News in Picture

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Saturday, June 1, 2013

France Opts for U.S. Reapers



Laser guided bombs and hellfire missiles are loaded on a General Atomics MQ-9 Reaper drone prior to a mission in Afghanistan,

Laser guided bombs and hellfire missiles loaded on a General Atomics MQ-9 Reaper drone prior to a mission.
France has decided to buy two MQ-9 Reaper medium-altitude long endurance (MALE) drones from the USA, to extend the strategic reconnaissance capability of the French Air Force after the current Harfang drones end their planned mission in 2014. The two General Atomics (GA-ASI) MQ-9 Reapers that will be delivered by 2013 year-end. The two drones are not likely to be used in armed recce missions as they do  with the US Air Force. Defense-Update reports.
Given the short delivery schedule, it is likely the two Reapers will not be new but taken from the US Air Force inventory. According to the French Defense Minister Jean-Yves Le Drian the French Air Force desperately need the new drones to address the immediate situation in the Sahel region.
The Harfang was fielded with the French Air Force under the SDIM program in June 2008. France ordered three planes and two ground control stations which became operational with the Drone Experimentation Squadron 1/330 Adour, in Cognac, in June 2008. From the beginning the program was regarded as an interim capability, and proposals for the full capability plan were submitted by EADS Since 2007. Despite their ‘interim’ capability, the French Harfangs were supporting all contingencies the French forces were involved in, including Afghanistan, Libya and Mali.
Through the years the Ministry of Defense evaluated only two options – the Israeli Heron TP and US made MQ-9 Reaper. IAI, the developer and manufacturer of the Heron and Heron TP has teamed with Dassault Aviation and EADS to form industry teams to support the selection of its drones, but has not succeeded in winning the French Air Force support for its system.
The procurement of the two Reapers is also considered an interim phase, until France is capable of establishing its own drones, considered as the centerpiece of future intelligence and combat operations. Two parralel programs are currently underway in France – the collaborative development of a jet-powered Unmanned Combat Air Vehicle (UCAV) known as NeuroN, expected to replace some manned aircraft by 2030. Another collaborative development of a UAS, with the British industry. Dassault is also cooperating with Israel Aerospace Industries, on the development of a future MALE platform addressing the French requirements. However, it is not clear whether this alliance will hold after failing to win the interim MALE program. France is currently interested in MALE drones designed for strategic reconnaissance, attack missions are currently not a priority for these assets.
IAI is also coopreating with Rheinmetall’s Unmanned Aerial Systems, a joint entity set by EADS and Rheinmetall, pursuing a similar program in Germany. Defense Minister Thomas de Maiziere said Berlin is set to decide on the procurement of 16 drones, five to be operational by 2016.
Source: Defense-Update
»»  READMORE...

MEMPERSIAPKAN LATGAB TNI TERBESAR 2014


Gemuruh Latgab 2013 masih belum hilang dari ruang kebanggaan kita ketika tiga hotspot latihan yaitu Situbondo Jatim, Sangatta Kaltim dan Bima NTB menjadi saksi dentuman dan hiruk pikuk tentara republik dan alutsistanya memperlihatkan kesungguhan berlatih tempur selama 40 hari.  Kebanggaan itu makin sempurna ketika di salah satu “titik panas” latihan Situbondo, RI-1 dan RI-2 ikut merasakan drama penyerbuan amfibi terbesar di pantai Banongan Jumat tanggal 3 Mei 2012 dan bergabung bersama belasan ribu prajurit TNI.


Hanya berselang satu tahun, tahun depan dicanangkan Latgab TNI terbesar yang melibatkan puluhan ribu pasukan TNI dan seluruh alutsista old dan new nya.  Satu tahun dari sekarang atau tepatnya bulan September dan Oktober 2014 TNI kembali akan melakukan latihan gabungan terbesar sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada negara dan rakyat yang telah membelikan dan menyediakan alutsista modern dan barangnya pun sudah berdatangan.
Penembakan rudal C802 dari KRI Abdul Halim Perdana Kusuma
Dua hal yang patut digaris tebal sehubungan dengan Latgab 2014 adalah rekor jarak Latgab terpecahkan dari rentang lima tahun menjadi hanya satu tahun.  Kemudian kuantitas dan kualitas alutsista yang digelar juga merupakan rekor baru dengan kehadiran sejumlah alutsista modern.  Dua rekor ini adalah nilai strategis puncak yang mampu menggempitakan naluri tempur tentara sekaligus membanggakan warga bangsa yang cinta tanah air.

Perkuatan alutsista tentara nasional yang dilakukan Presiden SBY sejak tahun 2010 sampai tahun 2014 merupakan keputusan cum laude, tepat waktu dan tepat guna.  Perkembangan situasi regional yang mudah terjebak dalam konflik klaim mengharuskan kita sebagai negara harus mempersiapkan kekuatan militer yang minimal setara dengan para tetangga. 


Terbukti ketika perjalanan memperkuat tentara republik sedang berlangsung sampai saat ini, beberapa insiden tumpang tindih klaim Laut Cina Selatan (LCS) menjadi “jelas bentuknya” dan sekaligus menjadi konflik diplomatik seperti antara Filipina dan Taiwan.  Meski Indonesia tidak terlibat konflik LCS namun kita tetap harus siaga menghadapi kondisi terburuk yang tidak bisa diprediksi sebelumnya.

Celakanya negara yang kekuatan militernya lemah menjadi tempat “uji nyali” menguji panasnya klaim. Filipina bisa dijadikan contoh yang selama ini mengabaikan perkuatan militernya dengan alutsista angkatan laut dan udara yang menyebabkan negara itu jadi seperti diabaikan oleh tetangganya yang punya klaim teritori.  


Militer Filipina saat ini tidak memiliki jet tempur yang bisa diandalkan dan kapal perang berteknologi rudal. Selama ini mereka hanya mengharapkan payung pertahanan dari sekutunya AS.  Ini  justru memberikan kesan ketidakwibawaannya menjaga teritorinya sendiri.
Panglima Tertinggi ikut merasakan episode Latgab 2013
Kewibawaan menjaga kedaulatan teritori secara real diukur dari dimilikinya mata, telinga dan alat pukul yang membuat pihak lawan berhitung cermat.   

Contohnya Singapura, negara pulau yang mampu membentengi dirinya dengan kekuatan militer berkemampuan serang segala arah. Membangun kekuatan militer bukan dimaksud untuk mengganggu atau mengacau kehidupan bertetangga tetapi lebih memiliki makna menjunjung nilai kewibawaan postur negara terutama dalam etika pergaulan antar bangsa dan kekuatan posisi diplomatik.

Berkaitan dengan pencapaian penambahan alutsista baru TNI sampai dengan tahun 2014 kita pantas memberikan apresiasi kepada  panglima tertinggi yang juga Presiden RI sehubungan dengan sajian panen raya alutsista yang luar biasa. Kita berharap itu bukanlah sajian alutsista terakhir karena  sesungguhnya kekuatan yang diinginkan belum sampai di titik kulminasi. 


Pekerjaan besar menyajikan ragam alutsista berteknologi kepada pengawal republik masih akan terus berlangsung dengan target waktu tahun 2020 yang dikenal dengan sebutan minimum essential force.
Adalah juga keputusan yang surprise ketika Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono di sela Latgab 2013 yang sedang berlangsung di Sangatta mengumumkan bahwa TNI akan kembali melakukan Latgab terbesar tahun 2014 yang melibatkan seluruh alutsista anyarnya. Mudah saja mencernanya, alutsista sudah datang, gabung sama alutsista yang made ini old, lalu diperlihatkan kepada rakyat sebagai pertanggungjawaban.  


Integrasi sistem pertempuran, teknologi komunikasi dan koordinasi antar satuan tempur berkualifikasi divisi sekaligus menguji alutsista baru untuk memperlihatkan kehebatannya merupakan substansi utama yang akan digelar pada bulan September-Oktober 2014 itu.  Simulasi perang dengan beberapa perubahan doktrin pertempuran sesuai dengan nilai teknologi alutsista baru dan kuantitasnya menjadi salah satu kurikulum utama dalam Latgab mendatang.
Perkuatan dan mobilisasi militer Indonesia tiga tahun terakhir ini yang lebih sering melakukan latihan militer dengan kapasitas besar sesungguhnya menjadi perhatian sejumlah negara.  Nah disitulah nilai keberhasilan gaung kampanye militer kita sebagai bagian dari “pesan tanpa harus berkata” bahwa pengawal republik siap setiap saat mempertahankan keutuhan teritori NKRI dari segala bentuk ancaman.  Sepanjang tahun 2012 sampai Latgab Mei 2013 kita telah menyaksikan begitu banyaknya serial latihan tempur TNI yang digelar di berbagai tempat di tanah air.


Tahun 2014 adalah akhir dari pemerintahan SBY.  Sebagai salah satu bentuk pertanggung jawaban membangun kekuatan militer selama masa pemerintahannya tentu sajian yang paling spektakuler adalah memperlihatkan kehebatan teknologi alutsista yang baru dimiliki dengan kemampuan prajurit mengoperasikannya, mengintegrasikannya lewat latihan perang gabungan antar angkatan skala besar.  Lebih dari itu pesan besarnya pada tetangga-tetangga disebelah sangat jelas dan tegas, jangan lagi meremehkan kami.  Maka kita boleh menyebut rencana Latgab TNI 2014 itu dengan: super sekali.





Sumber : Analisis

»»  READMORE...

KEMENHAN TUNGGU SELESAINYA KRI KLEWANG KEDUA




KRI Klewang-625
Kementerian Pertahanan dan TNI Angkatan Laut saat ini sedang menunggu selesainya produksi kapal cepat rudal pengganti KRI Klewang yang terbakar pada September lalu. Dikabarkan, PT Lundin Industry Invest yang merupakan produsen pembuat KRI Klewang saat ini sedang membangun KRI Klewang kedua yang merupakan kapal yang berkemampuan anti-radar.

Pada tanggal 28 September 2012, sekitar pukul 15.15, calon kapal baru TNI Angkatan Laut KRI Klewang 625 ludes terbakar. Padahal, seyogyanya, pada hari tersebut, kapal seharga Rp 114 miliar ini akan memulai uji coba perdana laut atau sea trial dari Dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur.

KRI Klewang adalah adalah kapal canggih dengan tiga lunas (trimaran) yang diklaim dibuat dengan teknologi anti-radar atau biasa disebut siluman. KRI Klewang diluncurkan pada 30 Agustus 2012 lalu. Soal karakteristiknya, KRI Klewang ini memiliki panjang 63 meter, kecepatan maksimal 35 knot, bobot 53,1 GT, serta mesin utama 4x marine engines MAN nominal 1.800 PK.

Mengenai terbakarnya KRI Klewang, menurut Kemenhan, kapal tersebut belum diserahkan kepada TNI, jadi masih tanggung jawab PT Lundin. Selain itu Kementerian dan TNI AL masih menunggu hasil investigasi soal penyebab terbakarnya kapal. Ada spekulasi kebakaran dipicu terjadi kesalahan rancang bangun. Meski begitu, ada informasi kalau KRI Klewang terbakar karena hubungan arus pendek.

Meski begitu, Kemenhan berharap semua pihak sabar menunggu kepastian dari hasil investigasi karena kepastian soal penyebab terbakarnya KRI Klewang penting agar kualitas produk dan nama baik PT Lundin juga industri pertahanan Indonesia tetap terjaga.

Untuk saat ini, Kemenhan meminta agar masyarakat tidak langsung memandang sebelah mata produk industri pertahanan dalam negeri, khususnya PT Lundin. Jika hasil investigasi sudah keluar dan kapal buatan Lundin terbukti berkualitas, Kementerian Pertahanan akan mendorong produsen kapal perang anti-radar lokal itu ke ranah internasional. Salah satunya dengan memamerkan kapal itu ke negara-negara tetangga dan sahabat.

TEMPO
»»  READMORE...

MALAYSIA BERMINAT PESAWAT CN-295





Wakil Menteri Pertahanan Letjen (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan pemerintah Malaysia mempunyai minat yang besar terhadap pesawat angkut jenis CN295 buatan PT Dirgantara Indonesia (DI) mengingat pesawat ini sangat bersaing terutama di regional Asean.

"Kehadiran Panglima Angkatan Udara, pilot, perwira lainnya termasuk dari pihak kepolisian Malaysia menunjukkan mereka mempunyai minat yang besar untuk mengadakan observasi terhadap pesawat CN295," kata Sjafrie disela-sela penerbangan promosi pesawat angkut militer CN295 di Bandara Subang, Malaysia, Jumat.

Sebelumnya, kata Sjafrie, dia sudah bertemu dengan Wakil Menteri Pertahanan Malaysia yang menanggapi positif untuk melakukan observasi terhadap pesawat CN295. 

"Ini merupakan langkah awal yang baik untuk hubungan dua negara bertetangga sesama Asean," ungkapnya.

Wamenham tidak bisa memastikan berapa banyak CN295 yang diminati oleh Malaysia, namun tentunya itu tergantung dari kebutuhan dan kemampuan pendanaannya.

Selain Malaysia, lanjut Sjafrie, negara-negara Asean yang dikunjungi seperti Filipina, Brunei Darussalam, Thailand dan Myanmar memberikan respon positif terhadap pesawat yang beberapa bagiannya telah dibuat di dalam negeri.

"Dari perjalanan saya ke sejumlah negara Asean mereka memberi respon positif. Di Filipina kita juga ikut dalam tender terbatas, di Thailand, Myanmar ataupun Vietnam potensinya juga bagus," ungkap dia.

Mengenai pendanaan, kata Sjafrie, bukan merupakan halangan sebab PT DI memiliki kemampuan yang baik di bidangnya sehingga perbankan siap untuk mendukung pendanaannya.

"Soal dana bukanlah sulit sebab kapasitas PT DI cukup bagus, bahkan produknya tembus pasar dunia. Seperti bagian sayap pesawat buatan PT DI ini juga telah diekspor ke Sevilla, Spanyol serta ke 14 negara," kata Sjafrie.

Sementara itu, Direktur Utama PT DI Budi Santoso menjelaskan bahwa pihaknya saat ini fokus untuk memenuhi permintaan TNI dan setelah itu baru untuk konsumen mancanegara.

"Diharapkan setahun ini, permintaan TNI itu bisa diselesaikan dan selanjutnya untuk memenuhi permintaan negara tetangga," kata Budi dengan menjelaskan PT DI mampu membuat pesawat CN235 dan CN295 sekitar 6 sampai 12 pesawat per tahun.

Ia menjelaskan Malaysia telah memiliki delapan pesawat CN235 yakni enam pesawat pengangkut militer dan dua untuk VIP.

"Sudah lama Malaysia memiliki pesawat CN235 dan masih terawat dengan baik," ungkapnya.

Dalam promosi CN295 di Bandara Subang itu tampak hadir Duta Besar RI untuk Malaysia Herman Prayitno beserta jajarannya, Panglima Tentara Udara Malaysia Dato Rodzali Bin Daud, Duta Besar Spanyol untuk Malaysia serta sejumlah pilot dan pejabat kepolisian setempat.

  ● Antara 
»»  READMORE...

Rusia Undang Kapal Iran Bergabung dengan Armada Laut Kaspia



Kantor berita Rusia, Itar-Tass, Selasa (28/5) mengabarkan, pemerintah Moskow mengundang kapal-kapal Iran untuk bergabung dalam Armada Kaspia.

Kantor media zona militer Selatan Rusia mengumumkan, musim panas tahun ini kapal-kapal Iran diundang bergabung di Armada Kaspia yang saat ini bersandar di pelabuhan Astrakhan, Rusia. Demikian dilaporkan IRNA (29/5).

Militer Rusia mengatakan, kapal-kapal Iran diundang ke Astrakhan untuk meningkatkan dan memperkuat kerjasama militer internasional di antara negara-negara sekitar Laut Kaspia terutama dua pemain utamanya, Iran dan Rusia. Rencananya armada laut Iran beserta awak kapal asing lain akan melakukan kunjungan ke kapal-kapal Rusia dan situs-situs bersejarah Astrakhan.

Petinggi Angkatan Laut Iran juga dijadwalkan akan bertemu dengan petinggi AL Rusia di Laut Kaspia dan pejabat Moskow di Astrakhan.

Republik Islam Iran selalu menekankan bahwa kehadirannya di perairan internasional adalah untuk menyampaikan pesan perdamaian dan persahabatan kepada negara-negara kawasan. (TGR/IRIB Indonesia)

»»  READMORE...

Diam-diam, RI Rancang Pesawat Tempur Sejak 2010




Indonesia terus berusaha meningkatkan persenjataan militernya, termasuk juga membangung pesawat tempur sendiri. Saat ini Indonesia masih mengandalkan pembelian pesawat tempur dari Rusia yakni Sukhoi 30.

Vice President Corporate Communication PT Dirgantara Indonesia (PT DI) Sonni Ibrahim mengatakan, sejak 2010 lalu Indonesia sudah mulai merancang pesawat tempur sendiri.

"Indonesia saat ini sudah memulai proses perancangan pesawat tempur. Proyek ini sudah dimulai sejak 2010 lalu," kata Sonni ketika ditemui detikFinance diacara Airshow The 12th Langkawi Internasional Maritime and Exhibition, Malaysia, Kamis (28/3/2013).

Proyek ini merupakan proyek negara dan PT DI sebagai BUMN produsen pesawat ikut berpartisipasi di dalamnya.

"Saat ini prosesnya sudah menyelesaikan tahap I yakni tahap teknologi dan development. Tahap ini dimulai sejak 2010 lalu dan Desember 2012 sudah selesai. Saat ini kita masuk dalam tahap ke II yakni Tahap Go no Go," ungkap Sonni.

Seperti diketahui, Indonesia terus meningkatkan peralatan militernya, sejak 2012-2014 setidaknya akan ada 60 pesawat tempur berbagai jenis dimiliki Indonesia. Indonesia juga saat ini mempunyai beberapa pesawat tempur mulai dari F5, F16, Sukhoi, Su30, dan lainnya.

»»  READMORE...

Friday, May 31, 2013

Rudal Pertahanan Udara Indonesia

Di awal Januari tahun ini  mengemuka hasrat dari pimpinan pertahanan udara TNI-AU untuk membeli rudal pertahanan udara jarak menengah LY-80 buatan RRC. Sistem rudal pertahanan jarak menengah menjadi salah satu shopping list TNI-AU dalam skema MEF (Minimum Essensial Forces). 
Militer Indonesia tidak lagi memiliki rudal pertahanan udara yang andal selain era Bung Karno yang pernah membeli S-75 Dvina (SA-2 Guideline) buatan Uni Soviet pada dekade 1960-an. 
Rudal S-75 bisa menghajar sasaran udara sejauh 45 km setinggi 20 km dengan kecepatan 3,5 Mach. Pesawat mata-mata U-2 Lady Dragon AS yang melintas di atas Jawa Barat pernah dikuncinya namun tidak sampai ditembak. Rudal SA-2 kemudian tidak aktif seiring putusnya hubungan dengan blok komunis (Uni Soviet dan RRC).

Di era Orde Baru, misil pertahanan udara sepenuhnya berupa SHORAD (Short Range Air Defense) dan MANPADS (Man Portable Air Defense System) berupa rudal maupun kanon anti-pesawat jarak pendek. Demikian juga kapal perang Indonesia (frigat dan korvet) hanya memiliki rudal pertahanan udara jarak pendek seperti Sea Cat, Mistral Simbad, dan Strella II.

Perkembangan yang kontras terjadi negara-negara tetangga yang semakin lengkap konfigurasi pertahanan udara berbasis darat maupun kapal perang dengan kombinasi rudal jarak menengah/jauh. Singapura pada awal dekade 1980-an mengakuisi MIM-23B Hawk, sistem pertahanan udara jarak menengah buatan Raytheon Corp AS. Rudal MIM-23B Hawk mampu menyasar target sejauh 40 km hingga ketinggian 14 km. Demikian juga frigat angkatan laut Singapura dipersenjatai rudal pertahanan udara jarak menengah Aster 30 dan Aster 60. Australia mempersenjatai frigat kelas Adelaide dengan RIM-66B Standart-1M (platform Tartar).

Rudal tersebut bisa menyasar target sejauh lebih dari 74 km hingga ketinggian lebih dari 24 km. Bahkan sekarang sistem rudal pertahanan udara pada frigat kelas Anzac maupun Adelaide sekarang telah diganti ke RIM-162 ESSM yang kemampuannya lebih baik lagi dengan kecepatan luncur 4 Mach. Sama dengan rencana Thailand yang akan mengupgrade misil pertahanan udara di frigat kelas Naresuan dari RIM-7M Sea Sparrow ke RIM-162 ESSM. Myanmar, Kamboja, dan Vietnam memiliki sistem pertahanan udara jarak menengah S-125 Pechora 2M (SA-3B Goa).

Rudal Pechora 2M sanggup menghajar sasaran udara sejauh 35 km di ketinggian hingga 18 km. Disamping memiliki juga S-75 Dvina (SA-2 Guideline), Vietnam pada 2006 melengkapi sistem pertahanan udaranya dengan rudal jarak jauh S-300PMU-1 (SA-20 Gragoyle) dari Rusia. Rudal Gragoyle bisa menjejak sasaran dari jarak 300 km dan memukulnya pada jarak 150 km (jenis misil 48N6) di ketinggian hingga 27 km.

Anggaran pertahanan Indonesia tahun ini yang mencapai 8 milyar Dollar membuka peluang angkatan udara untuk menutup kekurangan rudal pertahanan udara jarak menengah. Harus diakui produsen rudal pertahanan jarak menengah dan jauh sangat sedikit bisa dihitung dengan jari. Rudal permukaan ke udara LY-80 merupakan versi ekspor dari HQ-16 buatan RRC. Proyek Hong Qi -16 dikembangkan RRC bekerjasama dengan Rusia dari platform Buk-M1 (SA-11 Gadfly) dan Buk-2M (SA-17 Grizzly).

Hong Qi artinya bendera merah. Sistem HQ-16 dibuat di atas platform mobile darat dan platform kapal perang. Platform mobile darat terdiri dari unit radar dan unit peluncur. Truk peluncur membawa kanister peluncur yang berisi 6 misil. Diyakini pengembangan HQ-16 dimulai tahun 1998. Pemasangan di platform kapal perang (HHQ-16/Hai Hong Qi -16) dengan sistem peluncur vertikal (VLS/Vertical Launch System). Dipasang pada frigat RRC kelas Jiangkai II (Type 054A) dengan VLS yang berisi 32 Misil. Sedang pada kapal destroyer kelas Luyang 1 (Type 052B) dengan VLS yang berisi 48 misil. Radar penjejak target sanggup mengendus sasaran sejauh 150 km dan rudal bisa menyerang sasaran sejauh 50 km dengan ketinggian hingga 10 km.

Di samping sasaran pesawat tempur dan helikopter, HQ-16 diklaim mampu menembak jatuh drone (pesawat nirwak) dan rudal Tomahawk yang biasanya menjelajah pada ketinggian kurang dari 50 meter dari permukaan tanah guna menghindari endusan radar dan pencegatan. Maupun mencegat rudal anti-kapal yang terbang rendah (sea-skimming) kurang dari 10 m dari permukaan laut. Pada tahun 2011 pejabat militer RRC mengemukakan ke media bahwa sistem pertahanan udara HQ-16 telah resmi berdinas di angkatan bersenjata RRC dan ditawarkan untuk ekspo
»»  READMORE...

Medium Tank Buatan Indonesia dan Turki


Seperti sudah diberitakan sebelumnya, Indonesia dan Turki sepakat bekerja bersama membangun medium tank. Penandatanganan MoU kerja sama itu sendiri sudah dilakukan pada ajang IDEF 2013 di Turki, awal mei lalu. Disebutkan pula, masing-masing negara akan berpartisipasi sebanyak 50%-50% dalam hal pembiayaan dan pembuatan prototipe. Skema produksi bersama sendiri nantinya akan meniru proses pembuatan CN-235 antara IPTN (sekarang PT.DI-red) dan CASA.


Namun, bagaimana detail kerjasama tersebut belumlah banyak terungkap. Redaksi ARC kemudian mencoba mencari tahu ke beberapa pihak yang terkait dalam skema kerjasama Medium tank ini. ARC kemudian mendapatkan sedikit jawaban.

Yang pertama, Medium tank yang akan dibikin nanti adalah benar-benar desain baru. Jadi tidak merujuk kepada Ranpur ACV-300 bikinan FNSS, yang telah dipelajari pula dari Pindad. Yang kedua, biaya untuk pengembangan desain hingga membuat prototipe adalah sebesar US$ 24 juta. Dengan demikian, Indonesia Turki akan dibebani masing-masing sebesar 12 juta dollar.
Selanjutnya, pada akhir Juni atau awal Juli, Pindad dan FNSS sudah menyerahkan proposal skema pembuatan Tank Medium kepada Kementrian Pertahanan RI. Proposal itu berisikan mengenai perkiraan besaran biaya, timeline produksi, hingga desain medium tank. ARC juga mendapatkan informasi, nantinya akan dibuat sebanyak 3 prototipe yang rencananya selesai pada 3-4 tahun mendatang. 1 prototipe dibuat di Pindad, dan 2 lainnya di FNSS. Namun, salah satu prototipe yang dibuat di FNSS hanya berupa Tank tanpa kelengkapan isi, alias kosongan. Prototipe kosongan ini nantinya digunakan untuk uji ketahanan berbagai macam tembakan.
Namun demikian, informasi ini barulah tahapan awal. Kedepannya, masih bisa berubah banyak tergantung hasil diskusi antara pihak Pindad dan FNSS serta Kementrian Pertahanan kedua negara. Apapun hasilnya, kita doakan saja semoga rencana ini berjalan lancar.
»»  READMORE...

NORTHROP GRUMMAN MQ-4C TRITON UAV AS TERBARU



Angkatan Laut AS sukses melakukan ujicoba terbang pesawat pengintai tanpa awak, Northrop Grumman MQ-4C Triton, Rabu (22/05/2013). Pesawat yang dirancang untuk pengawasan dan pengintaian udara ini dapat beroperasi hingga 24 jam dan dengan ketinggian hingga 16 kilometer.

Pesawat pengintai tanpa awak, Northrop Grumman MQ-4C Triton usai menjalani ujicoba terbang selama 80 menit.


Pesawat Northrop Grumman MQ-4C Triton dirancang untuk pengintaian udara hingga 24 jam dengan ketinggian lebih dari 16 kilometer. 

Pesawat pengintai tanpa awak Northrop Grumman MQ-4C Triton usai menjalani ujicoba terbang selama 80 menit. 








Sumber : Vivanews 
»»  READMORE...

Pelindung Baja Reaktif Akan Dipasang di Semua Tank Iran


Angkatan Darat Iran berencana melengkapi semua kendaraan lapis bajanya dengan pelindung baja reaktif guna mereduksi kerusakan akibat ledakan rudal anti-tank.

Wakil Komandan Lapangan Angkatan Darat Iran Brigadir Jenderal Kiumars Heidari Selasa (28/5) mengatakan bahwa tank generasi baru Zulfiqar akan dilengkapi dengan pelindung baja reaktif.

"Pelindung baja reaktif ini bekerja pintar dan jika rudal menghantam maka  pelindung baja reaktif dapat menetralkan dampak rudal," jelas Heidari.

"Pelindung tersebut akan dipasang pada semua kendaraan lapis baja Angkatan Darat Iran pada tahun ini," tambahnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah mengukir prestasi terobosan penting di sektor pertahanan dan mencapai swasembada dalam memproduksi peralatan dan sistem militer penting.(IRIB Indonesia/MZ)
»»  READMORE...

Eurocopter Dolphin / Panther Naval light utility helicopter France



The US Coast Guard bought 99 HH-65A Dolphins for short-range search and rescue role


Eurocopter AS 565SA Panther
Entered service?
Crew2 men
Dimensions and weight
Length13.68 m
Main rotor diameter11.94 m
Height3.98 m
Weight (empty)2.2 t
Weight (maximum take off)4.2 t
Engines and performance
Engines2 x Turbomeca Arriel 1M1 turboshaft engines
Engine power2 x 749 hp
Maximum cruising speed274 km/h
Service ceiling4.5 km
Hovering ceiling2.6 km
Combat radius250 km
Armament
Missiles4 x AS15TT light anti-ship missiles
Torpedoes2 x Mk 46 torpedoes in place of the missiles
   Military derivatives of the twin-engined civil SA 365 and SA 366 Dauphin serve in various forms with 21 air arms. Sales were limited to small numbers principally for utility and VIP transport duties. The biggest customer was the US Coast Guard (USCG) which bought 99 HH-65A Dolphins for the short-range recovery SAR role.
   Dedicated military versions are derived from the civil AS 365N Dauphin 2. The AS 365F is intended primarily for the anti-ship role, and features search radar, a towed MAD bird, anti-ship missile armament and avionics for mid-course targeting update of ship-launched anti-ship missiles.
   A SAR variant has an advanced electronic flight instrumentation system flightdeck, a rescue winch and an automatic navigation system. Eurocopter also offers a more advanced ASW derivative equipped with dunking sonar, upgraded MAD, and torpedo armament.
   Military variants have since been redesignated in the Eurocopter France AS 565 Panther series. Saudi Arabia received four search and rescue/surveillance AS 565MBs for ASW while Israel bought AS 565SAs (local name Atalef/Bat). France has 18 unarmed AS 565MA variants for search and rescue, sea surveillance and aircraft-carrier plane guard (Pedro) duties.
   The Panther is also marketed in three basic land-warfare forms; armed AS 565AB; anti-tank AS 565CA and unarmed utility AS 565UB. Brazil acquired 36 AS 565AAs (local designation HM-1) primarily for general transport. In the PRC, the AS 365N has been built under licence as the Harbin Z-9 Haitun for the PLA Army Aviation Corps and PLA Naval  Aviation. Harbin also markets an anti-tank variant.
»»  READMORE...

Prinsip Kerja Pesawat Terbang



Pesawat terbang yang lebih berat dari udara diterbangkan pertama kali oleh Wright Bersaudara (Orville Wright dan Wilbur Wright) dengan menggunakan pesawat rancangan sendiri yang dinamakan Flyer yang diluncurkan pada tahun 1903 di Amerika Serikat. Selain Wright bersaudara, tercatat beberapa penemu pesawat lain yang menemukan pesawat terbang antara lain Samuel F Cody yang melakukan aksinya di lapangan Fanborough, Inggris tahun 1910. Setelah zaman Wright, pesawat terbang banyak mengalami modifikasi baik dari rancang bangun, bentuk dan mesin pesawat untuk memenuhi kebutuhan transportasi udara.

Prinsip dasar dari cara pesawat terbang untuk mengudara sama untuk semua pesawat, baik pesawat capung maupun pesawat super jumbo seperti Airbus A380.Yang mempengaruhi pesawat unuk terbang adalah gaya-gaya aerodinamis yang mengenainya yaitu, gaya angkat (lift), gaya hambat (drag), gaya berat (gravitasi), dan gaya dorong (trust).

Gaya dorong pesawat ke depan didapat dari baling-baling yang berputar pada ujung pesawat (lihat gambar di atas). Sedangkan gaya hambat merupakan pergesekan pesawat udara dengan angin. Karena pesawat udara mempunyai massa, maka gaya gravitasi akan membawa pesawat ke bawah, untuk itulah gaya angkat diperlukan. Gaya angkat dihasilkan dari sayap pesawat udara.

Sayap pesawat udara ini yang memegang peranan kunci untuk mengkat badan pesawat. Penampang sayap ini biasanya disebut "aerofoil" Selama penerbangan udara mengalir ke atas dan bawah sayap. Udara yang mengalir di atas sayap lebih cepat dari udara yang mengalir dibawah sayap, sehingga tekanan udara di atas pesawat lebih rendah.

Di saat yang bersamaan udara di bawah sayap dibelokan ke bawah, sehingga terjadi gaya angkat (udara yang terdorong ke bawah akan mendorong sayap ke atas- gaya aksi reaksi).
Gaya dorong terhadap sayap dan tekanan udara yang rendah di atas sayap inilah yang dibutuhkan untuk pesawat terbang di udara. 

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan pesawat dapat terbang, di antaranya :

a. Aerofoil pada sayap

Sebuah pesawat memerlukan gaya angkat atau lift yang dibutuhkan untuk terbang. Lift dihasilkan oleh permukaan suatu sayap (wing) yang berbentuk aerofoil.Gaya angkat terjadi karena adanya aliran udara yang melewati bagian atas dan bagian bawah di sekitar aerofoil. Pada saat terbang, aliran udara yang melewati bagian atas aerofoil akan memiliki kecepatan yang lebih besar daripada kecepatan aliran udara yang melewati bagian bawah dari aerofoil. Maka, pada permukaan bawah aerofoil akan memiliki tekanan yang lebih besar daripada permukaan di atas. Perbedaan tekanan pada bagian atas dan bawah inilah yang menyebabkan terjadinya gaya angkat atau lift pada sayap pesawat. Oleh karena tekanan berpindah dari daerah yang bertekanan besar menuju ke daerah yang bertekanan kecil, maka tekanan pada bagian bawah aerofoil akan bergerak menuju bagian atas aerofoil sehingga tercipta gaya angkat pada sayap pesawat. Gaya angkat inilah yang membuat pesawat dapat terbang dan melayang bebas di udara.


b. Mesin Pendorong
Untuk bergerak ke depan (baik di darat maupun di udara), pesawat memerlukan daya dorong yang di hasilkan oleh tenaga penggerak atau yang biasa disebut dengan mesin (engine). Daya dorong yang nantinya dihasilkan oleh engine ini biasa di sebut dengan thrust.
Terdapat beberapa jenis engine dari pesawat, di antaranya :
  1. Piston Engine
  2. Turbojet Engine
  3. Turboporop Engine
  4. Turbofan Engine
  5. Turboshaft Engine


1. Piston Engine
Piston engine atau biasa disebut dengan mesin torak, merupakan mesin yang menggunakan piston (torak) sebagai tenaga penggerak. Piston yang bergerak naik turun dihubungkan dengan crankshaft melalui connecting rod untuk memutar propeller atau baling-baling. Piston dapat bergerak naik turun karena adanya pembakaran antara campuran udara dengan bahan bakar (fuel) di dalam ruang bakar (combustion chamber). Pembakaran di dalam combustion chamber menghasilkan expansion gas panas yang dapat menggerakkan piston bergerak naik turun.

Pesawat yang menggunakan mesin piston umumnya menggunakan propeller sebagai tenaga pendorong untuk menghasulkan thrust. Bentuk penampang dari propeller itu sendiri sama seperti sayap, yaitu juga berbentuk aerofoil. Sehingga pada saat propeller berputar maka akan menghasilkan gaya dorong atau thrust sehingga pesawat dapat bergerak ke depan. Pesawat dengan mesin piston ini merupakan jenis pesawat ringan atau biasa disebut dengan light aircraft. Pesawat ini mempunyai daya jelajah yang kecil dan ketinggian terbang yang tidak terlalu tinggi. Pada dasarnya, prinsip kerja dari semua engine pesawat sama. Yaitu memanfaatkan energi pembakaran antara campuran bahan bakar dengan udara yang menghasilkan expansion gas yang terjadi di dalam ruang bakar cc (combustion chamber).

2. Turbojet Engine
Dinamakan turbojet engine karena mesin ini menggunakan turbin dalam membangkitkan tenaga, dan jet yang artinya semburan/pancaran. Yaitu semburan hasil pembakaran di dalam cc keluar menuju turbin dan memutar turbin, lalu turbin memutar compressor dan menggerakkan komponen engine lainnya.
3. Turboprop Engine
Prinsip kerja dari Turboprop engine sama dengan proses kerja dari turbojet engine. Yang membedakannya adalah terdapat propeller pada engine ini. Propeller terhubung dengan turbin dan compressor melalui shaft.

4. Turbofan Engine
Sama dengan turboprop, prinsip kerja turbofan sama dengan turbojet engine. Perbedaannya adalah pada turbofan engine terdapat fan di depan compressor. Fan berfungsi untuk menghisap udara masuk ke dalam compressor.


5. Turboshaft Engine
Prinsip kerja dari turboshaft engine juga hampir sama deng an turbojet engine. Engine ini di gunakan pada helikopter. Pada turboshaft engine, terdapat shaft yang terhubung dengan turbin. Shaft ini menghubungkan ke main rotor atau baling-baling pada helikopter. Rotor pada helikopter mempunyai penampang berbentuk airfoil.

c. Bidang Kendali (Flight Control Surface)
Untuk menggerakkan pesawat (berbelok, menukik, dan rolling atau berbalik), seorang pilot memerlukan bidang kendali atau control surface .

Primary control surface
Primary control surface atau bidang kendali utama adalah bidang kendali pesawat yang dapat mengatur pergerakan pesawat pada saat terbang di udara. Aileron, elevator, dan rudder merupakan bidang kendali utama pada pesawat.
  • Aileron terletak pada sayap, digunakan pesawat pada saat melakukan rolling (berbalik) di udara dan pergerakannya berada pada sumbu longitudinal pesawat, aileron dikendalikan dengan menggunakan stick control yang berada pada cockpit.
  • Elevator terletak pada bagian ekor (empenage) atau bagian horizontal stabilizer, digunakan pesawat untuk melakukan piching (mengangguk) dan pergerakannya pada sumbu lateral pesawat, elevator di kendalikan dengan menggunakan stick control yang berada di ruangan cockpit.
  • Rudder terletak di pada bagian ekor tepatnya di bagian vertical stabilizer, di gunakan pesawat untuk melakukan yawing (berbelok) diudara dan pergerakannya pada sumbu vertical pesawat, rudder di kendalikan dengan menggunakan rudder pedal yang terletak pada ruang cockpit.

»»  READMORE...

Senjata Oerlikon Skyshield TNI AU



Oerlikon Skyshield
Oerlikon Skyshield

TNI Angkatan Udara segera memasang sistem pertahanan penangkis serangan udara modern, di Pangkalan Udara: Adisucipto – Yogyakarta, Supadio – Pontianak, Hasanuddin – Makassar dan Jakarta/Greater. Pengiriman enam baterai Oerlikon Skyshield dari Rheinmetall Air Defence Swiss dilakukan tahun 2013 / 2014, setelah dipesan tahun 2009. 

Oerlikon Skyshield TNI AU mengkombinasikan auto twin canon 35 mm dengan rudal anti seragan udara jarak pendek (kemungkinan 2 x 4 peluncur), untuk merontokkan pesawat maupun rudal yang datang. Meriam otomatis ini siap menembakkan 1000 peluru / menit, jika dipasang peluru standar.

Sistem penangkis serangan udara Skyshield bisa dihubungkan dengan sistem pertahanan udara lainnya, membuat jangkauan radar lebih luas dan efektif, sekaligus mengembangkannya pertahanan titik menjadi pertahanan wilayah /area.

Harga enam baterai Oerlikon Skyshield (sistem radar, senjata, pemeliharaan dan training) diperkirakan 113 juta Euro.

Kunci dari kehebatan Oerlikon Skyshield ada di amunisi AHEAD (Advanced Hit Efficiency and Destruction) 35 mm yang ditembakkan dari dua meriam kembarnya. Peluru 35 mm AHEAD dari Rheinmetall Oerlikon akan menyembur dan membentuk semacam perisai (metal spin-stabilised projectiles) saat berada di dekat target. Ibarat seorang nelayan melemparkan jaring ke seekor ikan. Perisai itulah yang akan menghantam dan merusak rudal/ pesawat yang datang. Rheinmetall menyebut kemampuan ini sebagai: “Skyshield” alias perisai udara.


Amunisi Ahead bisa juga ditembakkan dari twin 35mm GDF series towed anti-aircraft guns yang dimodifikasi, untuk meningkatkan kemampuan mereka terhadap target yang kecil. Sejumlah konsumer Rheinmetal juga mengambil opsi ini untuk upgrade alutsista mereka dengan biaya yang lebih murah. Khusus untuk Denmarkd dan Venezuela, mereka memesan Oerlikon Skyshield Revolver Gun, versi pertahanan pantai.


Jerman terus mengembangkan Skyshield ini dengan memunculkan versi terbaru yakni Rheinmetall MANTIS (Modular, Automatic and Network-capable Targeting and Interception System). MANTIS didisain sebagai garda terdepan untuk melindungi aset sipil maupun militer dari ancaman serangan yang terkecil, termasuk mortir, karena memiliki kemampuan:counter-rocket and mortar (C-RAM). Sejauh ini ujicoba Mantis sukses mencegat serangan artileri, mortir dan tentunya roket.


Skyshield merupakan Short Range Air Defence yang dikembangkan oleh Oerlikon Contraves Swiss yang kini menjadi anak perusahaan Rheinmetall group, Jerman.
35mm-1000_Millennium_FCS
Amunisi AHEAD Skyshield
Amunisi AHEAD Skyshield
Canon Oerlikon 35mm
Canon Oerlikon 35mm
skyshield2
Skysshield 35mm AHEAD
Skysshield 35mm AHEAD

Persiapan Paskhas

Komandan Wing II Paskhas Kolonel Budi Sumarsono mengatakan TNI AU telah menyiapkan sarana dan prasarana Oerlikon Skyshield mulai Agustus 2012. Kesiapan sumber daya manusia, dilakukan dengan melatih 300 prajurit Paskhas ke Swiss, untuk mengawaki Oerlikon Skyshield. Selain itu, TNI AU juga membentuk Detasmen Pertahanan Udara (Denhanud) Paskhas yang diawali dari Lanud Adisutjipto.

Setelah memasang dan membenahi radar di berbagai Pangkalan Udara, TNI AU mulai meningkatkan penangkis serangan udara untuk menjaga alutsista yang terus berdatangan, seperti: SU-27/30, Super Tucano, C 130 Hercules, Grob G-120-TP, F-16, KT-1 Wong Bee, Boeing B-737-500, T-50 Eagle, C 295 dan lain sebagainya. 

»»  READMORE...

Thursday, May 30, 2013

Rudal S-300 Diakuisisi Indonesia????


Iran yang mati-matian mendapatkan rudal anti-udara jarak menengah S-300 Rusia, begitu sulit mendapatkannya. Mereka harus memutar otak dan menggunakan negara ketiga untuk memperoleh S-300 tersebut.  
Sementara Indonesia justru sebaliknya.

Dalam Indo Defence 2012 di Jakarta, pihak Rusia menawarkan berbagai jenis rudal anti-udara jarak menengah termasuk S-300. “Apakah militer Indonesia membeli rudal S-300 ini ?, tanya saya ke petugas booth Rusia. “Saya harap begitu”, ujarnya sambil tersenyum.

Itu artinya dari sisi pemerintahan Rusia, tidak ada kendala atas penjualan S-300 untuk Indonesia. Di sisi lain, pihak Arhanud sudah teriak-teriak menginginkan rudal anti-udara jarak menengah untuk memodernisasi strategi pertahanan mereka, seiring berkembangnya kemampuan perang negara-negara kawasan, terutama China.

Rusia telah menawarkan S-300 dan Indonesia juga menyatakan butuh rudal tersebut. Akankah S-300 dibeli militer Indonesia ?.

Pihak TNI AD sudah berkali kali mengunjungi dan menjajaki kemampuan rudal jarak menengah, baik ke China dan Rusia.  Namun hingga kini belum ada kejelasan apakah rudal  itu akan dibeli atau tidak.

Secara finansial mungkin tidak ada kendala untuk membeli rudal jarak menengah itu. Bagaimana dengan aspek stabilitas kawasan ?.

Jika Indonesia membeli rudal anti-udara jarak menengah, pastinya akan mengubah geopolitik di kawasan Asia Tenggara. Sudah pasti Malaysia akan bereaksi. Jika Malaysia bereaksi, pastinya Singapura juga tidak akan tinggal diam. Ujung-ujungnya yang tercipta adalah perlombaan senjata. Logika berpikir seperti ini yang tampaknya sedang tertanam di benak Indonesia.

Akan tetapi paradigma militer seperti itu bisa kita ubah. Selama ini Indonesia lebih menahan diri untuk persenjataan dan hal ini akibat terperosoknya ekonomi Indonesia di beberapa dekade yang lalu. Kini ekonomi Indonesia mulai membaik. Apakah Indonesia akan terus berjalan di belakang negara-negara tetangga kita seperti Singapura dan Malaysia. Indonesia cenderung terus menahan diri untuk tidak menciptakan perlombaan senjata.

Umumnya negara negara besar  menjadi panglima militer di kawasan mereka dan negara yang lebih kecil mengikuti dari belakang. Misalnya: AS, Rusia, China, India, Jerman, Iran, Mesir.  Kecuali Israel yang kasusnya memang unik.

Kasus Indonesia justru terbalik. Indonesia justru berada di belakang bayang bayang militer: Singapura, Malaysia dan Australia dan bahkan Vietnam. Negara negara itu merasa lebih kuat secara militer dan Indonesia terkesan menikmatinya.

Sudah waktunya psikologi militer itu dibalik dan dikembalikan seperti sedia kala di era tahun 1960-an. Militer Indonesialah yang menjadi pemimpin di kawasan Asia Tenggara. Jika hal ini bisa tercapai, maka kewibawaan bangsa Indonesia bisa ditegakkan kembali agar roda kehidupan berputar lebih kencang.

Akankah hal itu terjadi ?. Mungkin indikatornya bisa kita ukur, apakah Indonesia akan membeli rudal anti-udara jarak menengah atau tidak.  Jika masih berkutat diurusan rudal anti-udara jarak pendek,  tentu anda sudah tahu jawabannya.

Ayo Indonesia, keluarlah dari Comfort Zone

»»  READMORE...