“…dunia (termasuk Indonesia) sedang menghadapi suatu phenomena (trend) baru berupa ancaman atau tindak kekerasan yang menimbulkan korban jiwa massal dan kerusakan luar biasa yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan politik……..”
(Kebijakan dan Strategi Nasional PemberantasanTerorisme)
Fakta bahwa Negara kita telah mengalami beberapa kali aksi terrorisme berupa peledakan bom dengan menggunakan bahan peledak konvensional atau bahan kimia yang bersifat dual use telah menimbulkan korban jiwa dan materiil yang tidak sediki. Disamping itu berbagai penangkapan dan penyitaan terhadap kepemilikan bahan peledak secara tidak sah yang berlangsung sampai saat ini, hal ini mengindikasikan bahwa Negara kita masih rentan terhadap aksi-aksi terrorisme.
Dengan pesatnya perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dalam bidang Nuklir Biologi dan Kimia (Nubika) di dukung dengan kemajuan alat transportasi dan komunikasi informasi dewasa ini, penguasaan dan penggunaan bahan dan Iptek Nubika untuk kepentingan kesejahteraan manusia di satu sisi telah meningkat dan tersebar dengan pesatnya diseluruh bagian dunia, namun di sisi lain dapat juga merupakan ancaman.
Bahan dan Iptek Nubika untuk kesejahteraan manusia telah diterapkan dalam berbagai macam industri untuk memenuhi kebutuhan energi, pangan, sandang, perumahan, kesehatan dan lain-lain. Sedangkan Iptek dan bahan Nubika bisa menjadi ancaman bila penanganannya tidak benar (tidak sesuai prosedur) atau disalahgunakan oleh organisasi atau kelompok baik langsung maupun tidak langsung menyebarkan bahan–bahan beraspek Nubika untuk pencapaian maksud-maksud tertentu.
Aksi teror yang melibatkan bahan Nuklir, Biologi dan Kimia (Terror Nubika) sendiri dapat didefinisikan sebagai penggunaan/ ancaman secara sengaja baik secara lansung maupun tidak langsung yang bertujuan tersebarnya bahan radioaktif, bahan kimia beracun (Agensia kimia), dan atau bahan biologi (Agensia Biologi) seperti virus, bakteri, jamur atau racun (toxin) untuk mengakibatkan kematian atau penyakit pada manusia, hewan atau tumbuhan guna pencapaian tujuan-tujuan tertentu.
Terkait dengan hal tersebut diatas, tulisan ini mencoba untuk membahas seberapa nyata kemungkinan aksi teror Nubika di Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan akan bentuk ancaman teror ini. Tulisan ini akan diawali dengan gambaran umum bahaya Nubika, perkembangan teror Nubika dan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan terror Nubika. Dilanjutkan dengan penilaian kemungkinan ancaman teror Nubika di Indonesia.
GAMBARAN UMUM ANCAMAN BAHAYA NUBIKA
Ancaman dan Bahaya Nubika umumnya berasal dari penggunaan senjata NUBIKA, penggunaaan bahan nuklir/radioaktif, agensia biologi dan agensia kimia, baik di instalasi maupun dalam pengangkutan serta akibat bencana alam beraspek nubika. Bahaya Nubika tersebut dapat mengancam keselamatan manusia dan lingkungan hidup, termasuk hewan dan tumbuh-tumbuhan. Tinggi rendahnya dampak yang ditimbulkan, baik secara langsung atau tidak langsung, dari kejadian yang beraspek Nubika tergantung pada jenis dan jumlah bahan nubika yang terlepas ke lingkungan.
BAHAYA NUKLIR
Sumber atau potensi ancaman dan bahaya Nuklir umumnya berasal dari ledakan senjata nuklir atau lepasan bahan radioktif yang digunakan untuk maksud-maksud damai. Senjata nuklir memiliki kekuatan yang besar dan destruktif. Akibat serangan senjata nuklir yang berupa ledakan bom nuklir bagi manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian :
Gelombang Tekan, Radiasi Panas dan Elektromagnetik.
Gelombang Tekan. Efek gelombang tekan mengakibatkan jatuhnya korbansecara massal dan menyebabkan kerusakan yang luar biasa pada objek-objek sasaran.
Hal ini dikarenakan tekanan gelombang udara yang sangat besar dapat menyebabkan benda-benda yang berterbangan yang dapat melukai atau mematikan dan menghancurkan berbagai fasilitas atau gedung. Kerusakan fatal pada alat tubuh akibat gelombang tekan ini, seperti emboli udara pada pembuluh darah, pendarahan pada paru-paru, patah tulang, perdarahan pada rongga perut, dan luka-luka akibat terlempar.
Radiasi Panas. Efek radiasi panas dan kilatan cahaya dari titik ledak, dengan kecepatan yang sangat tinggi akan melanda daerah yang luas. Efek ini dapat menimbulkan kehancuran karena kebakaran terhadap materi apa saja di sekitar titik ledak. Akibat lain dari efek ini ialah timbulnya debu radioaktif yang meliputi daerah yang luas.
Gelombang Elektromagnetik. Efek gelombang elektromagnetik umumnya akan merusak sistem kerja alat-alat elektronik yang berada diatas permukaan disekitar daerah yang berdekatan dengan lokasi titik ledak nuklir.
Radiasi Nuklir.
Efek radiasi nuklir umumnya berasal dari pancaran radiasi suatu bahan radiokatif, baik dalam bentuk radiasi sinar alpha, beta, gamma atau neutron. Sinar gamma dan neutron amat berbahaya dan merusak jaringan sel pada makhluk hidup. Radiasi ini dapat berasal dari debu radioaktif sisa ledakan senjata nuklir maupun bahan radioktif yang terlepas ke lingkungan akibat kecelakaan suatu reaktor nuklir, fasilitas/industri pengguna bahan nuklir/radioaktif, serta kecelakaan dalam pengangkutan.
Contoh nyata akibat ledakan senjata nuklir, seperti ledakan bom nuklir di Hiroshima (little boy) berkekuatan 16.000 ton TNT dan di Nagasaki (fat man) berkekuatan 21.000 ton TNT yang menewaskan 140.000 orang tahun 1945.
Contoh kecelakaan nuklir yang mengakibatkan terlepasnya bahan radioaktif seperti; kecelakaan Chernobyl, dikenal dengan sebutan“Bencana Chernobyl. Kecelakaan nuklir ini merupakan yangterburuk sepanjang sejarah.
Akibat kecelakaan nuklir ini sebanyak 31orang meninggal langsung ditempat, dan banyak lagikorban yang menderitabaik berat maupun ringan akibat terkena radiasi nuklir, seperti janin bayi yang sedang dikandung oleh ibu hamil yang telah terpapar bahan radioaktif berasal dari reaktor Chernobil dalam jumlah terbatas telah dapat menimbulkan penyakit kanker ataupun mutasi negatif pada gen manusia. Disamping itu aktivitas penduduk yang bertani dan industri padaradius 30 km harus dihentikan dan dilakukan tindakan pengevakuasianterhadap 135.000 orang dikarenakan tingkat bahaya radiasi yang dilepaskan oleh ledakan itu sangat tinggi diatas ambang normal yang dapat diterima tubuh manusia, lebih kurang 100 kali lebih besar daripada bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki.
Pada saat ini, dua puluh tiga tahun sejak kecelakaan yang menewaskan 31 orang dan membuat 135 ribu lainnya mengungsi itu sudah lewat, berjalan efek dari radiasi yang ditimbulkan pada daerah yang terkontaminasi masih sangat dirasakan masyarakat disekitarnya.
Disamping itu beberapa insiden radioaktif yang berasal dari lepasan sumber radioaktif yang digunakan untuk maksud-maksud damai, dengan akibat yang lebih kecil dari kasus Chernobyl telah beberapa kali terjadi, seperti di Meksiko, Georgia, Turki, Rusia, Thailand.
No comments:
Post a Comment