Seorang anggota Provos TNI AL melintas di dekat kapal selam KRI Cakra 401 yang berlabuh di Pangkalan TNI-AL (Lanal) di Watusampu, Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (12/5) dalam rangka mengisi bahan bakar dan perbekalan. Lanal Palu oleh TNI-AL akan dikembangan menjadi salah satu pangkalan kapal selam untuk memperkuat basis pertahanan laut di wilayah Tengah dan Timur Indonesia. (Foto: ANTARA/Basri Marzuki/ss/pd/13)
6 Juli 2013, Jakarta: TNI AL berjuang menjadi tentara kelas dunia yang telah dicanangkan sejak Januari 2013. Untuk bisa ke arah sana, TNI AL melaksanakan inward looking dan outward looking. Upaya itu meliputi peningkatan kemampuan sumber daya manusia melalui pendidikan umum dan militer di dalam dan luar negeri serta penugasan melalui tour of duty.
"Selain itu, kami melaksanakan pembangunan kekuatan berbasis kemampuan yang mampu menangkal dan menindak setiap ancaman militer dari luar maupun dari dalam negeri," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal), Laksma Untung Suropati, seusai Lomba Menembak antarwartawan, di Mabes TNI AL, Jakarta, Jumat (5/7). Dari sisi outward looking, kata Untung, TNI terus menganalisis secara mendalam terhadap perkembangan lingkungan strategis, khususnya di kawasan Asia Pasifik.
TNI juga melakukan langkah-langkah antisipatif untuk menghadapi setiap bentuk ancaman faktual maupun potensial Upaya menjadi kelas dunia ini termasuk pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) baru yang dicanangkan sejak 2010–2014.
Alutsista baru itu terdapat 39 kapal perang, di antaranya 2 kapal selam, 2 kapal perusak kawal rudal (PKR), 16 kapal cepat rudal (KCR), dan 8 kapal patroli cepat (PC). Untuk pengadaan kendaraan tempur (Ranpur) Marinir sebanyak 84 unit terdiri dari 49 tank BMF-3F, 14 pansam BTR-80A, 5 BVP-2, dan 16 RM-70 Call-22 serta sejumlah persenjataan lainnya.
Sumber: Koran Jakarta
No comments:
Post a Comment