News in Picture

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Thursday, August 1, 2013

3M-54 Klub Russian Cruise Missile


The Russian 3M-54 Klub is a multi-role cruise missile system developed by the Novator Design Bureau(OKB-8). 

Its NATO reporting name is SS-N-27. Both submarine and surface ship launched versions exist. The system is designed to accept various warheads, allowing its use against surface and subsurface naval combatants along with static land targets. In one variant, the 3M-54E (Sizzler), the final stage makes a supersonic 'sprint' to its target, reducing the time the target's defense systems have to react. 

The 3M-54E1 subsonic missile is roughly comparable to both the American Tomahawk cruise missile and theASROC missile but is smaller and has a shorter range.
3M-54 KLUB
TYPEAnti-ship missile
Anti-submarine missile
Land attack cruise missile
PLACE OF ORIGIN Russia
SERVICE HISTORY
USED BYSee users
PRODUCTION HISTORY
MANUFACTURERNovator Design Bureau
SPECIFICATIONS
WEIGHTVaries on variant, from 1,300 kg-1780 kg- 2300 kg
LENGTHVaries on variant, from 8.22 m to 6.2 m
DIAMETER0.533 m

WARHEADVaries

ENGINEMulti-stage Solid-Fuel rocket, Turbojet engine for 3M-54E/E1, -14E, Solid fuel rocket for 91RE1/2
OPERATIONAL
RANGE
Varies on variant, maximum range is 300 km
FLIGHT ALTITUDE10-15 m
SPEED0.8-2.5-2.9 mach
GUIDANCE
SYSTEM
Inertial + Active Radar Homing
LAUNCH
PLATFORM
naval ships, submarines

3M-54 Klub Design

The missile is a modular system, as there exist 5 different warhead and guidance systems: two anti-shipping warheads, one land attack warhead, and two anti-submarine warheads. The missile is designed to share common components between the surface and sub-launched variants with the only difference being the design of the missile launchers and the containers. An air-launched version is believed to be in development.

'Sizzler' flight

The Sizzler variant (3M-54E) flies at subsonic speeds while going supersonic as it nears its target. It is also believed to be able to perform very high angled defensive maneuvers in contrast to the common linear flight path of other anti-ship cruise missiles.

3M-54 Klub Variants

There are two major launching vehicles: the Klub-S, designed for launch from submarines, and the Klub-N, designed for launch from surface ships. These two launchers can be equipped by the following warhead and guidance combinations:

3M-54E - Anti-shipping variant, Basic length 8.22 m, with a 200 kg warhead. Range is 220 km. Sea-skimmerwith supersonic terminal speed and flight altitude of 15 feet (4.6 m) at final stage(2.9 mach).

3M-54E1 - Anti-shipping variant, Basic length 6.2 m, with a 400 kg warhead. Range is 300 km. Sea-skimmer with subsonic terminal speed(0.8 mach). Allegedly capable of disabling or even sinking an aircraft carrier.

3M-14E - Inertial guidance land attack variant. Basic length 6.2 m, with a 400 kg warhead. Range is 275 km. Subsonic terminal speed(0.8 mach).

91RE1 - Submarine launched anti-submarine variant, with an anti-submarine torpedo. Basic length 8.0 m, with a range of 50 km. Supersonic speed. The torpedo has a warhead weight of 76 kg. For submarine use only. This, along with the 91RE2, are similar to the American ASROC/SUBROC missile/torpedo system. Follows a ballistic path into the surface, speed is 2.5 mach.

91RE2 - Ballistically launched anti-submarine variant, with an anti-submarine torpedo. Basic length 6.5 m, with a range of 40 km Supersonic speed. The torpedo has a warhead weight of 76 kg. For surface ship use only. The lightest of all variants, with a launch weight of 1300 kg. Speed is 2 mach.

3M-54 Klub Launch Platforms

The Russian Kilo class submarine is the primary launch platform for the missile, with the future Russian Lada class submarine and its variants also able to launch the missile. The Indian Talwar class frigate the current shipborne launch platform for this missile. The Akula class submarine can also launch this missile. The new Russian Admiral Sergei Gorshkov class frigates and the second flight of Steregushchy class corvettes use the same UKSK VLS as Talwar class frigates, and thus would be able to carry these missiles as well.

It is also believed by some analysts that an air launched variant will be developed to arm the Tu-142s currently in service with both the Russian and Indian Navy, and it is also anticipated that the Tu-22M3 operated by the Indian Navy will also be equipped with the missile. A truck mounted version is also planned for development by the Novator Design Bureau.

Klub-K variant, which launches from commercial-appearing shipping container mounted on a truck, train, or merchant vessel, was advertised in 2010.

»»  READMORE...

Ambisi Amerika Kuasai Asia Pasifik


Salah seorang petinggi militer Amerika Serikat mengabarkan pengiriman jet-jet tempur negara itu ke Samudera Pasifik. Petinggi senior militer Amerika itu mengatakan, tahun ini Washington akan mengirim jet-jet tempurnya ke Thailand, India, Singapura dan Australia dengan maksud untuk memperkuat kehadiran militer negara itu di Samudera Pasifik.

Bagi sebagian kalangan militer Amerika, mungkin ide "Berputar ke arah Asia" bukan sesuatu yang menarik. Akan tetapi setidaknya para perwira militer Angkatan Udara Amerika tahu bahwa ide ini sangat serius.


Ide berputar ke arah Asia sangat sederhana, memposisikan Cina di tengah kepungan Amerika dan pasukan negara-negara sekutunya, persis seperti yang dilakukan Barat di era Perang Dingin dengan Uni Soviet.


Petinggi militer Amerika terus mengatakan bahwa mereka tidak bermaksud menaklukkan Cina dan mengaku sedang membuka kerjasama dengan Cina juga dengan negara-negara sekitar Samudera Pasifik demi menjaga stabilitas di kawasan itu. Sekalipun demikian kita melihat sesuatu yang lain dari rantai militer yang dibangun Amerika di kawasan.


Sebagaimana dilaporkan Foreign Policy, Jenderal Herbert Carlisle, Komandan Angkatan Udara Amerika di Samudera Pasifik mengatakan, "Sebagai contoh, di Amerika, AU melakukan pengiriman jet-jet tempur, tanker dan di masa mendatang akan mengirim peluncur bom."


Ia menambahkan, "Jet-jet tempur Amerika diperkirakan akan dikirim ke Australia tahun depan." Menurutnya langkah ini adalah bagian upaya untuk meningkatkan kehadiran militer Amerika di Asia. Amerika akan mengirim jet-jet tempurnya ke Thailand, Singapura dan India.


Satu-satunya anggaran pertahanan yang meningkat di dunia, terkait dengan negara-negara Asia, katanya. Ini berarti Amerika tengah berupaya meningkatkan jaringan sekutu militernya di Samudera Pasifik.


Menurut para pengamat, ide "Berputar ke arah Asia" dalam strategi baru militer Amerika merupakan manuver sangat penting. Ide ini didasari pada upaya mengepung Cina oleh Amerika dan sekutunya persis seperti strategi Barat di era perang dingin terhadap Uni Soviet.


Petinggi militer Amerika mengklaim bahwa mereka tidak berencana mengendalikan Cina dan Washington mengaku siap bekerjasama dengan Beijing serta seluruh negara Pasifik guna menjaga stabilitas di kawasan ini. Meski demikian, langkah Amerika seperti penempatan 60 persen kekuatan armada lautnya di kawasan ini sangat bertolak belakang dengan klaim Washington.


Barack Obama, presiden Amerika di awal Januari 2012 telah memaparkan strategi baru militer negara ini. Strategi tersebut menekankan kehadiran lebih besar militer Amerika di kawasan Asia-Pasifik sebagai reaksi atas kemajuan militer Cina dan kendala yang dihadapi Washington. Mengingat strategi Amerika yang melihat ancaman baru datangnya dari Asia-Pasifik, oleh karena itu, wajar jika Pentagon memberi perhatian besar terhadap kawasan ini. khususnya Cina dalam beberapa tahun terakhir memiliki program jangka panjang memodernisasi persenjataan dan sistem pertahanannya.


Cita setelah Amerika tercatat sebagai negara yang mengalokasikan dana besar bagi militer, namun pengamat mengatakan bahwa dana pertahanan dan militer Cina yang sebenarnya lebih besar dari yang diumumkan selama ini. Cina sendiri tengah memikirkan upaya untuk meningkatkan kemampuan militernya khususnya pengembangan kemampuan rudalnya mengingat intervensi Amerika serta strategi baru Washington yang menempatkan Beijing sebagai ancaman Gedung Putih.


Dalih lain perluasan pengaruh militer Amerika di kawasan ini adalah friksi antara Cina dan sejumlah negara tetangganya terkait beberapa pulau. Hal ini telah memicu perlombaan senjata di kawasan Asia Timur. Di sisi lain, kondisi Korea Utara dan khususnya rudal balistiknya serta program nuklir Pyongyang di tambah peningkatan kemampuan militer Cina, membuat Jepang dan Korea Selatan seakan berlomba membeli sistem anti rudal dan senjata baru demi menjaga diri.


Yang jelas kini salah satu pusat strategi baru Amerika  difokuskan pada Cina dan langkah militer negara ini kawasan Asia-Pasifik. Amerika di era pasca perang Dunia Kedua dengan para sekutunya di kawasan Asia Timur senantiasa menguasai kawasan ini, namun seiring dengan kebangkitan Cina di kemajuan yang diraih Beijing, Washington mulai merasa terancam.

Oleh karena itu, dalam strategi baru militer Amerika ditekankan upaya untuk menghadapi Cina dan minat lebih besar Washington untuk meningkatkan pengaruhnya di kawasan Asia Timur. Hal ini akan diwujudkan dengan relokasi sebagian besar armada laut Amerika ke Samudera Pasifik dan penempatan sejumlah angkatan udara di kawasan ini. 






Sumber : Irib
»»  READMORE...

Produk PT. DI Lebih Mahal Karena Kena Pajak Barang Mewah

BUMN industri penerbangan, PT Dirgantara Indonesia (PT DI) mengaku harus menjual lebih mahal produknya kepada pihak swasta atau instansi di luar TNI/Polri dalam negeri. Alasannya karena setiap pembelian pesawat dan helikopter buatan PT DI oleh kena Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM). 

Peraturan ini membuat instansi pemerintahan di luar TNI/Polri atau perusahaan swasta Tanah Air harus membayar 50% lebih mahal dari harga seharusnya yang dijual PT DI.

"Betul kita ada kelemahan kalau jual di dalam negeri di instansi pemerintahan non TNI/Polri atau ke airlines. Ini ada PPn BM. Ini diatur UU, besarannya 50%," ucap GM Marketing Dirgantara Indonesia Arie Wibowo  Selasa (30/7/2013).

Misalnya Badan SAR Nasional (Basarnas) memutuskan membeli 2 unit helikopter tipe AS-365N3+ Dauphin ke PT DI. Basarnas wajib membayar PPn BM hingga 50% ketika membeli helikopter ke PT DI, padahal kalau Basarnas membeli helikopter di luar negeri harga jauh lebih terjangkau karena tidak harus membayar pajak barang mewah.

"Kita jual 2 buah heli ke basarnas. Basarnas wajib bayar PPn BM senilai 50% dari harga heli. Itu sama saja bayar 1 heli untuk beli 2 heli. Jadinya Basarnas kalau beli di PTDI mahal," terangnya.

Ia mencontohkan harga pesawat CN295 untuk versi standar dijual US$ 39 juta per unit. Ketika pesawat ini dibeli oleh maskapai dalam negeri, pihak maskapai harus membayar lebih mahal menjadi US$ 58,5 juta per unit karena adanya PPn BM.

Kondisi ini membuat pelanggan asal dalam negeri lebih memilih membeli dari impor atau dari para pemasok produsen pesawat dan helikopter dunia. Padahal secara kualitas pesawat dan helikopter yang dibuat dan dirakit pada pabrik PT DI yang terletak di Bandung Jawa Barat tidak kalah bersaing.

"Misal Lion Air, Sriwijaya beli di PT DI jadi mahal kalau mereka pengadaan pesawat lewat luar negeri mereka nggak dikenakan PPnBM. Ini kontradiksi. Jadi animo beli pesawat di PT DI rendah karena pajak," jelasnya.

Ia pun berharap pemerintah melalui Kementerian Keuangan dapat merevisi pengenaan PPnBM untuk produk-produk strategis karya BUMN Indonesia. Hal ini jika diterapkan bisa meningkatkan daya saing produk PT DI di pasar dalam negeri.

"Jadi kita jual lebih banyak ke luar negeri karena aturan PPnBM. Paling kalau jual ke luar negeri kena PPh saja. Sementara pasar dalam negeri jauh lebih besar daripada luar negeri tapi dengan aturan ini (PPnBM) jadi sulit," tegasnya.







Sumber : Detik
»»  READMORE...

Penerapan Prinsip Pemuaian dalam Teknologi



(Pustaka Fisika). Secara sederhana, pemuaian adalah fenomena pertambahan panjang, luas, atau volume suatu benda akibat adanya perubahan suhu. Prinsip pemuaian ini ternyata sudah banyak diterapkan untuk teknologi dalam kehidupan sehari-hari kita. Beberapa diantaranya adalah:
1. Bimetal
Bimetal adalah dua keping logam yang angka muainya berbeda kemudian dijadikan satu. Bimetal yang dipanaskan akan melengkung ke arah logam yang angka muainya kecil. Demikian juga kalau didinginkan, bimetal akan melengkung ke arah logam yang angka muainya besar. Penggunaan bimetal antara lain untuk termostat, sakelar otomatis pada lampu sein, dan termometer bimetal.
Termometer Bimetal
Gambar: Termometer Bimetal (source: leengatevalves.co.uk)
2. Pengelingan
Mengeling yaitu menyambung dua pelat dengan menggunakan paku keling. Cara pengelingannya dengan memanaskan paku, kemudian dimasukkan ke dalam lubang pelat. Setelah dimasukkan, ujung paku keling dipukul hingga melebar dan menjepit 2 pelat tersebut. Setelah dingin, paku keling mengkerut dan menjepit pelat dengan sangat kuat. Pengelingan biasanya digunakan pada pembuatan badan kapal, penyambungan besi jembatan, pembuatan tangki, dan pembuatan badan pesawat.
Pembuatan badan pesawat
Gambar: Pembuatan badan pesawat
3. Pemasangan Bingkai Besi Roda
Zaman dahulu, roda pedati atau delman dibuat dari kayu yang dibingkai dengan besi dan karet. Untuk memasang bingkai besi, bingkai diusahakan dalam keadaan panas karena dalam keadaan dingin bingkai tidak dapat masuk pada roda. Setelah dipanaskan, bingkai akan mengalami pemuaian sehingga besar lingkaran dalam bingkai membesar dan dapat masuk pada roda delman. Saat dingin, bingkai besi akan mengerut dan menempel pada roda dengan kuat.
Roda pedati
Gambar: Roda pedati
4. Pemasangan Kaca Jendela
Pada pemasangan kaca jendela, biasanya tidak dilakukan dengan tepat tetapi agak longgar. Mengapa demikian? Jika kita memasang kaca dengan tepat pada bingkainya maka saat udara panas, pemuaian akan terjadi pada kaca dan kaca dapat pecah. Karena besarnya pemuaian kaca lebih besar daripada pemuaian bingkai jendela, sehingga luas dan volume bingkai tidak dapat mengikuti kaca. Dari prinsip pemuaian ini, pemasangan kaca jendela atau kaca pintu dibuat agak longgar untuk mengantisipasi pemuaian yang terjadi pada kaca.
Proses pemuaian kaca jendela
Gambar: Proses pemuaian kaca jendela
5. Pemasangan Rel Kereta Api dan Jembatan
Penerapan prinsip pemuaian juga dapat kita lihat pada teknologi rel kereta api. Pada rel kereta api, sambungannya tidak berimpit, tetapi ada rongga atau jarak antara rel yang satu dengan yang lain. Hal ini untuk mengatasi kemungkinan terjadinya pemuaian pada siang hari sehingga rel tersebut tidak melengkung. Penerapan prinsip pemuaian yang lain adalah pada pembuatan jembatan. Sambungan pada jembatan diberi celah untuk mengatasi kemungkinan pemuaian pada besi jembatan.
Pemuaian Rel kereta api
Gambar: Pemuaian pada rel kereta api
Sekian tulisan mengenai Penerapan Prinsip Pemuaian dalam Teknologi, semoga bermanfaat.
»»  READMORE...

Iran Flexing Muscles Part 2: a New ‘Stealth’ Frigate?


The lead ship of the Moudge class - IRI Jamaran light missile frigate
The lead ship of the Moudge class – IRI Jamaran light missile frigate
The lead ship of a new class of missile frigates was launched last month at Iran’s Southern port city of Bandar Abbas. 

The new vessel – IRI Sahand was described at the official announcement as the largest, most modern naval vessel built by the Islamic Republic of Iran. 

The new vessel utilizes a new radar absorbing hull structure, although the design itself is based on the current 1,500 ton Moudge Class light frigate.
The lead ship of the class, IRI Jamaran was delivered in 2010 and is now in service. The second ship – IRI Velayat is under construction at Iran’s Northern port city of Bandar Anzali and is expected to be completed and delivered to the Iranian Navy Casipan Sea fleet by March 2013 – several months later than scheduled. Construction of two additional vessels of this class – yet unnamed Moudge 3 and 4 is currently underway, according to Iranian Naval sources. The Jamaran succeeded the three locally Vosper Mk 5 light frigates built in Iran in 1968-1969 and are still operating with the Iranian Navy today.
Want to learn more on the Iranian Moudge and Shahand frigate? Sign up for Defense-Update Premium Account to know more…
Iran Flexing Muscles: (Subscriber version)
»»  READMORE...

KRI Imam Bonjol-383 Terlibat Operasi Malaka Jaya


imam-bonjol-sub

 KRI Imam Bonjol – 383 salah satu unsur dibawah kendali operasi Gugus Tempur Laut Komando Armada RI Kawasan Barat (Guspurla Koarmabar) melakukan bekal ulang (Bekul) di Dermaga pelabuhan Krueng Geukueh Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara


Kedatangan kapal perang tersebut disambut oleh Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Lhokseumawe Letkol Laut (P) Sumartono, S.E. dan Palaksa Lanal  Lhokseumawe, beserta seluruh Perwira Staf Lanal Lhokseumawe.


KRI Imam Bonjol-383 yang dikomandani Letkol Laut (P)  Tomi Erizal merupakan Kapal jenis Korvet kelas Parchim dibawah Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Komando Armada Barat (Koarmabar) yang saat ini tergabung dalam kegiatan Operasi Malaka Jaya 2013 atau Malaka Strait Sea Patrol (MSSP).


Dalam operasi tersebut, KRI Imam Bonjol – 383 melaksanakan operasi penegakkan kedaulatan dan operasi keamanan laut di perairan  yuridiksi nasional Indonesia dengan daerah operasi di perairan Selat Malaka dengan skala prioritas di kawasan perairan yang memiliki kerawanan tindak pelanggaran hukum di laut.


Gelar Operasi Malaka Jaya tersebut untuk  pengamanan laut yuridiksi di perairan wilayah Barat  khususnya sepanjang perairan selat Malaka dan  meningkatkan kesiap-siagaan unsur-unsur gelar KRI dalam rangka mendukung tugas yang emban dari Komando Atas.


Selain itu, selama berada di sektor operasi,  tetap mendukung dan melaksanakan bantuan SAR  di laut apabila terjadi kecelakaan di perairan wilayah Barat sesuai dengan perintah dari Komando Atas.


Selama sandar di Dermaga pelabuhan Krueng Geukueh Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara, KRI Imam Bonjol-383 melaksanakan kegiatan bekal ulang (Bekul) antara lain pengisian bahan bakar, pengisian air tawar dan pembekalan bahan basah guna mendukung kegiatan operasi selanjutnya.






Sumber : Poskota
»»  READMORE...