatan Spanyol CN 295. Namun untuk target penjualanya sendiri, perusahaan mengaku masih enggan menjelaskan secara detail.

"Tapi yang harus dibanggakan, semua negara ASEAN mendukung produk dari PTDI padahal produk CN 295 bisa diproduksi dari spanyol. Tetapi mereka ingin produksi dari PTDI dan kami punya keyakinan mampu memproduksi secara full," katanya.

Selain itu Sukatwikanto juga mengatakan bahwa PT DI kini tengah melakukan regenerasi dengan merekrut karyawan dari tingkat sarjana dan Sekolah Teknik Mesin (STM). "Untuk yang dari sarjana itu hampir 300 orang dan STM 400 orang tahun ini. Kami sedang regenerasi SDM besar-besaran," tandasnya.(Shd)

»»  READMORE...

New Mini-ITX Motherboard from Kontron Sets New Performance Benchmark for Thermal Design-Restricted, Embedded High-End Applications



Kontron announced today the new embedded Mini-ITX motherboard KTQ87/mITX based on 4th generation Intel Core i7/i5/i3 processors and the Intel Embedded Q87 chipset. The new motherboard offers engineers leading-edge embedded processing performance as well as up to 4K graphics in a compact ATX-compliant footprint.
It provides a 35% increase in graphics performance compared to its predecessors and a higher floating-point performance as well as improved data en- and decryption while the thermal footprint has practically remained the same. With these improvements and with the long-term availability as well as the high-quality design, the Kontron KTQ87/mITX sets a new benchmark for all mid-range to high-performance embedded applications in markets such as industrial automation, medical, gaming and digital signage.
With the Mini-ITX form factor engineers can immediately launch into developing system designs based on the broad, ATX-compliant ecosystem. By making a Mini-ITX board available parallel to the processor launch, Kontron enables simultaneous engineering and roll-out along the entire value creation chain from chip vendor up to original equipment manufacturers (OEMs).
Building a design on a seven year long-term available embedded motherboard ensures that OEM installations will always have the same function and functionality which dramatically simplifies updates and after sales service. The high-quality design of the Kontron embedded motherboards with features such as solid capacitors (POSCAP) additionally improves application reliability and availability in the field - even in the harshest of environments. In addition, the embedded feature set contributes to enabling the long-term availability of applications in all the various embedded and intelligent system markets up to cyber physical systems.
The feature set in detail
The Kontron embedded Mini-ITX motherboard KTQ87/mITX is based on the Intel Q87 Express chipset and supports up to 16 gigabytes of DDR3 RAM. It can be equipped either with dual-core or quad-core 4th generation Intel Core i3/i5/i7 processors with up to 3.1 GHz (3.9 GHz for Turbo Boost). For application-specific extension cards it offers one PCI Express Gen 3.0 slot as well as one Mini-PCIe.
Further peripherals can be connected via four SuperSpeed USB (USB 3.0) and ten USB 2.0 ports as well as the Kontron- specific embedded feature connector which executes up to 160 GPIO, analog-to-digital converter (ADC) and digital-to-analog converter (DAC) minimizing the BOM and design-in efforts for individual I/O functionality.
Complementary, Kontron offers the KT Evaluation Breakout Board, which further simplifies and accelerates system designs by providing direct access to features such as system monitoring, case-open sensing, thermal system management and much more via the feature connector.
The embedded motherboard supports up to three independent hi-res displays or a 4K display which are connected via DisplayPort++. This enables direct connection of DisplayPort 1.2 panels and HDMI/DVI monitors with adapter cables. Besides the hi-res support, it also features hardware acceleration to dynamically improve video quality and it further supports stereoscopic 3D, adding another dimension to applications such as digital signage, gaming and entertainment.
Two GbE LAN - one with Intel AMT 9.0 - allow for extended networking options and out-of-band management, minimizing the need for on-site maintenance. A wide range of storage media can be connected via six SATA interfaces with 1.5/3/6 Gbit/s and RAID 0/1/5/10 functionality plus the mSATA (mini-SATA) socket for state-of-the-art, on-board SSD. HD audio, two COM ports and a Trusted Platform Module 1.2 for safety-related applications top off the feature set of the new motherboards.
The new Kontron embedded Mini-ITX motherboard KTQ87/mITX is available now in EFT quantities. Series production is scheduled to start in Q3 2013. The board supports Windows 7 and 8, Windows Embedded Standard 7 and 8, VxWorks, as well as several Linux distributions (Red Hat Enterprise, Novell SuSE Linux Enterprise, Red Flag Linux and Wind River Linux, among others).
»»  READMORE...

DND FINALIZING TOR FOR ACQUISITION OF 12 FIGHTER JETS






To beef up the security capabilities of the Armed Forces of the Philippines, the Department of National Defense (DND) is finalizing the Terms of Reference (TOR) for the acquisition of 12 fighter jets from South Korea. 

DND Undersecretary Fernando said that the acquisition of fighter jets remains a priority. He also said that the TOR for the acquisition of 12 FA-50 fighter jets may be completed in a month. 

The TOR provides the details of acquisition to include the fighter jets technical features, price, payment scheme, and the time frame for the delivery of said equipment.
Security officials are currently going through the details of acquisition, and likewise the government is hoping that negotiations with South Korea will begin soon.
The government has allocated P18 billion for the acquisition of said fighter jets to beef up the capability of the Philippine Air Force.
Meanwhile, DND chief Voltaire Gazmin also ordered to fast track the acquisition of 21 UH-I Huey helicopters which costs P1.26 billion.
Gazmin hoped that the procurement of the 21 helicopters will be completed in July.






Source : Pia
»»  READMORE...

Spike LR, Sistem Rudal Penghancur Tank



Spike LR
Spike LR adalah sistem peluncur rudal portable anti tank generasi keempat. Sistem peluncur rudal Spike LR digunakan oleh banyak kalangan militer untuk menggantikan MILAN. Beberapa fitur rudal yang sekarang dibuat juga oleh Jerman ini memiliki kemiripan dengan Javelin, rudal penjagal tank buatan AS. PROKIMAL ONLINE | Spike LR, Sistem Rudal Penghancur Tank.


Rudal anti-tank buatan Israel ini dipergunakan untuk menggantikan MILAN sebagai rudal utama penghancur tank pada kesatuan Bundeswehr. Identitas Yahudinya dikubur setelah Rheinmetall Dusseldorf dan Diehl BGT Defence membentuk mayoritas saham Eurospike LR untuk membuatnya di Jerman berdasarkan lisensi. 70% dari total komponen diproduksi sendiri di Jerman. Jerman memiliki 4.000 MELLS (Multipurpose Guided Missile Systems), dan 311 diantaranya digunakan pada kendaraan tempur (ranpur) Puma.

Spike LR memiliki sejumlah fitur yang kurang lebih mirip dengan Javelin milik AS. Prinsip dasarnya adalah pemakai mengunci sasaran (target) dengan menggunakan CLU (Command Launch Unit) yang berbasis infra merah, dan rudal akan mengikuti titik jatuhnya berkas sinar infra merah tersebut dalam kondisi terkunci sehingga tim penembak tak perlu mengunci sasaran secara terus-menerus. Setelah sasaran berhasil dihancurkan, tim penembak bisa melepas CLU dan tripod, serta membuang bekas tabung peluncurnya yang berbahan fiberglass.

Desain rudal Spike
Desain rudal Spike.
Rudal Spike terhubung dengan kawat fiber optik sehingga informasi dari CLU bisa diupdate ke dalam rudal yang sedang meluncur. Ini berarti sasaran bisa diubah dan terus mengikuti target yang bergerak (bermanuver). Tim penembak juga bisa meluncurkan rudal ke satu arah lalu membelokkannya ke arah target untuk menghindari kemungkinan lawan mendeteksi keberadaan tim peluncur Spike LR. Spike LR juga memiliki fitur soft launch, rudal terlontar terlebih dahulu, baru motor roket menyala sehingga Spike aman ditembakkan dari dalam ruangan tertutup.

Agar mampu menjebol lapisan baja pada tank atau ranpur modern yang biasanya dilengkapi sistem perlindungan tambahan, Spike dibekali hulu ledak tandem berbasisshaped charge, yang pertama menjebol lapisan pelindung dan yang kedua untuk menjebol lapisan baja yang sesungguhnya untuk memastikan kesuksesan menghantam lawan. Dalam skenario tertentu, Spike LR bahkan dapat digunakan untuk menyasar helikopter.

Kementerian Pertahanan Jerman membeli Spike LR untuk ranpur Puma AFV, peleton infanteri anti-tank, pasukan khusus KSK dan MSK. Untuk infanteri, satu orang prajurit didesain untuk membawa dua tabung peluncur sekaligus (berat total 28 kg), sementara prajurit lainnya membawa CLU.

Data Umum Spike LR

Desain : Rafael Advanced Defence Systems.
Produksi : 1997 (digunakan AB Jerman sejak 2008).
Jenis : Rudal Anti-tank.
Bobot : 14 kg (hulu-ledak), 5 kg (CLU / Command Launch Unit), 2,8 kg (Tripod).
Jarak Efektif : 4.000 meter.
Panjang : 1.670 mm.
»»  READMORE...

PANGLIMA TNI UJICOBA DUA KAL-28 DI TELUK JAKARTA


panglima-subPanglima Tentara Nasional Indonesia Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E., melaksanakan ujicoba (sea trial) dua kapal patroli KAL-28 yaitu KAL Sinabang dan KAL Sengiap yang merupakan produksi galangan kapal P.T. Tesco Indomaritim, Babelan, Bekasi, di perairan Teluk Jakarta, Kamis (13/6).

Kedua KAL-28 yang membawa rombongan Panglima TNI tersebut, bertolak dari Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) menuju perairan Teluk Jakarta dan melaksanakan ujicoba selama satu jam.

Dalam ujicoba tersebut, Panglima TNI didampingi Asisten Perencanaan dan Anggaran Umum (Asrenum) Panglima TNI Laksda TNI Among Margono, Koordinator Staf Ahli (Koorsahli) Kasal Laksda TNI Sadiman, S.E., Panglima Kolinlamil Laksda TNI S.M. Darojatim, Kadisadal Laksma TNI Agus Setiadji, Kadismatal Laksma TNI Bambang Nariyono serta Direktur Utama P.T. Tesco Indomaritim Dr. Jamin Basuki.

Ujicoba tersebut dimaksudkan untuk mengecek kesiapan dan kelayakan dua kapal patroli dengan panjang 28 meter ini, sebelum dioperasikan di Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) untuk menambah kekuatan dalam menjaga dan pengamanan laut. KAL Sinabang menurut rencana akan dioperasikan di Lanal Simeuleu, Nanggroe Aceh Darussalam dan KAL Sengiap dioperasikan di Lanal Ranai, Natuna, Kepulauan Riau.

KAL Sinabang dan KAL Sengiap adalah kapal jenis KAL tipe-28, dengan panjang keseluruhan 28 meter. Konstruksi dua kapal baru itu terbuat dari bahan aluminium alloy AL 5083-H116 pada hull dan super struktur dengan rancang bangun futuristik. Kapal yang diawaki 15 ABK ini dapat melaju dengan kecepatan maksimum 28 knots.(dispen Kolinlamil/sir)


Teks Gbr-Ujicoba KAL-28. Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E. beserta rombongan saat melaksanakan ujicoba KAL-28 di perairan Teluk Jakarta, Kamis(13/6). (dispen kolinlamil) 


 Panglima TNI Jajal Kapal Patroli Sinabang 


kri-sub
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Sugartono, S.E. didampingi Asrenum Panglima TNI Laksda TNI Among Margono, Koorsahli Kasal Laksda TNI Sadiman, Pangkolinlamil Laksda TNI Dorojatim dan Waaslog Panglima TNI Marsma TNI Karibiyama serta beberapa pejabat TNI Angkatan Laut menjajal Kapal Angkatan Laut (KAL) Sinabang yang merupakan kapal patroli bertempat di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (13/6/2013).

Pada kesempatan tersebut, Panglima TNI beserta rombongan dengan menggunakan Kapal Angkatan Laut Sinabang melaksanakan patroli singkat di wilayah perairan Teluk Jakarta dengan menempuh waktu kurang lebih satu jam.

Kapal Angkatan Laut Sinabang yang memiliki bobot 60,44 ton adalah jenis kapal patroli buatan putra-putri terbaik bangsa Indonesia yang di produksi PT. Tesco Indomaritim. Selain Kapal Patroli Sinabang yang sandar di Dermaga Kolinlamil, ada juga Kapal Patroli Sengiap yang merupakan kapal sejenis buatan PT. Tesco Indomaritim.

Rencananya, Kapal Angkatan Laut Sinabang nantinya akan ditempatkan wilayah perairan Aceh, sedangkan Kapal Patroli Sengiap akan ditempatkan di wilayah perairan Natuna. Kedua jenis Kapal Patroli tersebut, dilengkapi senjata Mitraliur dengan kaliber 12,7 milimeter, nantinya akan bertugas untuk menjaga wilayah perairan laut Indonesia agar bebas dari para pencuri ikan yang masuk di wilayah Aceh, Natuna dan sekitarnya.


Kadispenum Puspen TNI

Kolonel Cpl. Ir. Minulyo Suprapto, M.Sc, M.Si, M.A.

»»  READMORE...

Friday, June 14, 2013

PEMERINTAH GENJOT INDUSTRI PERTAHANAN


 Ilustrasi Industri Pertahanan
JAKARTA — Pemerintah memiliki rencana serius untuk mengembangkan proyek nasional di bidang industri pertahanan.

Harapannya, program ini tidak saja mempercepat modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) TNI, tetapi juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro menuturkan, Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) menggelar sidang ke-9 pada Selasa (11/6) lalu.
Sidang salah satunya membahas tentang perkembangan alih teknologi kapal selam dan program pengadaan pesawat tempur.

Purnomo yang juga menjabat Ketua KKIP menjelaskan, pemerintah RI telah menjalin kerja sama dengan Korea Selatan terkait pembangunan tiga unit kapal selam untuk penguatan TNI AL.

Satu di antaranya direncanakan akan dibuat di Indonesia. Untuk itu, pemerintah kini tengah mempersiapkan segala infrastruktur yang dibutuhkan oleh PT PAL di Surabaya, sebagai BUMN yang menjalankan kebijakan ini nantinya.

“Indonesia saat ini hanya mempunyai dua unit kapal selam. Jumlah ini masih sangat minim untuk mendukung pertahanan laut kita,” tutur Purnomo.

Ia memperkirakan, pembuatan kapal selam Indonesia yang ketiga dapat dimulai dalam waktu satu atau dua tahun ke depan.
Dengan begitu, tidak tertutup kemungkinan nantinya Indonesia bisa memasarkan kapal selam buatan dalam negeri ke negara-negara lain.
“Sebelumnya, kita juga berhasil memasarkan senapan serbu jenis SS1 dan SS2 buatan PT Pindad kepada sejumlah negara, terutama negara-negara tentangga,” aku Purnomo.


   Republika  

»»  READMORE...

Panglima Malaysia Tutup Latgabma Malindo di Medan


Panglima ATM (Angkatan Tentera Malaysia) Jeneral Tan Sri Dato Sri Zulkifeli Bin Mohd Zin didampingi Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E. menutup Latihan Gabungan Bersama (Latgabma) Malaysia-Indonesia (Malindo) Darat-Samudera-Angkasa (Darsasa)-8AB/2013, di Lapangan Benteng, Medan, Rabu (12/6)

Panglima ATM Jeneral Tan Sri Dato Sri Zulkifeli Bin Mohd Zin menyampaikan rasa senang dan bahagia karena kegiatan Latgabma Malindo Darsasa-8AB/2013 dapat berjalan dengan aman sesuai rencana. “Kekompakan dan keserasian bisa digambarkan pada latihan gabungan antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Angkatan Tentera Malaysia (ATM), ini gambaran yang nyata untuk dipertahankan”, ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan, Malaysia dan  Indonesia memiliki kesamaan kepentingan di kawasan untuk menjaga kawasan dari ancaman teroris dan sangat penting untuk berlatih bersama, sehingga kawasan dari kedua negara bisa menjaganya dengan bekerjasama, ini yang diharapkan oleh Malaysia dan Indonesia.

Sementara itu, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono S.E. mengatakan kepada wartawan bahwa Latgabma Malindo Darsasa-8AB/2013 yang telah dilaksanakan mengandung arti penting bagi kedua negara dalam menjaga stabilitas keamanan di wilayah perbatasan kedua negara, sekaligus memiliki nilai berdampak strategis pada keamanan regional terutama di Asia Tenggara yang sekaligus kedua negara perlu memiliki persamaan pola dalam menanggulangi ancaman bersama di kedua negara.

Panglima TNI juga mengatakan, Latgabma Malindo menguji pada protap nomor 16 tentang bagaimana cara pengambilan keputusan dalam melaksanakan operasi bersama menghadapi ancaman dari teroris. Selain protap nomor 16 juga diuji protap nomor 18 yaitu menguji tentang bagaimana taktik, teknik dan prosedur yang di ujikan dalam penanggulangan bersama menghadapi ancaman teroris, ini sangat penting karena kalau sudah protap ini dilaksanakan, maka Indonesia dan Malaysia sudah tidak akan ragu lagi untuk dapat melakukannya dengan baik.

Lebih lanjut Panglima TNI menjelaskan, Latihan Malindo ini yang semula dilaksanakan 4 tahun sekali sekarang sudah menjadi 3 tahun, dengan cara bergantian tempat, sekarang di Indonesia mungkin tahun berikutnya di Malaysia. “Tidak menutup kemungkinan kegiatan Latihan Malindo bisa dua tahun sekali, karena mungkin terlalu lama”, ujar Panglima TNI.

Mudah-mudahan kegiatan Latgabma Malindo bisa ditingkatkan pada kegiatan latihan ini, seperti Latihan Gabungan Patroli Bersama, latihan gabungan lainnya yang sudah berjalan dengan Malaysia, karena kita berbatasan langsung dengan Malaysia. “Sebagai langkah untuk menghadapi berbagai kemungkinan tindakan teroris, negara yang berbatasan laut di Selat Malaka sepakat merumuskan secara konsepnya berupa operasi  melalui kegiatan Eyes in the Sky (EiS), Malacca Strait Sea Patrol (MSSP) dan Patroli Kordinasi (Patkor) Malindo dalam rangka mengamankan Selat Malaka dari berbagai ancaman”, tegas Panglima TNI. (TGR/Puspen TNI)

»»  READMORE...

Airbus Military to add Winglets on all C295 in 2014

c295aew_wg4

By late 2014 Airbus will deliver C295 transport planes with new winglets, offering better fuel consumption and improved payload capability. Photo: Airbus Military

Airbus Military has launched a new member of the C295 medium transport and surveillance aircraft – the C295W. The company will make its public debut at the Paris Air Show later this month.
The new model, equipped with uprated engines and winglets will be available in 2014. Company sources said that the new version will become standard for all Seville assembled CN295 beginning from the fourth quarter of 2014, following the completion of certification, expected by the middle of next year.
C295winglets300
The winglets to be employed on the C295W were demonstrated in flight-trials which showed positive results for a weight penalty of only around 90kg. Photo: Airbus Military

The aircraft uses the same Pratt & Whitney Canada PW127 turboprops engines which power all versions of the C295. The increased power is available from implementing new procedures recently certified by Canada and Spain, permitting operation in the climb and cruise phases at higher power settings at the discretion of the operator. When implemented at higher altitude and hot temperatures, these procedures improve operation over very high terrain such as the Andes or Himalaya mountains with only a minor influence on maintenance cost. The winglets were demonstrated in flight-trials which showed positive results for a weight penalty of only around 90kg.
According to Airbus, the new model will be optimized for operation from “hot and high“ airfields, where the company expects payload increases in excess of 1,000kg; improvements are also likely to provide operators with enhanced performance in all flight phases. The new features will also provide an overall reduction in fuel consumption of around 4% depending on configuration and conditions.
In intelligence, surveillance and reconnaissance (ISR) roles such as airborne early warning (AEW) the enhancements will increase endurance by 30-60 minutes and permit an operating altitude up to 2,000ft higher than now. The C295 is currently used in maritime surveillance. Airbus is also developing an airbore surveillance version using an Elta radar.
C295 aircraft are currently operational with a number of air forces and navies, including: Spain, Portugal, Poland, Indonesia, Mexico, Algeria, Brazil and Egypt are the main operators of this type, with Chile, Colombia, the Czech Republic, Finland, Ghana, Indonesia, Jordan, Kazakhstan and Oman operating 2-5 aircraft each.
Asia is becoming a most important market for the C295, where Airbus Military is leveraging its partnership with Indonesia based PT Dirgantara Indonesia (DI) manufacturing and support capability to promote its market position. Last month Airbus Military embarked on a marketing tour to six ASEAN countries, sending a CN235 (the Indonesian designation of C295, operated with the Indonesian Ministry of Defense). The tour visit included the Philippines, Brunei Darussalam, Vietnam, Thailand, Myanmar and Malaysia.
“The visits will allow explanations on the specific capabilities of the CN235 and the NC212i, an upgraded version of the C212 launched in November 2012 between PTDI and Airbus Military with new avionics and autopilot systems as well as an increased passenger seating, increasing its cost efficiency significantly,” Airbus Military said. Vietnamese Defense Minister Gen. Phung Quang Thanh said Hanoi plans to send a delegation to study the Indonesian invitation. Thanh recently met with Indonesian Deputy Defense Minister Sjafrie Sjamsoeddin in Hanoi.
C295 dropping an antisubmarine lightweight torpedo on a maritime anti-submarine warfare exercise. The Maritime Patrol/ASW configuration of the aircraft includes a chin mounted EO/IR turret, Magnetic Anomaly Detector boom at the aft, a surface search radar and other sensors at the belly and underwing weapons stores.
C295 dropping an antisubmarine lightweight torpedo on a maritime anti-submarine warfare exercise. The Maritime Patrol/ASW configuration of the aircraft includes a chin mounted EO/IR turret, Magnetic Anomaly Detector boom at the aft, a surface search radar and other sensors at the belly and underwing weapons stores.
»»  READMORE...

Membandingkan Pesawat CN 295 Buatan PT DI dan MA 60 Buatan China


"Soal Bikin Pesawat, Indonesia Masih di Atas China"- Ilham Habibie


Pesawat CN 295 Milik TNI AU buatan PT DI. Kuat, irit bahan bakar,
cepat, dan belum pernah mengalami kecelakaan

PM Malaysia, PM Pakistan, Pemimpin Turki, dan Presiden Korea Selatan merasa sangat puas menggunakan pesawat Buatan Bandung untuk kelas VVIP Mereka. Kepala Angkatan Udara Tentara Diraja Malaysia bahkan menyetir sendiri CN 235-220 miliknya.

Sebagai orang awam, saya agak bingung kenapa Merpati Airlines justru impor pesawat dari China berupa pesawat MA 60 turbo-prop yang saat ini digunakan, padahal soal kualitas pesawat Indonesia masih jauh di atas China.

Orang sekelas Ilham A. Habibie saja mengatakan demikian. 
Ilham A. Habibie, putra sulung mantan Presiden RI BJ Habibie, bukan orang sembarangan jadi beliau mengerti betul apa yang dikatakannya. Jika beliau berpendapat demikian, hampir pasti memang demikianlah adanya. Bahwa jika kita bicara soal membuat pesawat dan kualitas pesawat itu sendiri, Indonesia memang benar masih di atas China.

"Soal buat pesawat kita masih lebih bagus dan jauh di atas China, dari segi kualitas kita masih oke," kata Ilham ketika ditemui detikFinance pekan lalu di kantornya di Kawasan Mega Kuningan, seperti dikutip, Senin (18/3/2013).

Kata Ilham, saat ini China boleh bangga punya MA 60 yang saat ini digunakan Merpati.

"Tapi pada dasarnya desain MA 60 itu mesinnya memang digunakan untuk militer, namun karena digunakan untuk sipil mereka menurunkan sedikit kualitasnya, karena dasarnya untuk militer sehingga boros, militerkan ngak mikirin boros apa tidak yang penting tahan banting dan menang perang," ucapnya.

MA 60 sendiri kata Ilham diakui sendiri oleh Dirut Merpati Rudy Setyopurnomo kalau pesawat tersebut sangat boros.

"Ya saya pernah diskusi dengan Dirut Merpati Pak Rudy, pesawat itu boros, kalau sudah boros bahan bakar bagaimana mau bisa dapat money (uang). Lagi pula MA 60 dipakai bukan karena kualitas, tetapi karena Merpati saat itu kesulitan pendanaan dan tidak bisa pinjam ke bank, tapi China mau meminjamkan dana untuk membeli MA 60 buatan mereka," ungkapnya.

Lantas dari segi mana kita masih teratas dibandingkan China dari segi kualitas pesawat?

"Ya R80 (Regio Prop 80) yang saat ini sedang kita selesaikan proses pembangunannya, kita akan memiliki pesawat dengan menggunakan baling-baling, yang didesain untuk jarak dekat, hemat bahan bakar, teknologi terbaru, kapasitas lebih banyak yakni mencapai 80 kursi, mesin lebih cepat dan yang terpenting jauh lebih murah dari pesawat ATR karena produksi dan suku cadang dibuat semua di Indonesia, dan yang lebih penting lagi kita punya Sumber Daya Manusia yang berpengalaman bahkan seperti di Boeing, Airbus, ATR, di PT DI dan banyak lagi," tandasnya.

Seperti diketahui Ilham bersama Mantan Dirut Bursa Efek Indonesia (BEI) Erry Firmansyah bersama-sama membentuk PT Ragio Aviasi Industri (RAI) untuk membangun pesawat new N-250 yang dulu pernah dibuat BJ Habibie.

Pesawat berkapasitas 80 kursi tersebut diberi nama R80 atau Regio Prop 80 diamana pesawat tersebut menggunakan baling-baling.

Pesawat CN 295 buatan dalam negeri

Pesawat ini adalah pesawat pengembangan dari pesawat CN-235 yang menangguk sukses di pasaran sejak diluncurkan tahun 1983, terbanyak digunakan di Turki, 61 pesawat. CN-235 merupakan proyek Casa, pabrikan pesawat Spanyol dan Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) Indonesia. Pesawat CN-295M merupakan pesawat angkut sedang taktis (medium airlifter) generasi terbaru yang sudah menggunakan full glass cockpit, digital avionic dan sepenuhnya kompatibel menggunakan night vision goggles (NVG), sehingga CN-295M merupakan pesawat angkut sedang versi militer yang dapat diandalkan di kelasnya. CN-295M mampu membawa sampai dengan total sembilan ton kargo atau kurang lebih 71 personel.

Pesawat ini juga mampu terbang sampai ketinggian 25 ribu kaki dengan kecepatan jelajah maksium 260 Knot (480 Km/Jam) serta dapat diterbangkan dan dikendalikan dengan aman dan sangat baik pada kecepatan rendah sampai dengan 110 Knots (203 Km/Jam). Dengan menggunakan 2 Mesin Turboprop Pratt & Whitney Canada (PW 127G), pesawat ini mampu melaksanakan lepas landas dan melaksanakan pendaratan pada landasan yang pendek (STOL/ Short Take Off & Landing) yaitu 670 m/2.200 kaki dengan berat tertentu. “Kemampuan Pesawat C-295 M dinilai sangat cocok dan ideal dikaitkan dengan tugas dan misi yang diemban oleh skadron Udara 2,” ujar Komandan Skadron Udara 2 Letkol Pnb Silaen di sela-sela penyerahan pesawat tersebut dalam dalam siaran pers TNI AU, Kamis (4/4/2013).

CN 295 semenjak digunakan oleh TNI AU maupun negara-negara lain seperti Malaysia, Turki, Korea Selatan, belum pernah jatuh atau mengalami kecelakaan tragis maupun insiden ringan. Di luar sebab human error, pesawat CN 295 ini sangat tangguh dan tidak diragukan lagi, lebih baik ketimbang pesawat sejenis buatan Cina, yakni Ma 60. Pesawat ini sudah mendapat sertifikasi dari FAA sementara MA 60 belum. 

Pesawat buatan Indonesia ini sangat diperhitungkan kualitasnya oleh negara lain. Buktinya pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia yaitu CN235-220 digunakan oleh para pemimpin negara sebagai pesawat VIP.

"Kita punya pesawat CN235-220 itu pesawat multi missions platfrom, bisa untuk pribadi, maritime patrol, kargo dan lainnya," ucap Vice President Logistics & Costumer Support Division PT Dirgantara Indonesia, Mula W. Wangsaputra di The 12th Langkawi International Maritime & Aerospace (LIMA '13) Langkawi, Malaysia, Selasa (26/3/2013).

Salah satu bukti bahwa produk PT DI berkualitas yakni pesawat CN 235-220 digunakan oleh Perdana Menteri (PM) Malaysia, Presiden Korea Selatan dan Pakistan. "PM-nya Malaysia pakai, Korea Selatan pakai, Pakistan pakai punya kita juga," ucap Mula.


Pesawat CN 235 milik TUDM hasil produksi PT DI digunakan sebagai pesawat VVIP, tampak lebih kuat dan dinamis.
Pesawat CN235-220 dipesan oleh mereka untuk dijadikan pesawat VIP. "Jadi pesawat ini digunakan para pemimpin negara tersebut untuk pergi dinas di dalam negaranya sendiri," katanya. (Baca ulasan mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) TNI AU Indonesia yang sekaligus Chairman CSE Aviation terkenal, Marsekal TNI (Purn) Cheppy Hakim di postingan di blok ini berjudul : "Para Pemimpin Dunia Pakai Pesawat Made in Bandung, Bagaimana Indonesia ?

Jadi, pesawat yang dipesan oleh negara-negara asing dari PT DI itu ternyata dijadikan sebagai pesawat VVIP, bukan untuk penumpang biasa. Lalu bagaimana dengan Indonesia?


Merpati dan riwayat kecelakaan pesawat MA 60



MA 60 dalam kondisi mengenaskan, setelah mengalami hard landing.

Sejak 2009 hingga 2013 ini sudah terjadi tujuh kali kecelakaan pesawat MA 60 yang semuanya terjadi saat akan mendarat, masing- masing di Filipina, Bolivia, Myanmar, dan Indonesia. Tidak ada korban jiwa kecuali yang terjadi di Kaimana 7 Mei 2011, seluruh 22 penumpang dan 4 awak pesawat meninggal dunia. 

Sebagai catatan, pesawat MA 60 adalah sebuah pesawat yang telah menerima sertifikat dari Civil Aviation Administration of China pada 2000 dan hingga kini tidak atau belum memiliki sertifikat dari Federal Aviation Administration (FAA) otoritas penerbangan Amerika Serikat yang paling berpengaruh dan kredibel di dunia. 

Sejak diterbangkan Merpati Nusantara Airlines (MNA) tahun 2011,--MNA mengadakan sekitar 13 pesawat secara bertahap pada 2007 dengan harga per unitnya US$ 11 juta atau Rp 94,08 miliar,-- pesawat MA 60 buatan China mengalami beberapa insiden hingga kecelakaan. Pesawat yang tergelincir di Bandara El Tari Kupang, NTT, pada Senin (10/6/2013) lalu ternyata bukan insiden yang pertama. Dalam kecelakaan pesawat udara terdapat 3 kriteria tingkatan kecelakaan, yaitu incident (insiden), serious incident (insiden serius), dan accident (kecelakaan). Bila pesawat tergelincir, biasanya digolongkan ke insiden, bila pesawat itu mengalami deformasi atau perubahan bentuk, biasanya digolongkan ke dalam insiden serius. Namun bila insiden itu sudah menelan korban jiwa, maka kategorinya adalah accident. Berikut daftar insiden dan kecelakaan pesawat MA 60.

19 Februari 2011, Tergelincir di El Tari Kupang, NTT

Pesawat Merpati MA 60 tergelincir dan keluar dari landasan (runaway) Bandara El Tari, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) sejauh 15 meter. Namun, kondisi pesawat tersebut dilaporkan tidak mengalami kerusakan berarti.

Pesawat baling-baling dengan register PK-MZJ itu tergelincir ketika hendak take off pukul 06.00 WITA.

Seorang saksi mata, Robin, yang tengah berada di bandara tersebut mengatakan, kecelakan pesawat baling-baling itu terjadi pada pukul 06.20 WITA, Sabtu (19/2/2011).

"Pas mau ngangkat (take off) ke udara, nggak jadi. Pesawat tergelincir ke luar dari landasan," kata Robin, kepada detikcom.

9 Mei 2011, Jatuh di Teluk Kaimana Papua

Ini adalah kecelakaan pesawat MA 60 paling tragis dengan jumlah korban terbanyak, di mana seluruh penumpang dan kru pesawat tidak ada yang selamat. Menurut pakar, pesawat tampak terlalu mudah nyungsep begitu saja ke laut dan tampak terlalu mudah. Meskipun KNKT menyimpulkan karena kesalahan Pilot, namun banyak pihak meragukan kseimpulan itu. 
Pesawat MA 60 yang dioperasikan Merpati Nusantara Airways jatuh di Teluk Kaimana, Papua Barat. Menurut GM Corporate Secretary & Legal Merpati Imam Turidy, pesawat mengangkut 19 penumpang dan 6 kru. Pesawat nahas itu menghujam ke dalam laut sekitar 500 meter sebelum mendarat ke landasan pacu Bandara Utarom, Kaimana. Semua penumpang dan kru pesawat tewas.

KNKT akhirnya menyelesaikan investigasi terhadap kecelakaan pesawat Merpati bernomor registrasi PK-MZK tersebut yang terjadi 7 Mei 2011 silam. Hasilnya, kecelakaan itu disebabkan kelalaian pilot.

2 Desember 2011, Keluarkan Percikan Api


MA mengeluarkan percikan Api

Apakah insiden ini karena kesalahan pilot juga ? Mudah sekali menyalahkan bawahan atau seseorang yang dinilai tak punya pengaruh atau kekuasaan. Mengkambinghitamkan kopral lebih gampang ketimbang menunjuk Jenderal yang harus bertanggung jawab. Fenomena seperti ini terjadi di mana-mana. Kalau jari telunjuk mengarah pada kualitas pesawat yang jelek, maka sudah pasti itu kesalahan akan mengarah pada direktur atau CEO Merpati, atau Menperindak yang berkolaborasi dengan petinggi terkait.

Pesawat MA 60 mengalami insiden mengeluarkan percikan api di udara, saat terbang dari Bima ke Denpasar.  

Pesawat itu memiliki nomor registrasi PK MZG/MA 60 dan nomor penerbangan NZ 623. Saat pesawat berada di ketinggian 6.500 kaki, penumpang melihat api keluar dari mesin kiri pesawat.

"Engineer memberi tahu ke kapten bahwa engine kiri ada fire. Langsung engine di-shut dan fire extinguisher diaktifkan. Lalu fire mati dan pesawat return to base (RTB) ke Bima dan landing safe," tutur Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhub Bambang S Ervan.

Pilot pesawat tersebut adalah Kapten Dwi Wahyu. Sedangkan kopilotnya adalah Ari Dwi. Sedangkan teknisi yang ada dalam pesawat adalah Tri Nandang.

Dirut Merpati Sardjono Jhony bersyukur pilot pesawat itu telah melakukan prosedur yang tepat.

"Pilot melakukan prosedur yang tepat dan alhamdulillah mendarat dengan selamat di Bima," sambung Jhony.

8 Januari 2012, Terperosok di Lahan Gambut Sampit


Pesawat Merpati MA 60 bernomor registrasi PK-MZM dengan nomor penerbangan MZ 536 Surabaya-Sampit  terperosok di runway Bandara H Asan Sampit, Kalimantan Tengah. 

Pesawat yang terbang dari Bandara Juanda, Surabaya, sebenarnya mendarat dengan sangat sempurna pada pukul 15.30 WIB, Sabtu (7/1/2012), di Bandara H Hasan, Sampit. Sesuai prosedur pesawat taxi ke Apron 1500 dari Treshold 31.

"Namun Kapten Pilot Saptono, memutar terlalu ke tepi runway bandara, sehingga roda sebelah kiri pesawat masuk ke shoulder dan terjeblos. Karena tekstur tanahnya gambut, maka pesawat tidak bisa bergerak dan miring ke kiri," kata SVP Corporate Secretary & Legal Merpati, Imam T. Jakfar, dalam press release yang diterima detikcom, Senin (9/1/2012).

Pada pukul 16.30 WIB, seluruh penumpang berhasil dikeluarkan dengan baik, tanpa mengalami hambatan berarti. Sementara pesawat yang sempat mengganggu penerbangan di Bandara Haji Hasan, Sampit, juga sudah berhasil ditarik pada Minggu (8/1), dengan cara mengangkat roda pesawat tersebut.


1 Desember 2012, Tergelincir di Bandara Lombok

Pesawat Merpati Airlines Nomor penerbangan MZ 6063 tergelincir di Bandara Internasional Lombok (BIL), sesaat setelah mendarat. Sistem hidrolik ban kiri belakang pesawat tidak berfungsi, membuat pesawat terperosok. Namun seluruh penumpang selamat.

Pesawat jenis MA 60 buatan China itu mendarat di Bandara Lombok pukul 11.55 Wita. 

Desmi Indrayana, Humas Angkasa Pura I Bandara Internasional Lombok dihubungi detikcom, Senin (31/12/2012) mengatakan, pesawat itu tergelincir di taxiway bandara saat hendak menuju apron, sesaat setelah mendarat.

"Ban kiri keluar lintasan saat hendak berbelok menuju taxiway. Hasil pemeriksaan, karena sistem hidrolik pada roda kiri di belakang tidak berfungsi," kata Desmi.

Pesawat itu mengangkut 24 penumpang dari Bima. Seluruh penumpang selamat, dan dievakuasi dari tempat pesawat tergelincir.

10 Juni 2013, Tergelincir di Bandara El Tari Kupang, NTT

Pesawat MA 60 Milik Merpati tergelincir hingga patah menjadi dua bagian.

Pesawat Merpati jenis MA 60 buatan China bernomor registrasi PK MZO mengalami crash landing (pendaratan sangat keras) dan undershoot alias pesawat yang mendaratkan rodanya sebelum titik pendaratan yang diharapkan di landasan (runway) pada pukul 09.40 Wita. Pesawat ini membuat Bandara El Tari Kupang ditutup karena evakuasi pesawat yang nose wheel atau roda depannya tak tampak keluar ini membutuhkan waktu berjam-jam.

Dari 45 penumpang dewasa dan 1 bayi semuanya selamat. Dari jumlah itu, ada 9 orang sempat dirawat di RS di Kupang, terdiri dari seorang penumpang dirawat di RS AU Kupang, sedangkan 6 orang penumpang masih dirawat di RSUD Prof dr WZ Johannes dan 2 orang penumpang di rawat di RS Bhayangkara, Kupang.

37 Orang Penumpang sudah kembali ke keluarganya masing masing di kawasan Kupang. Semua biaya hotel dan biaya rumah sakit ditanggung sepenuhnya oleh Merpati.

4 Kru yang terdiri dari Capt Adithya Prio Joewono, Co Pilot Au Yong Vun Pin serta 2 flight attendant Lanny Wulandari dan Anesa Purwanti dalam keadaan baik.

Evakuasi berlangsung sehari semalam hingga Bandara El Tari bisa dibuka hari ini pada pukul 07.00 Wita.

Kecelakaan di NTT merupakan yang ketujuh kalinya menimpa pesawat itu sejak pertama kali dipakai oleh Merpati Airlines dan keenam kalinya sejak dipakai oleh Sichuan Airlines. Pesawat yang sama juga pernah mengalami kecelakaan di Myanmar, Insiden di Kaimana merupakan yang paling buruk karena menewaskan seluruh penumpang yang berjumlah 27 orang.

Ironisnya lagi, 'musibah' itu sudah terjadi sejak pembelian pesawat tersebut. Awalnya pesawat ini akan dibeli sebanyak 15 unit dari Xian Industry. Namun, pada akhirnya hanya delapan unit yang dibeli. Xian tidak terima dengan perubahan ini lalu kemudian menggugat Merpati.

Skema pembayarannya pun bermasalah. Merpati Nusantara bersedia menandatangani kontrak dengan klausul di antaranya, bahwa Merpati sepekat dengan harga yang ditetapkan dalam kontrak tersebut. Termasuk Spesifikasi pesawat, cara pembayaran, bahkan skema pembelian pesawat.

Namun, pemerintah kemudian meminta bahwa sistem pengadaan pesawat MA-60 diubah menjadi leasing. Ketika itu, masalah ini membuat heboh karena ternyata Kementerian Keuangan belum menyetujui SLA untuk pembelian pesawat tersebut, namun pihak Merpati sudah menandatangani kontrak dengan Xian.





Pembelian nekat kalau boleh kita bilang. Ini bisa saja dipengaruhi oknum yang ingin mengeruk keuntungan dari pengadaan pesawat tersebut. Mereka merasa paling paham tentang pembelian itu sehingga melangkahi Kementerian Keuangan sekalipun.





Dalam pembelian itu sempat disebut-sebut adanya keterlibatan Jusuf Gunawan Wangkar, bekas Staf Khusus Presiden Bidang Pangan dan Energi. Ia bahkan dituding terlibat dalam proyek pengadaan pesawat MA-60 yang juga dituding terjadi penggelembungan dana hingga US$40 juta.



Jusuf Wangkar tentu saja membantahnya dengan keras. Ia berani bersumpah tidak tahu menahu mengenai pengadaan itu. Keterlibatan Jusuf Wangkar disebut-sebut dalam sebuah siaran pers yang dikeluarkan sebuah serikat buruh sebagai staf khusus Presiden yang masih aktif di lingkungan Istana Presiden dan ikut terlibat pengadaan pesawat MA-60 untuk PT Merpati Nusantara Airlines.

Ketua Indonesia Development Monitoring Munatsir, ketika itu, menyebutkan yang menjadi broker pengadaan pesawat ini adalah bukan perusahaan yang profesional di bidangnya, yakni PT Pelangi Golf yang dipimpin Mulyadi. Perusahaan ini berkantor di kompleks Pergudangan Pluit Blok A.

"Untuk memuluskan proyek pengadaan pesawat Merpati itu, PT Pelangi Golf dibantu oleh staf khusus Presiden SBY yaitu, Jusuf Wangkar. Karena pengaruh itu, mereka bisa memenangkan pengadaan ini walaupun bisnis intinya sama sekali tidak berada di bidang penerbangan,” ungkap Munatsir.

Minus Sertifikat FAA

Persoalan MA-60 ternyata tidak berhenti sampai di sana. Belakangan diketahui bahwa pesawat ini tidak memiliki sertikat Federal Aviation Administration (FAA) atau semacam badan keselamatan penerbangan Amerika Serikat.

Sertifikat itu tentu penting karena menunjukkan kelayakan terbang sebuah pesawat. Tentu saja, kelayakan dalam versi FAA dan itu tidak menjadi syarat mutlak bagi pesawat untuk terbang. Sebab, FAA memang bukan dewa penerbangan.

Sehingga Merpati pun menganggap sertifikat itu tidak penting. Alasannya, pesawat MA-60 tidak digunakan di AS sehingga tidak perlu sertifikat itu.

Memang FAA bukan penentu. Namun, bagaimanapun badan itu berpengalaman dalam menentukan kelaikan terbang, sehingga akan lebih bagus jika MA-60 juga dinyatakan layak oleh mereka.

Persoalannya ketika itu adalah, sertifikat dari mana yang memberi kelayakan untuk terbang? Tentu saja, dari China dan Indonesia. "Sertifikasi sudah dilaksanakan oleh pemerintah China dan juga kita (Indonesia)," ujar Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bakti di Kementerian Perhubungan, Senin (10/6/2013) malam.

Cukup kredibel kah pemberi sertifikat itu? Inilah yang menjadi masalah. Sebab, jika Indonesia yang memberi sertifikat, maka itu perlu dipertanyakan. Sebab, negeri ini termasuk paling banyak mengalami kecelakaan pesawat sehingga tidak heran bila pesawat Indonesia sempat dilarang terbang ke Eropa.

Persoalan demi persoalan seharusnya menjadi pelajaran berharga, betapa sebuah kertas sertifikat bisa begitu berarti. Untuk urusan pesawat, menganggap sepele hal seperti itu sama saja dengan mempertaruhkan nyawa. Demi kepentingan segelintir pihak, jangan sampai membeli pesawat malah akhirnya membeli kendaraan maut. 
»»  READMORE...