Jakarta ☆ Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) menambah koleksi alat utama sistem persenjataan (alutista).
Sebanyak 18 meriam didatangkan dari Korea Selatan dengan kemampuan lebih unggul dari sebelumnya. "Ada 18 meriam yang baru saja dibeli. Ini terbesar dalam sejarah TNI AD. Meriam dengan kaliber 155 mm," ujar Kepala Staf TNI AD Jenderal Budiman di Mabesad AD, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (6/5/2014).
Meriam berjenis Howitzer KH 179 itu didatangkan sebulan yang lalu. Meriam seberat 5 ton itu buatan pabrikan Hyundai, Korea Selatan.
Meriam ini nantinya akan ditempatkan di tiga daerah di Indonesia yakni di Aceh, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur.
Pembelian meriam seharga US$944 ribu itu, kata Jenderal Budiman, akan ditempatkan di perbatasan guna melengkapi persenjataan yang telah ada.
"Sampai saat ini yang kita punya memiliki jarak lontar 12 km. Meriam baru ini bisa mencapai 30 km. Ini untuk menutup dan untuk menjaga keutuhan negara," tambahnya.
Selain meriam, truk penarik meriam juga ikut diboyong dari Korea Selatan dengan nilai beli US$170 ribu. Harapannya, meriam baru ini bisa menggantikan meriam yang lama. Pasalnya, meriam yang ada sudah kuno.
Sebanyak 18 meriam didatangkan dari Korea Selatan dengan kemampuan lebih unggul dari sebelumnya. "Ada 18 meriam yang baru saja dibeli. Ini terbesar dalam sejarah TNI AD. Meriam dengan kaliber 155 mm," ujar Kepala Staf TNI AD Jenderal Budiman di Mabesad AD, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (6/5/2014).
Meriam berjenis Howitzer KH 179 itu didatangkan sebulan yang lalu. Meriam seberat 5 ton itu buatan pabrikan Hyundai, Korea Selatan.
Meriam ini nantinya akan ditempatkan di tiga daerah di Indonesia yakni di Aceh, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur.
Pembelian meriam seharga US$944 ribu itu, kata Jenderal Budiman, akan ditempatkan di perbatasan guna melengkapi persenjataan yang telah ada.
"Sampai saat ini yang kita punya memiliki jarak lontar 12 km. Meriam baru ini bisa mencapai 30 km. Ini untuk menutup dan untuk menjaga keutuhan negara," tambahnya.
Selain meriam, truk penarik meriam juga ikut diboyong dari Korea Selatan dengan nilai beli US$170 ribu. Harapannya, meriam baru ini bisa menggantikan meriam yang lama. Pasalnya, meriam yang ada sudah kuno.
No comments:
Post a Comment