Proyek pembangunan pesawat tempur canggih generasi 4,5 antara Indonesia dan Korea Selatan, Korean Fighter eXperiment (KFX) atau Indonesian Fighter eXperiment (IFX), dibatalkan secara sepihak oleh Korsel. Akibatnya, Indonesia menderita kerugian sekitar Rp1,6 triliun. Proyek ini sebelumnya memang mengundang sejumlah keraguan dari berbagai pihak.
"Kami (Komisi I DPR) sudah mendapatkan informasi, dalam beberapa hari belakangan ini. Pemerintah Korea Selatan sudah membatalkan secara sepihak perjanjian pembuatan pesawat tempur KFX," ujar Wakil Ketua Komisi Pertahanan DPR TB Hasanuddin, di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Jumat, 1 Maret 2013. Nilai kerugian Rp 1,6 triliun, menurut dia adalah nilai investasi Indonesia selama proyek bersama itu berlangsung.
Menurut politikus PDI Perjuangan ini, proyek KFX yang sempat dibangga-banggakan itu tak pernah secara jelas dilaporkan pemerintah ke DPR. DPR hanya mendapat laporan dari pernyataan Kementerian Pertahanan yang dikutip media massa.
"Namun, kini proyek Indonesia-Korea Selatan, Korean Fighter eXperiment, yang dibangga-banggakan itu ternyata sudah dihentikan secara sepihak oleh pemerintah Korsel," ujar TB Hasanuddin.
Pemerintah juga tidak pernah mengajukan anggaran secara resmi untuk Proyek KFX itu ke DPR. "Sedangkan, laporan anggaran yang diterima oleh DPR berbeda, (hanya disebut) untuk kebutuhan penelitian dan pengembangan, Kemenhan mengeluarkan uang Rp 1,6 triliun," papar Hasanuddin. Selain itu, sebut dia, sudah ada sekitar 30 orang dari PT Dirgantara Indonesia yang dikirim ke Korsel untuk ikut mendesain pesawat KFX.
Karena itu,
Komisi I DPR akan segera memanggil Panglima TNI dan Menteri Pertahanan untuk menjelaskan secara detail persoalan proyek KFX tersebut. "Kerugian ini tanggung jawab Menteri Pertahanan. DPR tidak bertanggung jawab atas hal ini karena kami tidak pernah menerima laporan yang jelas tentang proyek ini," katanya.
TB Hasanuddin juga menyebutkan pembatalan proyek KFX oleh pihak Korea Selatan itu diduga (terkait) karena masa pemerintahan Presiden SBY yang akan berakhir pada 2014.
Tampaknya ini bukan alasan yang tepat, karena siapapun presiden RI atau bagaimanapun situasi politik RI, Korsel kapan pun bisa membatalkan proyek ini-
Kerja sama Indonesia-Korea Selatan untuk membangun pesawat supercanggih, yang dianggap jauh lebih canggih dari pesawat tempur F-16, yang dicanangkan sejak 2001. Proyek itu dibiayai secara bersama oleh Indonesia dan Korea Selatan, dengan pihak Indonesia diwajibkan menyetor sekitar 20% dari total US$8 miliar yang dibutuhkan.
Seorang Pejabat Kementerian Pertahanan Indonesia pernah menyatakan bahwa Pemerintah sudah menganggarkan Rp 1,35 triliun untuk keperluan proyek itu. Harapannya tahun ini akan ada lima prototipe KFX/IFX yang sudah selesai.
Pesawat Tempur Generasi 4,5
Pesawat tempur generasi 4,5 yang akan dibangun melalui kerja sama Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan ini nama resminya adalah KFX/IFX(Korean-Indonesian Fighter Xperimental) Boramae. Kesepakatan ditandatangani pada 15 Juli 2010 di Seoul, Korea Selatan.
KFX/IFX sebenarnya merupakan proyek lama dari Republic of Korea Air Force (ROKAF), yang baru bisa direalisasikan saat itu. Proyek ini digagas Presiden Korea, Kim Dae Jung, pada bulan Maret 2001 untuk menggantikan pesawat-pesawat mereka yang sudah lebih tua.
Situasi politik semenanjung Korea dan perkembangan teknologi pesawat tempur di Asia Timur, diperkirakan menjadi pengganjal proyek KFX/IFX ini.
Bagi Indonesia, proyek KFX/IFX dinyatakan sebagai bagian dari program untuk memenuhi kebutuhan minimal peralatan tempur TNI.
Dari kerja sama ini, Indonesia berharap dapat memiliki 50 unit IFX pada 2020.
Sudah Mengundang Keraguan dari Banyak Pihak
Menurut TB Hasanuddin, sebelumnya memang sudah ada berbagai keraguan yang muncul di kalangan analis militer, hubungan internasional, dan industri senjata atas proyek itu.
Pertama, jika Indonesia membuat pesawat supercanggih dengan Korsel, ini akan memperburuk politik luar negeri Indonesia. Ini terkait dengan Pyongyang. Jika diteruskan, seakan ada keberpihakan Indonesia untuk membuat senjata penghancur Korut.
Kedua, teknologi KFX/IFX itu ujung-ujungnya adalah teknologi dari Amerika Serikat, yang menimbulkan keraguan
1 comment:
Selanjutnya hubungan dg korea selatan hrs ditijau kembali dg batalnya pembuatan pesawat IFX, kalau bisa dirombak total kerjasama bisnis dg korea dan kita hrs selektif bekerja sama dg negara lain.
Slamat ......intropeksi diri
Post a Comment