Dalam rangka mencapai modernisasi peralatan dan kekuatan pokok minimum (MEF) alutsista, TNI Angkatan Udara akan mengejar target untuk melengkapi jet tempur jenis Sukhoi di Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin sebanyak 16 unit pada tahun ini.
"Sesuai dengan perencanaan semestinya tahun 2014, akan tetapi khusus skadron 11 yang alutsistanya pesawat tempur Sukhoi kita akan dorong di tahun 2013 sudah lengkap. Jadi kesimpulan persiapan bahwa di dalam 2014 ini kita akan lengkap skadron 16 unit dan sudah mengudara semua," ujar Wakil Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin, saat meninjau Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis, 18 April 2013.
Dijelaskan Wamenhan, dengan datangnya 2 unit jet tempur Sukhoi jenis Su-30 MK2 pada bulan Februari lalu, saat ini TNI AU sudah memiliki 12 unit jet tempur yang terdiri dari Sukhoi tipe Su-27 SKM dan Su-30 MK2 buatan pabrikan pesawat terbang Rusia, Konsomolsk-Na Amure Aircraft Production Associattion (KNAPO). Sisanya masih menunggu kedatangan 4 unit pesawat dari 6 unit yang terakhir di pesan oleh Indonesia dari Rusia. Diharapkan, sisanya bisa kembali datang pada bulan Juni 2013, sehingga Skadron 11 ini sudah dilengkapi dengan 16 unit Sukhoi.
Wamenhan mengatakan, perjalanan modernisasi alutsista TNI AU sudah on the track, tinggal sekarang akan mengejar jadwalnya. Tentunya perencanaan ini harus didukung dengan administrasi keuangan dari negara. Kemhan memiliki tugas untuk menuntaskan sampai dengan perjalanan Kabinet Indonesia Bersatu selesai pada tahun 2014 maka organisasi peralatan militer juga harus selesai karena itu bagian dari pertanggungjawaban pemerintah.
Lebih lanjut Wamenhan menjelaskan rencana kelengkapan unit pesawat di Skadron 11 ini juga harus sejalan dengan adanya dukungan konstruksi sistem yang bisa meng-cover seluruh pesawat. Selain itu juga dengan adanya keperluan fasilitas mesin simulator untuk bisa melatih efisiensi dan juga bisa melatih tekhnis non taktis dari para pilot penerbang tempur. Sehingga nantinya tidak perlu lagi mengirimkan pilot penerbang tempur keluar negeri untuk melatih skill teknis mereka.
"Alat simulator itu harus ada di pangkalan ini, itu akan kita jadikan paket bahwa kita punya satu skadron harus ada simulator agar bisa mengimbangi latihan penerbang," jelas Wamenhan.
Disampaikan Wamenhan, mengenai pengadaan unit latih simulator ini akan direncanakan di tahun 2014. Tetapi jika simulator ini belum sampai, untuk sementara waktu para pilot penerbang akan di kirimkan ke negara yang memiliki fasilitas simulator salah satunya negara China karena sudah merupakan bagian dari kerjasama pertahanan Indonesia dengan Tiongkok.
Transfer Teknologi Sukhoi
Ketika menanggapi soal alih teknologi (transfer teknologi) jet tempur Sukhoi dengan pihak Rusia, Wamenhan mengatakan untuk sementara waktu di dalam rencana strategis belum sampai mengalihkan teknologi untuk membuat pesawat. Dengan arti lain targetnya baru sampai alih teknologi maintenance facility center (pusat fasilitas pemeliharaan).
"Untuk alih teknologi pesawat itu tidak mudah jadi sementara kita dengan pihak Rusia akan membangunJoint Facilities Center. Karena di dalam satu skadron harus dipenuhi untuk fasilitas tersebut supaya tidak mengirimkan kembali ke luar negeri," kata Wamenhan.
Pada saat meninjau Skadron 11 Wamenhan juga mengingatkan untuk selalu bersama-sama memperhatikan di dalam menggunakan anggaran pertahanan. Seiring dengan hal itu, faktor ketertiban dan akuntabilitas menjadi sangat penting untuk menghindari kekhawatiran akan terjadinya keborosan dan kebocoran di dalam penggunaan anggaran pertahanan.
"Perlu sama-sama kita perhatikan juga adalah tertib di dalam penggunaan anggaran pertahanan, jadi semua berpikir akuntabel dan tidak salah didalam penggunaan anggaran pertahanan karena sangat ketat dibandingkan dengan sasarannya. Jika kita tidak tertib didalam penggunanannya itu dikhawatirkan akan terjadi istilah 'BOBO' atau Boros dan bocor. Dan itulah komitmen kita untuk mengerjakannya untuk mencegah keborosan dan kebocoran tersebut," tegas Wamenhan.
Kunjungan Wamenhan ke Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin kali ini dalam rangkaHigh Level Committee (HLC) untuk mengendalikan dan mengawasi perkembangan dari persiapan modernisasi peralatan Alutsista TNI untuk pencapaian 2014.
Saat meninjau Skadron Sukhoi Wamenhan didampingi oleh Komandan Lanud (Pangkalan TNI AU) Sultan Hasanuddin Marsekal Pertama TNI Barhim, dan Komandan Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin Letkol Pnb (Penerbang) Dedy S Salam.
No comments:
Post a Comment