JAKARTA–Indonesia berupaya mempersempit defisit neraca perdagangan dengan Rusia dengan mengajak industri di Negeri Beruang Merah melakukan investasi bersama di bidang industri militer di Tanah Air.
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan industri militer di Rusia dapat melakukan kerja sama investasi (joint investment) dengan PT Dirgantara Indonesia (PT DI), dan PT Pindad, mendirikan pabrik di Tanah Air.
Dengan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi, impor dari Rusia dapat ditekan sehingga neraca perdagangan kedua negara akan seimbang.
Total perdagangan RI-Rusia pada 2012 US$3,37 miliar, dengan defisit di sisi Indonesia US$1,64 miliar. Pada Januari-Februari 2013, Indonesia mengalami defisit US$451,91 juta dari total perdagangan US$741,51 juta.
Defisit itu terjadi karena Indonesia lebih banyak mengimpor barang modal dari Rusia, seperti perlengkapan militer, mesin, alat berat, dan petrokimia.
“Jangan sampai kita hanya membeli, tapi bagaimana bisa bekerja sama dengan PT DI dan PT Pindad kita,” katanya saat menerima kunjungan Presiden Tatarstan Rustam Nuegalievich Minnikhanov, Kamis (2/5/2013).
Tatarstan merupakan negara bagian Federasi Rusia dengan industrialisasi dan produksi hasil industri mencakup 45% dari total produk domestik regional bruto (PDRB) US$45 miliar pada 2011.
Menjadi negara federal terbesar ketiga di Rusia, Tatarstan merupakan sentra industri petrokimia, perakitan mesin, kendaraan berat dan penerbangan. Sejumlah produk terkenal diproduksi di negara bagian itu, seperti pesawat komersil tipe Tu-214 dan truk Kamaz. (mfm)
sumber : bisnis
No comments:
Post a Comment