News in Picture

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Saturday, June 1, 2013

KEMENHAN TUNGGU SELESAINYA KRI KLEWANG KEDUA




KRI Klewang-625
Kementerian Pertahanan dan TNI Angkatan Laut saat ini sedang menunggu selesainya produksi kapal cepat rudal pengganti KRI Klewang yang terbakar pada September lalu. Dikabarkan, PT Lundin Industry Invest yang merupakan produsen pembuat KRI Klewang saat ini sedang membangun KRI Klewang kedua yang merupakan kapal yang berkemampuan anti-radar.

Pada tanggal 28 September 2012, sekitar pukul 15.15, calon kapal baru TNI Angkatan Laut KRI Klewang 625 ludes terbakar. Padahal, seyogyanya, pada hari tersebut, kapal seharga Rp 114 miliar ini akan memulai uji coba perdana laut atau sea trial dari Dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur.

KRI Klewang adalah adalah kapal canggih dengan tiga lunas (trimaran) yang diklaim dibuat dengan teknologi anti-radar atau biasa disebut siluman. KRI Klewang diluncurkan pada 30 Agustus 2012 lalu. Soal karakteristiknya, KRI Klewang ini memiliki panjang 63 meter, kecepatan maksimal 35 knot, bobot 53,1 GT, serta mesin utama 4x marine engines MAN nominal 1.800 PK.

Mengenai terbakarnya KRI Klewang, menurut Kemenhan, kapal tersebut belum diserahkan kepada TNI, jadi masih tanggung jawab PT Lundin. Selain itu Kementerian dan TNI AL masih menunggu hasil investigasi soal penyebab terbakarnya kapal. Ada spekulasi kebakaran dipicu terjadi kesalahan rancang bangun. Meski begitu, ada informasi kalau KRI Klewang terbakar karena hubungan arus pendek.

Meski begitu, Kemenhan berharap semua pihak sabar menunggu kepastian dari hasil investigasi karena kepastian soal penyebab terbakarnya KRI Klewang penting agar kualitas produk dan nama baik PT Lundin juga industri pertahanan Indonesia tetap terjaga.

Untuk saat ini, Kemenhan meminta agar masyarakat tidak langsung memandang sebelah mata produk industri pertahanan dalam negeri, khususnya PT Lundin. Jika hasil investigasi sudah keluar dan kapal buatan Lundin terbukti berkualitas, Kementerian Pertahanan akan mendorong produsen kapal perang anti-radar lokal itu ke ranah internasional. Salah satunya dengan memamerkan kapal itu ke negara-negara tetangga dan sahabat.

TEMPO

No comments: