Kedigdayaan Su 27 Flanker akhirnya disempurnakan melalui kehadiran varian generasi 4++ nya, Sukhoi SU-35S yang mendapat julukan Super Flanker. Su-35S ini baru saja memasuki masa operasional di Angkatan Udara Rusia namun beberapa Negara sahabat Rusia sudah kepincut untuk segera memilikinya juga. SU-35S bisa dikatakan sebagai Jet Tempur Rusia paling canggih yang sudah Full Operasional, kemunculannya seolah mengisi kekosongan sekaligus penjembatan utama menuju generasi ke 5 yang masih dalam tahap uji coba yakni Sukhoi T-50 PAKFA (Perspektivny Aviatsionny Kompleks Frontovoy Aviatsii/Prospective Airborne Complex of Frontline Aviation).
Di Masa mendatang Sukhoi SU-35S bersama T50 PAKFA bisa menjadi tandem yang menggetarkan kekuatan udara lawan, T50 sendiri direncanakan memasuki masa dinas pada tahun 2016 nanti. Karena merupakan pesawat generasi 4++ tentu saja kemampuam SU-35S secara teknikal berada diatas pesawat generasi 4 seperti Rafale, F18, F16 dsj.
Di Masa mendatang Sukhoi SU-35S bersama T50 PAKFA bisa menjadi tandem yang menggetarkan kekuatan udara lawan, T50 sendiri direncanakan memasuki masa dinas pada tahun 2016 nanti. Karena merupakan pesawat generasi 4++ tentu saja kemampuam SU-35S secara teknikal berada diatas pesawat generasi 4 seperti Rafale, F18, F16 dsj.
Super Flanker juga memiliki keistimewaan lain yakni SU-35S tak mudah untuk di endus radar lawan, meski SU-35S bukan pesawat siluman atau stealth seutuhnya layaknya generasi ke 5 seperti F22 Raptor atau F35 Lightning II. Jangkauan radar milik Super Flanker yang 2 lebih jauh ketimbang pesawat2 generasi 4 atau 4+ memungkinkan SU-35S melakukan aksi First Look-First Shoot-First Kill ,sebelum pilot lawan melihat super flanker, pilot SU-35S bisa lebih dulu menjatuhkan pesawat lawan tersebut.
Di sector mesin milik Su-35S jauh lebih bertenaga, mesin ganda 117S sangat superior dan irit setrum ketimbang Jet tempur lain, F16 misalnya. Berkat mesin yang dirancang NPO Saturn Research and Production Association, Daya Jelajah Super Flanker menjadi luar biasa jauh, bisa jadi menjadi yang terbesar dikelasnya. Sistem Avionik dan persenjataannya pun sudah ditanam dengan teknologi terkini, dibagian cockpit termpang 2 layar besar sebagai HUD utama layaknya generasi 5 T50 PAKFA.
Di sector mesin milik Su-35S jauh lebih bertenaga, mesin ganda 117S sangat superior dan irit setrum ketimbang Jet tempur lain, F16 misalnya. Berkat mesin yang dirancang NPO Saturn Research and Production Association, Daya Jelajah Super Flanker menjadi luar biasa jauh, bisa jadi menjadi yang terbesar dikelasnya. Sistem Avionik dan persenjataannya pun sudah ditanam dengan teknologi terkini, dibagian cockpit termpang 2 layar besar sebagai HUD utama layaknya generasi 5 T50 PAKFA.
Spesifikasi Sukhoi SU-35S Super Flanker :
Awak : 1 Orang
Berat Maks. lepas landas : 34.500 Kg
Kecepatan Maksimum : mach 2,25
Daya Jelajah : 3.600 km
Ketinggian Maksimum : 18 Ribu Meter
Perancang : Tim Desain Sukhoi berdasarkan SU-27
Terbang Perdana : 1988
Produksi Perdana : 1995 (proses produksi kemudian dibekukan pada 1990-an akhir)
Pengembangan : Modernisasi SU-35 menjadi SU-35S ,diproduksi ulang pada 2006
Terbang Perdana SU-35S : 2008
Operator : AU Rusia telah memesan 48 unit hingga 2015
Muatan : Hingga 8 Ton
Senjata : Kanon Internal 30 mm, Misil Udara ke Udara (AAM), Udara ke Permukaan (SAM).
Keunggulan SU-35S :
- Pesawat Multiperan dengan kemampuan maneuver tinggi
- Memiliki Sistem Avionik dan Elektronik paling canggih
- Jangkauan Radar lebih jauh dengan pengenalan multitarget
- Mesin Ganda 117S dengan system Vectoring
- Sulit Diendus Radar (Semi Stealth)
Kelemahan SU-35S :
- Harga beli dan biaya Operasional yang tidak murah
Implikasi kepemilikan SU-35S bagi Indonesia (TNI AU)
Kemunculan sukhoi SU-35S kemungkinan memang telah mendapat perhatian dari Kementrian Pertahanan dan Angkatan Udara, di masa mendatang pembelian SU-35S bakal menjadi sebuah counter-attack bagi 2 negara tetangga Singapura dan Australia yang akan membeli jet tempur generasi ke 5 F35 Lightning II. Di masa sekarang jika salah satu Negara Asia Tenggara berhasil memiliki Super Flanker akan terjadi efek ketidakseimbangan kekuatan udara yang akan makin memanaskan gejolak perlombaan senjata dikawasan (Arm Race). Katakanlah TNI AU sekarang berminat membeli 1 skuadron Su-35S, berita ini otomatis segera menyebar dan menjadi buah bibir bagi kalangan militer di kawasan, terutama Negara tetangga Indonesia, Malaysia-Singapura-Australia. Berita pembelian Su 35S TNI AU bisa jadi efek deterens bagi ketiga Negara tetangga ini sehingga memaksa para petinggi militernya melakukan analisis dan kajian tentang kemampuan TNI AU dengan adanya SU-35S dalam arsenal persenjataanya.
Untuk masa sekarang memang hampir tak mungkin bagi TNI AU untuk mengadakan proyek pembelian SU-35S, Fokus lebih diarahkan para penyelesaian pengadaan Sukhoi SU-27 hingga mencapai 1 skuadron penuh berikut persenjataanya. Jika Proyek Minimum Essential force (MEF) bagi postur pertahanan Indonesia sudah tercapai sepenuhnya, dibarengi dengan kemampuan Ekonomi yang bagus, maka bukan hal yang mustahil bagi TNI AU untuk membeli Sukhoi SU-35S sebagai salah satu Air Supremacy bagi kedaulatan udara Indonesia.
No comments:
Post a Comment