Lumba-lumba tempur Krimea kini akan ditugaskan dalam Angkatan Laut Rusia. Akuarium Negara Sevastopol sedang bersiap melatih mamalia ini untuk program-program baru armada Rusia. Hal ini disampaikan oleh pengurus akuarium pada RIA News.
Sebelumnya, lumba-lumba tempur berhidung botol dan anjing laut berbulu dilatih oleh program Soviet untuk kepentingan Angkatan Laut Ukraina. Militer Ukraina memulai kembali latihan itu jauh setelah runtuhnya Uni Soviet yakni pada 2012. Setelah Krimea masuk ke Federasi Rusia, akuarium dan lumba-lumba menjadi bagian dari Rusia.
“Para insinyur sedang mengembangkan teknologi akuarium mutakhir untuk program baru dalam menggunakan lumba-lumba di bawah air secara lebih efisien,” ujar sumber yang menolak disebut namanya. Ia menjelaskan bahwa lumba-lumba dan anjing laut akan digunakan untuk mencari benda-benda dan peralatan militer yang tenggelam serta mendeteksi pasukan katak.
Penggunaan lumba-lumba pertama untuk keperluan militer dimulai di Amerika Serikat pada 1960. Mamalia ini berpartisipasi dalam Perang Teluk. Di Uni Soviet, pusat penelitian untuk pelatihan lumba-umba tempur dibuka di Pantai Laut Hitam pada 1965. Lumba-lumba tempur terutama digunakan untuk berpatroli di pintu masuk ke pangkalan angkatan laut, mendeteksi penyelam musuh potensial, dan mencari ranjau. Untuk beberapa waktu, lumba-lumba pengebom juga dilatih untuk mengalahkan kapal musuh.
Saat ini, hanya ada dua pusat pelatihan lumba-lumba tempur di dunia yakni yang berbasis di San Diego (Amerika Serikat) dan Sevastopol.
Menurut sebuah sumber, peralatan tempur untuk mamalia tersebut sudah sangat ketinggalan zaman.
“Ahli kami mengembangkan perangkat baru yang mengubah sonar pendeteksi target bawah air lumba-lumba menjadi sinyal monitor operator. Tapi Angkatan Laut Ukraina tidak memiliki dana untuk pengembangan semacam ini sehingga beberapa proyek harus ditutup,” kata pengurus akuarium.
Ia berharap Angkatan Laut Rusia memiliki sarana untuk melanjutkan pelatihan khusus bagi lumba-lumba dan anjing laut tempur.
“Untuk menciptakan lumba-lumba pembunuh atau kamikaze tidak lebih sulit dari melatih seekor anjing dan hasilnya akan hampir sama. Akhirnya militer harus meninggalkan penggunaan lumba-lumba tempur sama seperti mereka telah meninggalkan anjing tempur, unta tempur, gajah tempur dan bahkan kuda kavaleri,” kata komentator RIA Novosti, Sergei Petukhov.
Menurut Petukhov, masalah utama dalam melatih lumba-lumba adalah mengajari mamalia tersebut bagaimana membedakan pihak “kita” dari “mereka”.
“Sangat mungkin mengajari lumba-lumba membedakan kawan dari orang asing jika Anda menandai orang asing dengan label apapun: visual, kimia, akustik, hidro- akustik. Tapi bendera perang pihak asing jelas tidak akan cukup menjadi penanda. Kita harus menandai kawan-kawan kita,” kata Petukhov.
Petukhov menjelaskan, masalah ini baru terpecahkan sebagian. “Mengajari lumba-lumba untuk mengambil benda yang ditandai dengan moncong mereka tentu dapat dilakukan dengan mudah. Tapi mengajari mamalia untuk tidak menyentuh benda-benda yang ditandai, melainkan mengejar semua benda lain tanpa mempedulikan bentuk, ukuran, bau, getaran dan sejenisnya, akan jauh lebih rumit. Kemungkinan kesalahan bisa mencapai tingkat berbahaya,” terang Petukhov
.
No comments:
Post a Comment