IFV Tulpar Turki |
Pemerintah Indonesia pada tanggal 7 Mei 2013-10 Mei 2013 memamerkan Alusista dalan acara International Defence Industry Fair (IDEF) ke-11 di Istanbul, Turki. Dalam acara itu, Indonesia juga melakukan kerja sama dengan Turki.
"Dalam kesempatan itu kita juga melakukan kerja sama dengan Turki. Penandatanganan kerja sama industri pertahanan merupakan langkah maju bagi kedua negara," ujar Asisten Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) bidang kerja sama Kementerian Pertahanan, Silmy Karim saat jumpa pers di Kemenhan, Jakarta, Rabu (15/5).
Silmy menambahkan salah satu kerja sama tersebut adalah dalam membuat tank. Indonesia melalui PT Pindad diharapkan mampu menyerap teknologi tank milik Turki dan nantinya mampu membuat sendiri.
"Untuk tank untuk ukuran medium dan little," katanya.
Selain itu, nantinya diharapkan Indonesia akan melakukan kerja sama dengan negara-negara lain di bidang industri pertahanan. "Begitu juga penjualan industri pertahanan akan kita terus upayakan," katanya.
Pada acara pameran international tersebut, Indonesia mengikutsertakan delapan industri pertahanan terbaik milik BUMN dan swasta. Perusahaan itu adalah PT Dirgantara Indonesia dan PT Ganda Persada.
Turki saat ini berhasil membuat tank berat yang dinamakan Altay. Tank berbobot 65 ton ini dipersenjatai meriam kaliber 120 mm dan senapan mesin 12,67 mm. Tank ini juga mampu digeber hingga kecepatan 70 km/jam di jalan datar.[ian]
"Dalam kesempatan itu kita juga melakukan kerja sama dengan Turki. Penandatanganan kerja sama industri pertahanan merupakan langkah maju bagi kedua negara," ujar Asisten Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) bidang kerja sama Kementerian Pertahanan, Silmy Karim saat jumpa pers di Kemenhan, Jakarta, Rabu (15/5).
Silmy menambahkan salah satu kerja sama tersebut adalah dalam membuat tank. Indonesia melalui PT Pindad diharapkan mampu menyerap teknologi tank milik Turki dan nantinya mampu membuat sendiri.
"Untuk tank untuk ukuran medium dan little," katanya.
Selain itu, nantinya diharapkan Indonesia akan melakukan kerja sama dengan negara-negara lain di bidang industri pertahanan. "Begitu juga penjualan industri pertahanan akan kita terus upayakan," katanya.
Pada acara pameran international tersebut, Indonesia mengikutsertakan delapan industri pertahanan terbaik milik BUMN dan swasta. Perusahaan itu adalah PT Dirgantara Indonesia dan PT Ganda Persada.
Turki saat ini berhasil membuat tank berat yang dinamakan Altay. Tank berbobot 65 ton ini dipersenjatai meriam kaliber 120 mm dan senapan mesin 12,67 mm. Tank ini juga mampu digeber hingga kecepatan 70 km/jam di jalan datar.[ian]
Indonesia Mulai Buat Tank pada 2014
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menandatangani nota kesepahaman dengan Turki mengenai pembuatan alat utama sistem pertahanan (alutsista). Kerjasama dilakukan di Istanbul, Turki, awal Mei ini, di sela-sela acara International Defense Industry Fair.
Asisten Komite Kebijakan Industri Pertahanan Kementerian Pertahanan Silmy Karim mengatakan pihak yang terlibat dari Indonesia ialah produsen senjata PT Pindad. Sedangkan pihak Turki diwakili oleh FNSS Defence Systems.
"Keduanya melakukan kerjasama untuk membuat tank. Waktu kerjasama diperkirakan tiga sampai lima tahun. Tahun ini diusahakan grand design tank tersebut selesai, tahun depan baru bisa dibuat prototipenya," ujar Silmy di Jakarta, Rabu (15/5).
Pada saat yang bersamaan, Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kemenhan Pos M. Hutabarat yang bertindak sebagai pimpinan delegasi Indonesia mengatakan kerjasama tersebut juga akan membahas tahap pembuatan dan produksi bersama.
"Ukuran tank kira-kira medium. Belum bisa dijelaskan apa rincian spesifikasinya. Tapi diharapkan dari kerjasama itu, terjadi transfer teknologi yang bisa didapat oleh PT Pindad," kata Hutabarat.
No comments:
Post a Comment