News in Picture

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Saturday, April 19, 2014

Teknologi Jaringan Wireless

BAB I PENDAHULUAN

  1.1     Gambaran Awal Wireless
Wireless merupakan teknologi Nir-kabel dimana perangkat elektronik yang dapat saling berhubungan atau berkomunikasi tanpa menggunakan kabel. Contoh : Mobile Phone, WLAN, dan lain-lain.
             
Gambar 1.1 Wireless Network 
Berdasarkan kemampuan roaming wireless data dibagi menjadi :
1.            Wireless LAN
Wireless LAN sama seperti ethernet tanpa kabel dimana user berhubungan dengan server melalui modem radio. Salah satu betuk modem radio yaitu PC Card yang digunakan untuk Laptop.
2.            Wireless WAN
Wireless WAN lebih bersifat global, karena itu dibutuhkan penambahan carrier radio bagi nation wide. Untuk memperoleh aplikasi wireless WAN, user dapat menjadi pelanggan operator wireless data dan membayar biaya roaming.
 1.2     Teknologi Wireless
Saat ini teknologi nirkabel internte di Indonesia dikuasai oleh teknologi Nirkabel LAN (W-LAN) yang berbasis protokol IEEE 802.11 (tepatnya IEEE 802.11b). teknologi WLAN IEEE 802.11 menjadi sangat menarik bagi permbaca yang ingin membangun LAN dan WAN pada bandwidth antara 2 sampai 11 Mbps dengan biaya murah. Untuk memberikan gambaran, ada baiknya melihat tabel berikut.
WLANMobile InternetVia Telkom
Konfigurasi
IEEE 802.11
Ericson T39
ADSL
Peralatan Lengkap
US $ 700
Rp. 2.000.000
US $ 200 – $ 300
Biaya Bulanan
Rp. 330.000
Rp. 500.000 sampai
Rp. 700.000
Rp. 400.000 sampai
Rp. 4.000.000
kecepatan
11 Mbps
64 Kbps
2 Mbps
Dari tabel diatas terlihat bahwa penggunaan WLAN jauh lebih menguntungkan untuk operasional jangka panjang. Memang investasi peralatan WLAN lebih mahal dari pada alternatif lainnya. Tidak mengherankan jika pengusaha warung internat (warnet) banyak sekali mengandalkan peralatan WLAN ini untuk mengakses internet jauh lebih mudah dibandingkan dengan menyewa fasilitas Fixed Line yang disediakan oleh telkom.
Sebagai gambaran, untuk mengakses 2 Mbps dengan menggunakan fasilitas yang disediakan Telkom, kita membutuhkan biaya langganan sekitar Rp. 10 juta-an setiap bulannya, sedangkan WLAN pada kecepatan 11 Mbps membutuhkan investasi hanya sekitar US $ 1.500-an untuk sepasang radio modem lengkap dengan antena dan perangkat tambahannya, dengan biaya operasional sangat mudah. Jelas menjadi sangat menarik untuk mengembangkan warnet maupun RT-RW-Net.
Dunia usaha dalam berbagai ukuran sangat beruntung dapat mengoprasikan sistem WLAN yang mampu memberikan kombinasi yang baik antara troughput yang mendekati jarinngan kabel, akses mobile dan konfigurasi yang fleksibel.
Keuntungan ekonomis yang akan diperoleh dapat mencapai US $ 16.000 per user (menurut hasil penelitian di USA), dibandingkan alternatif menggunakan kabel, dan diukur dari produktifitas pekerja, efisiensi organisasi, keuntungan dan penghematan.
Beberapa keuntungan WLAN adalah :
a.             Mobilitas yang akan meningkatkan prduktifitas dengan akses real-time terhadap informasi tidak peduli dimana lokasi pekerja, agar lebih cepat dan efisien dalam pengambilan keputusan
b.            Setup jaringan lebih murah, terutama untuk lokasi yang sulit dipasang kabel seperti gedung tua atau bangunan dengan tembok yang pasif
c.             Pengunaan total cost of ownership-terutama dilingkungan yang dinamis, yang membutuhkan perubahan-perubahan yang sangat sering dan kita instalasi per alat dan per pemakai
d.            WLAN memerdekakan pemakai dari ketergantungan pada akses kabel backbone jaringan, memberikan mereka akses ke jaringan kapan saja, dimana saja. Kebebasan untuk roaming ini memberikan banyak keuntungan dalam berbagi lingkungan pekerjaan, seperti :
-                Akses informasi secara langsung di samping tempat tidur bagi dokter dan staff di rumah sakit
-                Kemudian, akses jaringan secara real-time untuk auditor atau konsultan on-site
-                Kemudahan akses database bagi supervisor yang bergerak, seperti manajer di production line auditor di gedung, maupun teknisi di konstruksi
-                Akses real-time bagi pertemuan-pertemuan kelompok belajar untuk siswa atau mahasiswa
Faktor yang menarik dari WLAN adalah kemudahan, karena teknologi ini memberikan fleksibelitas dan roaming. Seorang pengguna tidak harus terikat dalam sebuah LAN, dia dapat bergerak tanpa perlu terputus hubungan komunikasinya. Disamping itu, WLAN juga mudah untuk dipasang, untuk membangun seluruh jaringan dibutuhkan beberapa jam saja dibandingkan beberapa hari jika menggunakan kabel dan juga WLAN dapat dipasang di daerah mana pemasangan kabel tambahan tidak memungkinkan. Sistem tanpa kabel ini dapat dipasang di berbagai lingkungan dan pengguna dapat berkomunikasi dengan jaringan yang menggunakan kabel melalui access point (AP) atau WLAN adapter.
 BAB IIPEMBAHASAN  2.1  Gambaran Umum Nirkabel Internet Berbasis WLAN
Teknik nirkabel internet berbasis WLAN bertumpu pada konsep yang ditentukan oleh standart IEEE 802.11 terlepas dari jenis PHY (lapiran fisik) yang dipilih, IEEE 802.11 mendukung tiga topologi dasar WLAN, yaitu Independent Basic Sevice Set (IBSS), Basic Service Set (BSS) dan Extended Service set (ESS).
         
Gambar 2.1 Konfigurasi IBSS dan BSS 
Konfigurasi IBSS dikenal debagai konfigurasi independent atau jaringan ad-hoc. Secara logika, konfigurasi IBSS mirip dengan jaringan Office peer to peer dimana tidak ada satu titik (node) yang berfungsi sebagai server. Dalam WLAN jenis IBSS sejumlah node nirkabel akan berkomunikasi secara langsung satu dengan lainnya secara Adhoc, peer to peer. Jenis IBSS ini dikenal juga dengan nama adhoc network, biasanya diimplementasikan di perkantoran, ruang didalam hotel, lapangan terang dan lainnya. Biasanya IBSS menghubungkan jaringan dalam ruang yang terbatas dan tidak disambungkan ke jaringan komputer atau jaringan internet yang lebih besar.
Jenis lain adalah BSS, yang terdiri minimal satu buah acces point ke jaringan kabel atau internet. Jenis ini dikenal juga sebagi manage network di jaringan WLAN, acces point (AP) bertindak sebagai server logical di sebuah sel atau kanal WLAN. Komunikasi antara dua node A dan B dalam jaringan BSS biasanya dari A ke AP kemudian akan mengulang data yang dikirim ke B
Extended Sevice Set (ESS) terdiri dari beberapa BSS yang saling overlap (masing-masing mempunyai acces point). AP dihubungkan satu sama lain menggunakan distribution system (DS), biasanya berupa ethernet LAN atau teknik lainnya, konfigurai ini merupakan konfigurasi standart  yang biasanya digunakan warnet dalam membangun jaringan internetnya.
      Gambar 2.2 Konfigurasi ESS
Biasanya pada AP dipasang perangkat lunak Router datau Bridge yang akan menghubungkan jaringan nirkabel LAN dengan LAN berbasis kabel.
 2.2      Kemampuan Wireless LAN
Jaringan Wireless seperti Wireless LAN harus memiliki kemampuan :
1.            Reability , artinya wireless LAN harus dapat menawarkan komunikasi yang handal sebagaimanaWiredLAN.
2.            Transparant , artinya selain sebagai elementer wiredLAN, wireless  LAN sebainya transparan sehingga dapat digunakan secara bersama dengan wired LAN misalnya sebagai ekspansi sistem Wired LAN eksisting.
3.            Mobility , dalam arti ini WLAN harus memiliki kemampuan sebagi Full Mobitily, yaitu kemampuan mengirim dan menerima informasi dalam keadaan bergerak didalam area cakupan wireless LAN. Dan kemampuan Non Mobitily yaitu kemampuan memiliki hubungan ke jaringan dengan menempatkan terminal di dalam Area wireless LAN dan selama hubungan, terminal dalam posisi diam.
4.            Fleksibilitas , yaitu mampu mengatur penambahan atau pengurangan terminal dapat diminimalisasi.
      2.3     Ijin Frekuensi
Isu politik paling santer dalam penggunaan WLAN adalah masalah ijin frekuensi. Seharusnya, pemerintah Indonesia berpihak pada rakyatnya dan berusaha mengupayakan agar sumberdaya yang ada dimanfaatkan secara optimal sehingga rakyat Indonesia menjadi lebih pandai. Sayangnya pemerintah indonesia sering kali tidak berfikir demikian, diskusi alat tentang hal ini dapat di monitor di mailing list seperti indowli@yahoogroups.comasosiasi-warnet-broadband@yahoogroups.com dangenetika@yahoogroups.com.
Dasarnya jika pemerintah berpegang pada : radio Regulation (RR) S5 yang dikeluarkan oleh International Telecomunication Uion (ITU). Disitu dijelaskan
S5.150             The following bans :
                        13.553 – 13.567 kHz              (centre frequency 13.560 kHz)
                        26.957 – 27.283 kHz              (centre frequency 27.120 kHz)
                        24.66 – 40.70 MHz                 (centre frequency 40.68 MHz)
902 – 928 Mhz (Region 2)      (centre frequency 915 MHz)
2.400 – 2.500 MHz                 (centre frequency 2.450 MHz)
5.725 – 5.875 MHz                 (centre frequency 5.800 MHz)
24 – 24.25 GHz                      (centre frequency 24.125 GHz)
“are also designated for industrial, scientific and medical (ISM) applications, radio communication services operating within these bands must accept hurmful interferences which may be caused by these applications, ISM equipment operating in these band is subject to the provisions of No.S15.13
Artinya pita frekuensi 2,4 – 2,5 GHz dan 5,726 – 5,875 GHz merupakan pita frekuensi yang digunakan untuk industrial, scientific and madical (ISM) dan dapat digunakan tanpa perlu izin sama sekali.
Terlepas dari berbagai argumen yang ada, komunikasi pengguna WLAN 2,4 GHz yang tergabung dalam indowli@yahoogroups.com berhasil melakukan negosiasi dengan pemerintah yang antara lain berhasil disepakati :
a.             Biaya hak penggunaan (BPH) frekuensi setiap base station (BTS) adalah sebesar Rp. 2.400.000,- per tahun. Jika sebuah base station memberikan pelayanan kepada 10 titik pelanggan, maka biaya per titiknya adalah Rp  240.000,- per tahun (atau sekitar Rp  20.000,- perbulan) yang harus dibayarkan kepada POSTEL
b.            Penyelenggara 2,4 GHz harus mendaftarkan stationnya ke POSTEL
c.             Radiasi efektif diantana dibatasi meksimum 36 dBm, artinya diharamkan menggunakan power amplifier karena akan merusak tatanan jaringan secara keseluruhan.
Naskah lengkap regulasi internet dengan metode nirkabel dalam bentuk softcopy dapat diperoleh di situs http://www.bogor.net/idkf dan dalam media diskusi di milis :indowli@yahoogroups.com.
      2.4    Karakteristik
Hal yang terpenting dalam komunikasi radio pada frekuensi tinggi adalah kondisi Line of Sightantara pemancar dan penerima. Ada 2 jenis Line of Sight, yaitu
a.             Optical Line of Sight, kondisi dimana pemancar dapat melihat secara optik posisi penerima
b.            Radio Line of Sight, kondisi dimana penerima bisa mendengar transmisi dari pemancar.
Kondisi ini secara teori (Fresnel Zone) digambarkan sebagi bola football Amerika, yaitu jarak antara 2 (dua) lokasi yang saling berhubungan.
Untuk memperoleh Line of Sight yang baik, minimal sekali 60 % dari Fresnel Zone yang pertama ditambah 3 (tiga) meter hasur bebas dari berbagai hambatan. Sebagi gembaran, ketinggian yang dibutuhkan untuk beberpa jarak antara pemancar dan penerima dapat dilihat pada tabel berikut :
Jarak (km)Ketinggian (m)
1
3.0
3
3.4
4
3.6
5
3.7
6
4.0
7
4.3
Yang dimaksud dengan ketinggian, adalah menentukan tinggi antena minimal yang perlu disiapkan agar sinyal dapat diterima dengan baik di sisi penerima. Untuk memperoleh sinyal yang baik, ketingiian tower biasanya lebih tinggi dari pada ketinggian yang ditentukan di atas. Untuk jarak sekitar 4 km dibutuhkan tower dengan ketinggian 10 meteran.
 2.5     Topologi
Teknik nirkabel internet berbasis Wireless atau Wireless LAN (WLAN) bertumpu pada konsep yang ditentukan oleh standart IEEE 802.11 (tepatnya IEEE 802.11b). terlepas dari jenis PHY (lapisan fisik)yang dipilih, IEEE 802.11 mendukung 3 (tiga) topologi dasar untuk WLAN, yaitu :
a.             Independent Basic Service Set (IBSS)
Konfigurasi IBSS dikenal sebagi konfigurasi independen atau jaringan ad-hoc. Secara logika, konfigurasi IBSS meirip dengan jaringan office peer-to-perr di mana tidak ada satu titik (node) yang berfungsi sebagai server. Dalam WLAN jenis IBSS sejumlah node nirkabel akan berkomunikasi secara langsung satu dangan lainnya secara ad-hoc, peer-to-peer. Jenis IBSS ini dikenal juga dengan nama ad-hoc network, biasanya diimplementasikan di perkantoran, ruang di dalam hotel, lapangan terbang, dan lainnya. Biasanya IBSS menghubungkan jaringan dalam ruang yang terbatas dan tidak disambungkan ke jaringan komputer atau jaringan Internet yang lebih besar.
b.            Basic Service Set (BSS)
BSS yang terdiri dari satu buah acces point ke jaringan kabel atau internet. Jenis ini dikenal juga sebagai manage network di jaringan WLAN, acces point (AP) bertindak sebagai server logicaldisebuah sel atau kanal WLAN. Komunikasi antara dua node A dan B dalam jaringan BSS biasanya dari A ke AP kemudian AP akan mengulang data yang dikirim ke B.
c.             Extended Service Set (ESS)
ESS terdiri dari beberapa BSS yang saling overlap (masing-masing mempunyai access point). AP dihubungkan satu sama lain menggunakan distribution system (DS), biasanya berupa ethernet LAN atau teknik lainnya. Konfigurasi ini merupakan konfigurasi standart yang biasa digunakan warnet dalam membangun jaringan Internetnya. Biasanya pada AP dipasang perangkat lunak router ataubridge yang akan menghubungkan jaringan nirkabel LAN dengan LAN berbasis kabel.
 2.6     Protokol & Metode Akses
Protokol yang sering digunakan oleh Jaringan Wireless yaitu teknik Multiple Akses (MA) terdiri dari FMDA dan CDMA. Berdasarkan cara pengaksesannya protokol Multiple Akses (MA) terdiri atas :
1.            Protokol Contentionless
Protokol ini menjadwakan waktu transmisi setiap user untuk menghindari terjadinya tubrukan paket data apabila beberapa user mengakses suatu kanal pada saat yang sama. Penjadwalan dilakukan dengan cara :
a.             Fixed Assignment Scheduling
Protokol ini memberikan keleluasaan pada user untuk mengakses jaringan kapan saja dan mengalokasikan suatu bagian yang fixed kepada setiap user. Bagian yang fixed tersebut dapat berupa time slot (TDMA) atau frekuensi (FDMA). Kelemahan tipe ini terletak pada in-efesiensi jaringan, karena time slot atau frekuensi yang telah dialokasikan untuk usertertentu, tidak dapat digunakan oleh user lain, walaupun time slot / frekuensi tersebut tidak digunakan.
b.            Demand Sheduling
Protokol ini menghindari terjadinya in-efisien jarirangan dengan mengalokasikan jaringan kepada seyiap user yang memiliki paket data yang hendak dikirimkan. Demand schedulingterbagi atas token-passing yang menggunakan topologi ring atau bus dan roll-call polingyang menggunakan topologi star.
2.            Protocol Contetion
Protokol ini tidak melakukan penjadwalan pada transmisi peket, sehingga setiap user diberi kebebasan untuk mengirim paket kapan saja. Untuk menghindari terjadinya tabrakan antar paket data, dilakukan dengan cara :
a.             Repeated Random Access Protocol
Keunikan protokol ini terletak pada adanya paket acknowledgement dari penerima ke pengirim untuk menginformasikan bahwa paket telah diterima. Jika pengirim ridak menerima paket acknowledgement dari penerima, maka pengirim akan mengirim kembali paket datanya
b.            Random Access With Reservation
Pada protokol ini, setiap user dapat melakukan transmisi data setiap saat. Untuk user yang berhasil mengirim paket data ke penerima, akan memperoleh alokasi kanal yang disebutreservasi, untuk pengirim paket data selanjutnya.
3.            Protocol CDMA
Protokol CDMA berada di antara protokol contentionless dan contention. Protokol CDMA merupakan salah satu teknik multiple akses yang tidak membedakan transmisi berdasarkan frekuensi atau time slot, tetapi berdasarkan kode. Kode ini digunakan untuk mentrasformasikan sinyal user ke dalam sinyal spread-spektrum. Dengan cara ini, hanya sinyal yang diinginkan yang dapat di transformasikan sedangkan yang lainnya di abaikan.
 2.7     Media Transmisi
Meda transmisi yang digunakan pada jaringan wireless adalah :
1.            Cahaya Inframerah (IR, Infrered)
Digunakan pada koneksi jarak dekat, memiliki bandwidth yang kecil dan cakupan yang sempit
2.            Frekuensi Radio (RF, Radio Frequency)
Digunakan pada frekuensi jarak jauh, memiliki bandwidth yang besar dan cakupan yang lebih luas. RF menggunakan pita frekuensi 2,4 GHz
3.            Antenna
Tipe-tipe antena terdiri dari :
a.             Antenna Omni Directional, biasanya digunakan pada access point untuk memberikan akses internet pada warnet dalam radius 360 derajat
b.            Antenna Sectoral, biasanya digunakan pada aaccess point untuk memberikan akses internet pada warnet atau pelanggan dalam radius tertentu, biasanya 90, 120 dan 180 derajat
c.             Antenna Directional, biasanya diletakan di warnet untuk mengarahkan sambungan langsung ke access point.
4.            Antenna Cable
Antenna kabel yang digunakan kabel coaxial untuk menghubungkan antena dengan peralatan pemancar atau penerima (radio). Kabel ini mempunyai impedansi atau tahanan yang spesifik, besarnya 50 ohm.
5.            Konektor Antena
a.             Konektor Jenis N, konektor Female untuk anti petir juga bisa
b.            Konektor Jenis SMA, yang dihubungkan ke konektor pada card WLAN atau Radio
6.            Grounding System
Grounding mempunyai 3 jenis, yaitu :
a.             Safety Ground, dipakai untuk melindungi listrik bertegangan tinggi
b.            Lighting Ground, dipakai untuk menyalurkan petir ke tanah
c.             RF Ground, dipakai untuk grounding sinyal RF (radio)
     
                                                      Antenna Sectoral                      Coaxial                    Antena Omni 2.8     Panduan Instalasi Wireless Internet di Lapangan
Peralatan yang harus disiapkan antara lain adalah :
1.            Spectrum analyzer, peralatan ini menjadi sangat penting untuk melakukan evaluasi di lapangan, melihat kodisi pita frekuensi, interfernsi, mengukur sinyal output pemancar, sinyal input penerima dan lainya yang berhubungan dengan frekuensi yang tidak bisa dilihat telanjang mata
2.            Stobe Light, senter dan kaca akan sangat berguna untuk mencek apakah kondisi line of sight telah dipenuhi.
3.            Digital Voltmeter
4.            Ground Resistance Meter, untuk mengukur konduktifitas grounding
5.            Meter pengukur, jika bisa yang penjangnya sekitar 10 meter
6.            Peta topografi ukur 1:50.000 atau yang lebih baik. Alternatif lain yang dapat digunakan adalah hasil perhitungan Path analisys melalui komputer
7.            Handheld GPS atau Kompas
8.            Altimeter atau peralatan untuk mengukur ketingian
9.            RF Singnal levl meter (3 GHz)
10.        Note Book atau PC jika kita menggunakan perangkat Wireless in The Box atau WadeRider yang butuh prose konfigurasi melalui serial Port.
11.        Software utility untuk konfigurassi radionya
12.        Kabel coaxial LMR 400, LMR 600 untuk percobaan
13.        Konektor, tipe N dan pig tail
14.        Barbagai material untuk instalasi, seperti klem besi, kabel ground, selotip biasa, selotip untukWaterproofing yang biasanya disebut butyl, pemotong kabel dan perangkat lainnya.
 2.9    Perangkat WLAN
Secara umum ada beberapa tipe peralatan Wireless LAN, yaitu :
a.             Bertentuk card ethernet, biasanya merupakan gabungan PCMCIA adapter dan card PCMCIA yang sudah diintegrsikan menjadi satu kesatuan
b.            Berbentuk card PCMCIA seperti yang banyak digunakan di laptop  atau notebook
c.             Sudah menjadi satu kesatuan (satu kotak, disebut Wireless in the box), kita tinggal colok ke kabel UTP (LAN), kabel power dan kabel antena            BAB IIIPENUTUP 3.1          Masa Depan Wireless Internet
Sekitar tahun 1992-an Internet Indonesia dibangun berbasis teknologi paket radio kecepatan 1200 bps. Memang sangat perlahan akan tetapi teknologi Internet radio (wireless) telah membuktikan dirinya sebagi alternatif yang tidak dapat dibuat main-main. Tulisan ini memang terkesan teknis, dengan tujuan teman-teman pembaca memperoleh gambaran membangun sendiri jaringan wireless Internet berkecapatan tinggi 2-11 Mbps bukan yang mustahil, akan merupakan hal yang mudah dan jauh lebih baik dari pada infrastruktur telkom yang ada saat ini.
Pada hari ini, teknologi wireless Internet menjadi alternatif yang perlu diperhitungkan oleh operator Telkom dan Indosat. Hari ini Telkom menyewakan saluran 2 Mbps seharga Rp. 10 juta / bulan, padahal dengan menggunakan wireless Internet yang ada di pasaran, kita dapat mengoprasikan saluran berkecepatan 11 Mbps dengan investasi sekitar 20 jutaan dengan biaya izin operasi sekitar Rp. 2 jutaan per tahun. Bahkan pada hari ini semakin banyak warnet diberbagai Kota (Bandung, Medan, Jogja, dll) mulai membangun jaringan antar warnet-nya, menggunakan teknologi-teknologi wireless tersebut. Belum lagi dengan masunya berbagi operator satelit (juga wireless) dalam kancah Internet Indonesia seperti pasific Sattelite Nusantara (PSN), Melesat (Infokom), PalapaNet (Satelindo), TelkomNet Turbo (Telkom) menambah marak infrastruktur Internet wireless di indonesia, yang pada akhirnya memungkinkan kita untuk membangun akses Internet yang murah bagi rakyat Indonesia.
3.2          Saran Pembangunan WaveLAN
Peralatan kunci yang dibutuhkan adalah sebuah Card WaveLAN yang pada hari ini umumnya berbentuk card PCMCIA. Beberapa situs internet yeng memuat banyak informasi tentang WaveLAN ini antara lain adalah http://www.hydra.carleton.cahttp://www.wavelan.comhttp://www.wavelan.net. Untuk menjaga jarak jangkau pencaran WaveLAN tersebut dibutuhkan antena external (yang diletakan di luar gedung). Umumnya untuk jarak-jarak 5-10 km dapat dicapai dengan menggunakan antena external tersebut. Harga antena sekitar US $ 60 – 70-an. Masalah utamanya karena umunya card waveLAN tersebut berdaya rendah sekitar 25mW-an, maka jarak antara card waveLAN dengan antenanya tidak bisa terlalu jauh supaya sinyal tidak hilang di kabel coaxcial yang menghubungkan card waveLAN dengan antena tersebut. Biasanya kabel penghubungnya (berupa coax 50 ohm yang baik), dibatasi kurang dari 10 meter jaraknya. Jadi jangan kaget, jika kita akan melihat komputer (PC) diletakan di atap wrnet-warnet yang saling berhubungan menggunakan media wveLAN ini, karena mau tidak mau PC harus diletakand di atap supaya antara card ke antena dapat di buat seminimal mungkin dibawah 10 meter.
Setelah card waveLAN dan antenanya beres, strategi selanjutnya adalah mencari tahu bagaimana supaya kita bisa menggunakan PC yang banyak dipasaran agar dapat berfungsi sebagai router. Biasanya pada saat kita memberli card waveLAN di sediakan perangkat lunak drive-nya untuk sistem operasi Windows. Pada router ini kita pasangkan 2 (dua) interface jaringan, yang satu berupa card ethernet untuk menyambungkan local area network (LAN) dari Warnet, sekolah atau kantor yang lokcal di gedung.
Ada beberapa dan cukup banyak informasi di Internet yang memungkinkan kita menjalanan PC sebagai gateway / router waveLAN. Dan semuanya ada di dalam dunia maya yaitu Internet.
Penulis yakin bahasa ingris bukan masalah lagi sebagian besar pembaca maka beberapa situs di Internet yamng membawa informasi tentang WaveLAN ini antara lain :
Overview.html yang berisi tutorial dan overview tentang teknologi wireless Internet di Linux
b.            http://www.fasta.fh-dortmund.de/users/andy/wvlan/ Web milik anda yang berisi perangkat lunak driver WaveLAN untuk di Linux untuk kernel Versi 2.3.x
c.             Halaman Web milik Jean Tourrilhes yang berisi tentang Linux dan WirelessLAN padahttp://www.hpl.hp.com/personal/jean_Tourrilhes/Linux/ anda hampir dapat dipastikan menemukan banyak sekali informasi tentang Linux & WaveLAN di sini
d.            Kumpulan driver PCMCIA di Linux yang dikumpulkan oleh David Hind padahttp://www.pcmcia.sourceforge.org/
e.             Informasi yang sangat baik tentang WaveLAN/IEE di Linux oleh Harald Roelle dihttp://www.roelle.com/wvlanPPC/
f.             Web milik Justin Seger yang memlihara WaveLAN/PCMCIA driver dihttp://www.media.mit.edu/~jseger/wavelan.html
Jelas disini bahwa sebetulnya dokumentasi tentang WaveLAN & Linux cukup banyak sekali bahkan kadang kala terlalu banyak sekali. Sehingga agak membingungkan kalau kita sampai tidak bisa melakukan hal tersebut, apalagi dengan trasparansi-nya dan keterbukaanya pengetahuan waveLAN di Internet.
»»  READMORE...